Tuesday 15 November 2011

habisi saja saya


setidaknya
apa lagi yang harus saya harap dari pagi yang kosong
dan kekesalan yang tidak juga mencair
pertanda buruk macam apa ini
sendiri
memang selalu lebih baik
ketika orang-orang tidak bisa mengangguk
sendiri
memang selalu jadi jalan keluar
saat diri berontak dari yang mereka harapkan
saya tak pernah terlambat
untuk mengasingkan diri
sekali pun dalam kerumunan
saya cukup menangis
dalam malam yang mereka sebut siang
dan pagi yang mereka harap malam
habisi saya
--babak belur dalam lamunan

Bandung, November 2011

Thursday 10 November 2011

a lil' dream called future

st.genevieve--missouri, usa, July 2010

how could i face the future when i open my door
and find that my wings isn't already to fly?


st.genevieve--missouri, usa, July 2010

and how could i know that somewhere--in other part of the world,
someone is waiting for me to make the (real) future?


oh, i wanna know it by doing what i want,
through what i feel,
and what i'm looking for,
a life goes by
a dream won't stop
and the future come closer
whispering, "may You pick me up?"


Bandung, November 2011

Wednesday 9 November 2011

saya (sendiri) saja



berjalan
ketika tidak ada satu pun orang yang mengenal
pasti menyenangkan
berperan jadi siapa pun
apa pun
tak ada yang peduli siapa (saya)
pernah apa (saya)
dan lanjutan dari kata "saya adalah.."
silahkan isi titik-titik itu semau (saya)
adakah yang seperti itu?
ketika perangkat diri bukan masalah yang membebani
dan aksesoris luar hanya imajinasi seketika itu juga
tak ada pertimbangan
tak ada pertemanan yang kompleks
saya sendiri saja,
sebatas bertegur sapa, tak ada kepentingan
percayalah, terkadang kita perlukan itu


Bandung, November 2011

Tuesday 8 November 2011

time to go



i have my own way, it's time for me to go..

“You have brains in your head. You have feet in your shoes. You can steer yourself in any direction you choose. You’re on your own. And you know what you know. You are the guy who’ll decide where to go."----Dr.Seuss

Bandung, July 2010

so close


kaohsiung--taiwan, July 2011

so close
so far, we're so close
so close, and still so far
so far


Bandung, November 2011

Monday 7 November 2011

tunggu saya di kota itu

Hamburg, 30 Oktober 2011---Bandung, 5 November 2011


lampu kecil bersandar pada cahaya
penunjuk arah berputar, mencari langkah terakhirmu
jarak mematikan senyum
postcard mu datang
menghitung jarak dari kota itu
belasan jam membisu kata
menunggu tumpah saat sampai
puluhan negara, dua benua, terangkum
postcard mu tiba
saya melonjak
saluran modern yang orang bilang?
ah, itu tumpul
tak ada ekspresi atau rasa
postcard mu bicara
meski tak ada pesannya sekali pun
postcard mu tertawa
melihat saya yang girang tak terhingga

tunggu saya di kota itu
lantas saya menyisip dalam postcard mu


Bandung, November 2011

Sunday 6 November 2011

isi puisi #9

kota di seberang pantai
ada kotak cerita yang saya tinggal
berjanji untuk kembali
sampai jarak tak punya arti
kota itu memanggil saya
merindu pijak yang saya hentak
ketika mimpi tak hilang kontak
kota di seberang pantai
adakah saya dalam doamu
mengharap raga untuk bertemu
sampai titik itu mewujud
kota
di seberang
pantai
saya rindu

Bandung, November 2011


isi puisi #8

hujan ini isyarat
menutupi kepala saya dengan hangat
memanjakan ide untuk bersajak
kenapa yang lain bilang ini dingin
saya senang hujan sore
tak pernah buat saya menggigil
justru membuat kata mengalir
setiap air yang jatuh membawa pesan dari Mu
ada teriak, kadang berbisik
sayalah pendengar hujan
lantas melantunkannya lewat gerimis besok pagi
pasti


Bandung, November 2011


Friday 4 November 2011

isi puisi #7

pantai itu, kamu
tertindih ombak dan pasir yang kegirangan
sayang, laut belum bersahut
menanti ombak yang siap memeluk
saya tak sanggup
memanggil kamu yang belum takluk
saya tersenyum, mencium pasir
mana buih yang kamu janjikan
saya sudah menunggu sepenggal rembulan
sampai laut pasang
oh, kamu biarkan saya usang
bersama pantai yang masih saya kira kamu

Bandung, November 2011

isi puisi #6

pelangi itu memudar
kehabisan tinta gadis penggambar
daun saja tidak cukup hijau untuk mengisinya
butir tanah pun tak terlalu gelap mengusap auranya
saya butuh gradasi
dan banyu membiru
lantas saya menari
melukis sambil berbisik
membangunkan jingga yang pulas tertidur
sayalah matahari
akan saya buat pelangi menari
hilangkan malam di balik gembala
cukupkan saja sampai di sana
setidaknya dia sudah berwarna

Bandung, November 2011