Thursday 9 June 2011

peta hijau persampahan kota Bandung

"Tempatkanlah sampah, bukan buanglah sampah"

Kalimat di ataslah yang ingin Greeneration Indonesia (GI) tularkan pada masyarakat, yakni mindset tentang bagaimana menempatkan sampah, bukan bagaimana membuang sampah. Kata “menempatkan” dan “membuang” bisa jadi menimbulkan perubahan yang besar bagi masyarakat dalam memperlakukan barang yang kita sebut sebagai sampah. Berbekal semangat itulah kemudian mereka berkumpul dengan komunitas lingkungan lainnya dalam Forum Hijau Bandung (FHB), dan menggagas lahirnya Peta Hijau Persampahan (PHP) Kota Bandung.


Jika selama ini Anda hanya terbiasa membaca peta geografi dan lokasi, nampaknya Anda harus mulai terbiasa membaca peta tematik yang satu ini. Ya, selain menambah pengetahuan tentang lingkungan, peta ini juga bisa membantu Anda untuk berkontribusi dalam menyelamatkan lingkungan dan bumi. Koordinator program, M. Bijaksana Junerosano atau lebih akrab disapa Sano ini memaparkan, PHP ini merupakan salah satu opsi solusi bagi masalah persampahan di Kota Bandung.

“Selain memberikan informasi ilmu dan teknologi, tujuan peta hijau ini juga agar masyarakat dapat memisahkan sampah sesuai jenisnya dan bisa mengelola sampah di rumah masing-masing,” ungkap Sano saat ditemui di sela-sela aktivitasnya di kantor GI, Jalan Kanayakan, Kota Bandung.


PHP Kota Bandung ini berisi peta geografis yang dilengkapi dengan 8 simbol bermakna khas di bidang lingkungan dan persampahan di Kota Bandung. Dari simbol tersebut Anda bisa mengetahui tempat tukar-menukar barang bekas, tempat yang memproduksi produk berwawasan lingkungan, tempat mendaurulang, tempat pengomposan sampah, lokasi sekolah hijau, organisasi lingkungan, dan lokasi tempat pengolahan sampah terpadu atau TPST. Bahkan, jika Anda ingin bertanya seputar informasi, ilmu dan teknologi di bidang lingkungan, Anda bisa cari tahu lokasinya dari peta hijau ini.

“Semuanya tersebar di 30 kecamatan di Kota Bandung. Dan berdasarkan catatan terakhir, terdapat hampir sekitar 300 titik ke-8 simbol tersebut,” terang Sano.

Pesan utama yang ingin disampaikan dari peta ini adalah ingin mengajak masyarakat untuk perlahan-lahan mengubah pola pengelolaan sampah. Nah, dari peta inilah, kita bisa mendapatkan panduan mudah mengelola sampah di rumah, seperti membuat dan mempraktekan lubang resapan biopori dan keranjang takakura.
Rencananya mereka akan membuat 6 Seri PHP Kota Bandung. Namun, sementara ini baru seri pertama saja yang sudah bisa diperoleh dan disebarkan pada masyarakat.

“Lima seri lainnya akan kami luncurkan dan persembahkan untuk Kota Bandung pada 22 April mendatang. Tepat saat hari Bumi,” lanjutnya.


Untuk membuat peta ini, tim FHB dkk menghabiskan waktu selama 7 bulan survey ke beberapa kecamatan di Kota Bandung. Setelah di launch pada 22 Februari lalu, sebanyak 1000 eksemplar PHP Seri 1 kini sudah tersebar di masyarakat, pemerintah, rekan-rekan media, dan sejumlah LSM di Kota Bandung. Menurut Sano, seri pertama ini bisa dikatakan sebagai survey karena dari seri inilah mereka bisa mengetahui seberapa besar antusias masyarakat terhadap kehadiran peta hijau.

Antusias itu juga dirasakan Gama Vianur, mahasiswa Unpad yang sudah mempunyai peta hijau, Dia mengaku sangat mendukung adanya PHP ini. “Peta hijau ini sangat membantu kita dalam menempatkan sampah. Selain sangat informatif, peta ini juga sangat handy, mudah dibawa dan kemasannya menarik,” ujar Gama.

Ke depannya, selain akan melengkapi kelima seri lainnya, Greeneration Indonesia juga akan mengaplikasikan peta hijau-peta hijau persampahan bagi kota-kota besar di Indonesia lainnya. Hebatnya, Bandung merupakan kota pertama yang mereka jadikan sebagai pioneer untuk lahirnya Peta Hijau dengan tema Persampahan.

“Semoga bukan karena tingkat pengelolaan sampahnya yang paling buruk, tapi karena para penggerak da penggagasnya yang memang berkumpul di Bandung,” sambung Gama.

dok. greeneration indonesia

***tulisan ini dimuat di Harian Seputar Indonesia edisi Kamis, 3 Maret 2011

Friday 3 June 2011

guess who..

super-silhouette (of me)





created by Priaji Kusnadi (02/06/2011)

***dibuat dalam waktu 5 menit; tanpa sketsa; langsung digunting dari kertas concorde