Tuesday 17 May 2011

Jelajahi Wisata Sejarah di Tanah Kebebasan

“I like to be in America, ok by me in America, everything free in America, for a small fee in America!”

(West Side Story, 1961)

Kalimat di atas merupakan satu penggalan lirik dari soundtrack film musical West Side Story yang sempat sukses di era 60-an. Dari lirik di atas, kita bisa melihat sedikit gambaran tentang Amerika yang terkenal sebagai the island of freedom. Tak bisa dipungkiri, kenyataan itu memang sudah tertanam sejak lama, tambah lagi ditandai dengan keberadaan patung Liberty sebagai simbol Dewi Kemerdekaan.

Kenyataan ini juga seringkali kita saksikan di beberapa film keluaran negeri Paman Sam. Jika selama ini gambaran Amerika seringkali diidentikan dengan kesibukan dan kemewahan New York City seperti yang kita jumpai dalam scene film Hollywood, cobalah singkirkan sejenak bayangan itu.


chester (IL): the home of popeye

Mari tengok sejenak bagian lain dari negeri yang terdiri dari 50 negara bagian ini. Terletak di negara bagian Illinois, terdapat sebuah kota kecil bernama Chester yang lokasinya berada di tebing lembah Sungai Mississippi. Kota kecil ini tak hanya dilimpahi kondisi alam yang luar biasa, tapi juga memiliki nilai sejarah yang tinggi, terutama bagi para pecinta tokoh kartun Popeye The Sailorman.

Siapa sangka, pencipta tokoh kartun yang dikenal hobi makan bayam ini ternyata berasal dari Chester. Ya, dia adalah Elzie Segar, sang kreator. Karena alasan itulah kemudian kota ini terkenal dengan sebutannya sebagai The Home of Popeye (Rumahnya Popeye). Maka, tak perlu heran jika Popeye, Olive, dan Brutus akan banyak menghiasi setiap sudut kota ini. Hampir setiap rumah, café, restauran, toko, taman, bahkan rambu-rambu lalu lintas, semuanya bernuansa Popeye.


Untuk lebih mengenal Popeye, kita bisa mengunjungi museum Popeye dan berfoto ria di depan Popeye monumen, yang letaknya berada di samping sungai Mississippi. Setelah puas berkeliling Chester, jangan lupa untuk membeli oleh-oleh. Tak jauh dari tengah kota, kita bisa melihat toko souvenir berjejer hampir di setiap blok. Mereka menjual barang-barang berbau tokoh kartun Popeye, mulai dari kaos, topi, kartu pos, pulpen, sampai boneka dengan ukuran beragam. Ingat, semuanya seratus persen original, langsung dari “rumahnya Popeye”.



springfield (IL): the land of Lincoln

Masih dari negara bagian Illinois, kita beranjak ke Springfield, ibukota negara bagian Illinois. Jika Chester terkenal dengan Popeye-nya, maka Springfield terkenal dengan Abraham Lincoln-nya. Di kota inilah Lincoln pernah tinggal cukup lama, sejak 1837 sampai akhirnya ia beranjak ke Gedung Putih pada 1861. Karena itulah, tepat di tengah kota ini terdapat sebuah kawasan wisata, yakni rumah, kantor, dan sejumlah tempat favorit Lincoln ketika ia masih bermukim di Springfield.



Satu yang paling menarik, tak jauh dari kawasan tersebut terdapat “Abraham Lincoln Presidential Library and Museum”, yaitu museum yang didedikasikan untuk Presiden Amerika ke-16 itu. Di dalamnya terdapat beberapa wahana yang menceritakan sejarah hidup Lincoln. Kesemuanya itu diceritakan lewat boneka-boneka lilin yang disusun secara kronologis, lengkap dengan musik dan suara pendukung. Hebatnya, sejarah Lincoln pun dihadirkan dalam bentuk pertunjukan teaterikal.


Dan disini pulalah kita bisa menyaksikan ‘hantu’ Lincoln yang dihadirkan lewat teknologi 3D. Ini bukan museum sekadar museum, bukan sekadar pelajaran sejarah yang digabungkan dengan kecanggihan teknologi, tapi juga suatu bentuk pembuktian seberapa besar jiwa patriotisme bangsa Amerika terhadap para pemimpin dan negaranya.

chicago: the power of 'cloud gate'

Setelah dari ibukota, kini kita mendarat ke kota terbesar di Illinois sekaligus kota terbesar ketiga di Amerika Serikat, Chicago. Selain terkenal dengan Chicago Bulls-nya, kota ini juga tersohor karena kekayaan arsitektur bangunan-bangunannya. Mulai dari bangunan arsitektur klasik yang usianya sudah ratusan tahun, hingga karya arsitektur paling modern, tersebar di hampir seluruh penjuru kota. Salah satu yang paling menarik adalah Cloud Gate yang terletak di dalam komplek Millenium Park.


