Tuesday 15 May 2012

“Virus” Menular ala Van Houten dan Veenhoven



Creativity is contagious, pass it on”—Albert Einstein
Betul. Kreativitas memang menular, setidaknya itulah yang terus ditularkan Van Houten dan Veenhoven. Keduanya lahir dan besar di Belanda, yang satu dikenal dengan sebutan “bapak pemilik pabrik cokelat yang legendaris” dan satunya lagi dikenal sebagai “bapak pemilik riset kebahagiaan”. Meski lahir pada masa yang berbeda, namun saya rasa keduanya memiliki kontribusi besar dalam melahirkan negara yang berbahagia. Ya, keduanya kreatif dalam menciptakan kebahagiaan.

i choose happiness


Pada April 2012, PBB menerbitkan World Happiness Report. Dari laporan tersebut, Belanda menempati posisi keempat dari sepuluh daftar negara paling bahagia di dunia. Saya kemudian bertanya pada seorang teman yang asli Belanda, Marjolein van Meggelen (23), “apa sih yang membuat kalian (bangsa Belanda) bahagia?”
Marjolein menjawab, “kami bahagia karena kami memiliki banyak ide. Ini mungkin alasan mengapa masyarakat yang bahagia juga merupakan negara yang kreatif. Kami sering kali melakukan aktivitas kreatif untuk menciptakan kebahagiaan.” 


Itu dia kata kuncinya! Kreativitas dan kebahagiaan itu memang diciptakan. Para pemikir hebat telah lama menunjukkan hubungan antara kreativitas dan kebahagiaan. Immanuel Kant menyatakan, kebahagiaan bukanlah cita-cita nalar, melainkan imajinasi. Artinya, kita menciptakan kebahagiaan itu, dan langkah pertama untuk mencipta sesuatu adalah membayangkannya. 

Seperti kebahagiaan yang telah diciptakan Coenraad Johannes Van Houten sejak berabad-abad lalu. Mudah sekali untuk mengenal Van Houten, seduh cocoa bubuk, hirup aromanya, lalu rasakan karyanya. Itulah salah satu rumus bahagia milik Van Houten. Kita bisa mempraktikannya sambil nongkrong di café bareng teman atau saat me time di rumah, sesederhana itu.  


a cup of happiness

Kamu mungkin setuju, cara terbaik menenangkan diri adalah dengan mengonsumsi cokelat, dalam bentuk apa pun. Ini bukan kebetulan, berdasarkan riset Kraft Food, biji cokelat memang mengandung zat kimia yang disebut Phenylethylamine, zat inilah yang ternyata bisa membuat penikmatnya menjadi bahagia. Kini menyeduh cokelat bukan lagi sekedar kebutuhan, tapi beralih menjadi gaya hidup. Sampai 2006, cokelat Van Houten sudah tersebar hingga ke 40 negara di dunia. Bayangkan, ada berapa juta orang yang berbahagia setiap harinya?

Virus lainnya juga tengah ditularkan Ruut Veenhoven, seorang professor berlatarbelakang sosiologi dan psikologi yang mengabdikan masa hidupnya untuk meneliti tentang kebahagiaan. Dia lebih dikenal dengan sebutan “bapak riset kebahagiaan”. Berkat kreativitasnya, kebahagiaan kini bukanlah sesuatu yang abstrak, kebahagiaan kini bisa diukur dengan angka. 

Ruut Veenhoven
Bahkan, seperti yang diungkapkan Eric Weiner, penulis buku The Geography of Bliss, Veenhoven telah berhasil mengangkat “kebahagiaan” menjadi suatu kajian studi. Kajian tersebut bisa dipelajari di Erasmus University Rotterdam, tempat dimana Veenhoven mengelola World Database of Happiness (WDH) miliknya. Ini lebih menarik lagi, melalui WDH kita bisa melihat “identitas kebahagiaan” setiap negara dan apa saja yang membuatnya tidak bahagia. Jika Van Houten mengekspor cokelatnya untuk menebar kebahagiaan, lain halnya dengan Veenhoven. Pria yang kini terdaftar sebagai an extraordinary professor di North-West University Afrika Selatan ini setiap tahunnya menggelar Konferensi Kebahagiaan dan membuat sejumlah jurnal berjudul Journal of Happiness Studies.

Mengutip kalimat milik Cecil B. Demille, “creativity is a drug, I cannot live without”, cocok untuk menggambarkan kedua sosok asal negeri kincir angin tersebut. Karena melalui kreativitas mereka, bahagia itu diciptakan (dan ditularkan). Pass it on! :)


Sumber:
The Geographiy of Bliss by Eric Weiner


No comments:

Post a Comment