Selain berdiri tepat di tengah kota, karya seni yang berlokasi di Michigan Avenue ini sangat unik. Bentuknya seperti butiran stainless yang memantulkan pemandangan kota Chicago. Jika siang hari, Cloud Gate akan siap memantulkan keindahan Chicago Skyline, sedangkan malam hari ia akan memantulkan lampu-lampu kota yang romantis.

st. louis: d'arch, gate to the west

Beranjak sebentar dari Illinois, kini kita lihat kehebatan dari ikon kota St. Louis, kota di negara bagian Missouri. Letaknya memang tak jauh dari Illinois, kita hanya membutuhkan sekitar 1 jam dari Illinois untuk bisa sampai ke St.Louis. Dari ujung jalan tol, kita sudah bisa menyaksikan sebuah lengkungan raksasa setengah lingkaran yang membelah langit St.Louis. Ya, itulah Gateway Arch, monumen yang lebih dikenal dengan sebutan D’Arch. Monumen yang terbuat dari bahan stanless setinggi 630 kaki ini dibangun pada 1963.



Percayalah, bangunan sehebat ini hanya dibuat dalam waktu 2 tahun saja. Dengan lengkungannya yang menyerupai sebuah gerbang atau perbatasan ini, D’Arch diibaratkan sebagai gerbang pergerakan dari Timur menuju Barat. Seperti monumen pada umumnya, pengunjung tak hanya dapat menikmati pemandangan D’Arch dari luar, tapi juga dari dalam. Ya, pengunjung bisa memasuki monumen ini dan melihat pemandangan kota St.Louis dari atap D’Arch.

st. genevieve: feels like europe!

Masih di Missouri, kini saatnya kita memanjakan lidah. Terletak jauh dari keramaian kota, tepatnya di daerah bernama St.Genevieve, kita bisa menemukan sebuah gerai bernama Sara’s Antiques yang menyediakan aneka rasa es krim. Kabarnya, es krim home made ini merupakan es krim yang paling terkenal di kawasan St.Genevieve. Pasalnya, Sara’s merupakan gerai es krim tertua dan paling memiliki cita rasa.



Selain itu, kita bisa menikmati es krim yang lezat dengan suasana Eropa yang sangat kental. Selamat datang di St.Genevieve, sebuah desa bekas jajahan Prancis yang hingga saat ini masih sangat “terasa Prancis”-nya. Kita bisa menemukan rumah-rumah bergaya Eropa, bahkan menjumpai warga yang masih menjunjung tinggi budaya Prancis. Tepat, di sinilah anda bisa merasakan cita rasa lain dari negeri ini, merasakan suasana Eropa di tanah Amerika.

DC: newseum, paradise of journalism

Rasanya belum ke Amerika Serikat jika belum mengunjungi ibukota negaranya, ya..Washington DC. Biasanya DC identik dengan Gedung Putih dan pusat pemerintahannya, tapi kini lupakan soal Gedung Putih. Mari kita kunjungi kehebatan Newseum (News Museum). Beberapa di antara kita mungkin pernah mengunjungi Newseum yang berada di Jakarta, nah..itu belum seberapa.


Inilah pusat Newseum, museumnya para jurnalis dan media di seluruh dunia. Sejarah jurnalisme, mulai dari ditemukan hingga kini, terekam jelas dari setiap ruangan dan wahana yang ditampilkan. Terdapat teater 3D bagi anda yang ingin memahami sejarah jurnalisme dengan gaya yang berbeda. Di sini dijelaskan tentang bagaimana jurnalisme dapat mempengaruhi pergerakan dan kehidupan di dunia.



Ada pula ruangan khusus yang menampilkan karya-karya pemenang penghargaan paling bergengsi, Pulitzer. Bahkan, kita juga bisa menyaksikan siaran langsung dari stasiun televisi dan membaca suratkabar dari seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Setidaknya hal itu cukup bagi kita untuk menyadari bahwa di luar masalah politik, terdapat banyak hal yang bisa dipelajari dari negara Adikuasa itu. Bukan melulu soal kebebasan, modernitas dan gaya hidup penduduknya, tapi juga jiwa patriotisme dan rasa menghargai yang tinggi terhadap sejarah dan negaranya.


1 comment: