tag:blogger.com,1999:blog-71968425666938274642024-02-19T13:40:12.355+07:00Perempuan Setengah Jengkalachie martasasmitahttp://www.blogger.com/profile/18246295453849934161noreply@blogger.comBlogger64125tag:blogger.com,1999:blog-7196842566693827464.post-16390220473243062242015-03-02T21:29:00.003+07:002015-03-03T10:23:31.390+07:00Pergilah Sejenak, dan Kau Akan Temukan<div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><i>“Terkadang,
kita perlu beranjak keluar sejenak </i><i><span lang="EN-US">dan</span><span lang="EN-US"> </span>melihat dari luar</i><i><span lang="EN-US">,</span> bahwa apa yang kita miliki
begitu berharga.”</i><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">***<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sepenggal
kalimat itu saya ucapkan pada Desember 2014 lalu, di hadapan sejumlah anak muda
Indonesia dan Australia, dan di hadapan para petinggi daerah di Kalimantan
Selatan. Ketika itu saya diminta berbicara, mewakili pemuda lain untuk
menyampaikan kesan dan pesan yang saya dapat selama mengikuti program pertukaran
pemuda yang diselenggarakan pemerintah Australia dan Indonesia. Ini memang
bukan kali pertamanya saya berpidato di dalam sebuah forum. Namun, ini berbeda.
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dalam <i>speech </i>spontan tanpa teks apalagi
persiapan tersebut, saya berdiri selama kurang lebih 10 menit, dan tanpa saya
sadari, saya melintasi banyak temuan yang justru saya dapatkan secara
kebetulan. Sepuluh menit yang berkualitas bagi saya untuk lebih mengenal diri
saya sendiri. Sejujurnya ketika itu, saya tidak sedang berbicara di hadapan
banyak orang, melainkan berdialog pada diri sendiri. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sebelum akhirnya
saya berdiri di podium itu, saya dan 17 pemuda Indonesia lainnya—yang kemudian
menjadi keluarga baru saya, telah melewati 2 bulan yang berharga. Kami dikirim
ke Australia Barat untuk melakukan sebuah misi, bukan misi politik, melainkan
misi budaya secara luas yang harus dibangun pada level terkecil dalam sistem
sosial, yaitu individu ke individu. Selama 2 bulan kami tinggal bersama
keluarga angkat di sana, setiap hari kami mendapat kesempatan bekerja melalui
kegiatan magang di perusahaan, sekolah, dan universitas. Setiap Senin, kami <i>off</i> dari tempat magang, dan mengabdikan
diri kami selama satu hari itu untuk berkunjung ke sekolah-sekolah dan
menampilkan kebudayaan Indonesia melalui lagu, tarian, dan kesenian. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Mungkin sebagian
akan mengatakan, kegiatan semacam ini bisa saja kita temukan dalam
program-program pertukaran pemuda lain yang serupa. Tidak, itulah yang ingin
saya bagi. Itulah yang membuat saya memiliki kekuatan untuk berdialog pada diri
sendiri dalam waktu 10 menit yang seharusnya saya pergunakan untuk
berpidato. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Meski pada
akhirnya saya menyadari, bahwa perjalanan 2 bulan ini bukan hanya tentang misi
tersebut, itu hanya sebuah kotak besar yang mewadahi kami semua. Lebih dari
itu, saya memaknai perjalanan ini sebagai suatu kontemplasi diri. Perjalanan
dari tempat ke tempat lain, dan menjadi orang asing di tempat baru, selalu
menarik bagi saya, selalu berhasil membawa pemikiran baru yang mendalam dan
bisa saya bawa pulang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ini bukan soal
perjalanan pergi ke luar negeri. Apalah arti ke Australia, ketika semua orang
bisa dengan mudahnya pergi kesana, dengan begitu banyak pilihan promo
penerbangan yang menggiurkan. Ini bukan soal itu. Ini adalah sebuah temuan pribadi, sesuatu
yang justru saya dapatkan ketika saya berada ‘di luar lingkaran’ khatulistiwa. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><i>Lalu, apa itu?
Apa yang saya dapat dari perjalanan itu?<o:p></o:p></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>Sebuah koneksi.</b><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Itu saya temukan
ketika ratusan tepuk tangan siswa Kennedy Baptist College menggemuruh di
auditorium sekolah, sesaat setelah kami menyelesaikan setiap <i>part</i> dari Tari Saman. Itu saya temukan
ketika sekelompok siswa Scotch College dengan antusias mengikuti setiap gerakan
tari Tor-Tor yang kami peragakan. Itu saya temukan saat anak-anak sekolah dasar
di Margaret River Primary School dengan rajin berlatih lagu “Malam Kudus”
menggunakan angklung untuk konser malam Natal mereka. </span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Koneksi itu saya temukan
pula ketika seseorang yang tidak saya kenal di halte bus Transperth menyapa
saya dan memuji <i>dress </i>batik yang saya
kenakan pagi itu, dan koneksi itu juga saya rasakan ketika melihat Rumah Makan
Padang di sudut kota Perth lebih penuh ketimbang restoran sushi di seberangnya.
Ketika lagu “Tanah Air” berkali-kali lipat lebih sakral dari yang pernah saya
bayangkan. Ya, koneksi di luar dugaan yang terkadang membuat saya merinding
sendiri, dan justru saya temukan ketika saya tengah berada jauh dari
“rumah”. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzLEuVp5y6U-PqQ3Ee6FN0bm1XH-z9ySwDmbU2oSbvhZOzEVGGPZZWcyzZvafJ_L-Rn3LYm88N6Zt0fI7nr-eJsEFM0eqd2vD-be-3aIop7X2edHF82j2n56pdNw9T1QtPhnLCZfhIMWvv/s1600/foto+saman-4.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzLEuVp5y6U-PqQ3Ee6FN0bm1XH-z9ySwDmbU2oSbvhZOzEVGGPZZWcyzZvafJ_L-Rn3LYm88N6Zt0fI7nr-eJsEFM0eqd2vD-be-3aIop7X2edHF82j2n56pdNw9T1QtPhnLCZfhIMWvv/s1600/foto+saman-4.jpg" height="425" width="640" /></span></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Menari Saman saat piknik bersama keluarga angkat di sudut kota Perth, Australia Barat.</span></td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilf_nB7WNplp89hiSxyPua_kW6p5hvxRIpAWb4z_LPtqKnPAVOSIo2O6AXqX7_GoO6orLuU50VNxDWk9vIfajVlfKhuNqvNxdRW0LUpStG8mBn85QVyVvpKnoxU4QdnTBWB6FNQQWyGGqU/s1600/foto+saman-7.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilf_nB7WNplp89hiSxyPua_kW6p5hvxRIpAWb4z_LPtqKnPAVOSIo2O6AXqX7_GoO6orLuU50VNxDWk9vIfajVlfKhuNqvNxdRW0LUpStG8mBn85QVyVvpKnoxU4QdnTBWB6FNQQWyGGqU/s1600/foto+saman-7.jpg" height="427" width="640" /></span></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Mendapat sambutan meriah dari siswa Kennedy Baptist College</span></td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Saya sudah
seharusnya berterimakasih pada Hope, Abigail, Rubby, dan Katelyn, siswa kelas 2
di Margaret River Primary School, yang setiap hari datang menemui saya di kelas
Music Department. Selain magang di media massa, saya juga berkesempatan magang
sebagai guru musik di Music Department Margaret River Primary School di
Australia Barat. Ini merupakan tantangan bagi saya yang dalam sepanjang hidup
saya tidak pernah sekalipun belajar musik secara formal. Saya memang bisa
memainkan beberapa alat musik, namun itu pun belajar secara otodidak. Berbekal
kemampuan seadanya, dan sedikit pemahaman tentang alat musik angklung, saya pun
diminta untuk mengajarkan alat musik bambu asal provinsi saya pada siswa kelas
1 hingga 6 di sekolah dasar tersebut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><iframe allowfullscreen="" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/u3uQDb3N8sY/0.jpg" frameborder="0" height="266" src="http://www.youtube.com/embed/u3uQDb3N8sY?feature=player_embedded" width="320"></iframe></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><i>Suasana kelas </i>Music Department<i> ketika saya mengajarkan alat musik angklung pada siswa Margaret River Primary School</i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dari sekian
banyak siswa yang hilir-mudik setiap harinya, menyapa saya dengan Bahasa
Indonesia—ya, pelajaran Bahasa Indonesia menjadi salah satu kurikulum di
sebagian besar sekolah dasar di Australia; Hope, Abigail, Rubby, dan Katelyn
adalah 4 di antara ratusan siswa lainnya yang intens bertanya tentang
Indonesia. Mereka bahkan rela menunggu saya di depan ruang staff ketika jam
istirahat, dan membuat saya memutuskan untuk makan siang bersama mereka di
halaman sekolah ketimbang makan siang bersama dengan guru-guru lainnya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pertanyaan
sederhana khas anak-anak, namun tak jarang membuat saya terdiam, berpikir, dan
merasa tertampar. Pertanyaan serupa ini, “Seperti apa Indonesia?”, “Apa yang
paling kamu suka dari Indonesia?”, “Bagaimana orang-orang di Indonesia?”,
“Apakah kamu bahagia berada di Indonesia?”, dan pertanyaan ‘sederhana’ lainnya.
Saya menyadari, mereka tidak<span lang="EN-US">
perlu jawaban yang diplomatis</span>. Mereka pantas mendapatkan lebih dari itu.
Mereka adalah anak-anak yang benar-benar bertanya karena keingintahuan mereka,
bukan basa-basi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Baru kali itu
saya <span lang="EN-US">bercerita tentang
Indonesia dengan penuh semangat, </span>menjelaskan cara pembuatan tempe
dengan perasaan yang begitu antusias, menceritakan tentang kisah Candi
Prambanan dengan semangat, menunjukkan pertunjukkan wayang golek melalui
saluran <i>Youtube</i> dengan penuh suka
cita. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0helsyc7lxKL880U-fxzhkZUvo3FxXe91UGJ84yki-e12-YI79jtIO8QqvWlzgaQrkFvsV9SriuEoxJRO2Qj1zuN9ryXv1HriEshBBoe4WzSiD9pmfc29WJDwb-5cu3_o06iA7JtpXI9h/s1600/foto+saman-6.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0helsyc7lxKL880U-fxzhkZUvo3FxXe91UGJ84yki-e12-YI79jtIO8QqvWlzgaQrkFvsV9SriuEoxJRO2Qj1zuN9ryXv1HriEshBBoe4WzSiD9pmfc29WJDwb-5cu3_o06iA7JtpXI9h/s1600/foto+saman-6.jpg" height="360" width="640" /></span></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Siswa Margaret River Primary School tengah berlatih lagu Malam Kudus menggunakan angklung untuk Konser Malam Natal.</span></td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 115%;">Itulah mengapa
saya menyebut perjalanan ini sebagai kontemplasi diri, proses untuk jujur pada
diri sendiri, yang pada akhirnya mempertemukan saya dengan koneksi yang luar
biasa</span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 115%;"> dengan Tanah Air dimana
saya berasal</span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 115%;">. Rasa cinta itu bertambah dengan sendirinya, perasaan
bangga yang timbul bukan karena keangkuhan ataupun kemenangan, melainkan kerendahan
hati. Lantas, jika sudah begini, ruang, waktu, rupa, dan warna bukan lagi jadi
perkara, dikalahkan rasa bersama menjadi penghuni semesta raya, di situlah
tingkat tertinggi dari rasa cinta angkat bicara.</span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 115%;"><br /></span>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 115%;">Perjalanan ini adalah perjalanan untuk lebih mengenal negeri sendiri. Melalui perjalanan ini, saya semakin
paham, bahwa manusia cenderung sulit mengenali keindahan yang ada di sekelilingnya,
sampai pada akhirnya kita menjadi orang asing di tempat baru, dan menyadari
bahwa apa yang sudah kita miliki teramat begitu berharga.***</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="-webkit-text-stroke-width: 0px; font-family: 'Times New Roman'; letter-spacing: normal; margin-bottom: 0.5em; margin-left: auto; margin-right: auto; orphans: auto; padding: 6px; text-align: center; text-indent: 0px; text-transform: none; widows: auto; word-spacing: 0px;"><tbody>
<tr><td><div style="margin: 0px;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOG8Ec-tgvkrujchkWdC9b-N2D_SlHnt-8iaRqsghyphenhyphenxj-t640kgxiudyXGGtlFZp6WR2PuTQRAW-uDNPb-mPsRjAtg-5p2MbVyDyPlaRPynInaok7NvBYj8idrMOA3v8A31DLCKkZ5yR7n/s1600/foto+saman-2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOG8Ec-tgvkrujchkWdC9b-N2D_SlHnt-8iaRqsghyphenhyphenxj-t640kgxiudyXGGtlFZp6WR2PuTQRAW-uDNPb-mPsRjAtg-5p2MbVyDyPlaRPynInaok7NvBYj8idrMOA3v8A31DLCKkZ5yR7n/s1600/foto+saman-2.jpg" height="414" width="640" /></span></a></div>
</td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="font-size: 12.8000001907349px; padding-top: 4px;"><div style="margin: 0px;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Kami dipertemukan dalam satu waktu dan ruang yang sama. Perjalanan 2 bulan yang luar biasa bagi kami, 18 pemuda Indonesia dari 15 provinsi berbeda.</span></span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><br /></span></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<i>Bandung, 2 Maret 2015</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>*tulisan ini dibuat sebagai rasa syukur saya </i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>#CatatanKebangsaan</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
</td></tr>
</tbody></table>
</div>
achie martasasmitahttp://www.blogger.com/profile/18246295453849934161noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7196842566693827464.post-32220979729889255632014-10-04T11:29:00.000+07:002014-10-04T11:29:08.204+07:00Dari Gedung Sate ke Negeri Kanguru<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqNZeKFo_L0JhPxt-Ttep4b3plPtZR5Kc2FJb128kCBK8dzzDfEjyZd2D4t0YbSv4OVDqwauwL7hvHxlxjURZVVhhYz1RnXsjihTqnVnVEmVNRbYX64U13Wr7F2t0ig1vS0k2nIm1Oacxd/s1600/hubindojava.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqNZeKFo_L0JhPxt-Ttep4b3plPtZR5Kc2FJb128kCBK8dzzDfEjyZd2D4t0YbSv4OVDqwauwL7hvHxlxjURZVVhhYz1RnXsjihTqnVnVEmVNRbYX64U13Wr7F2t0ig1vS0k2nIm1Oacxd/s1600/hubindojava.JPG" height="358" width="640" /></a></div>
<br />
<br />
Bandung, 4 October 2014<br />
<br />
Cheers! :)<br />
Achie<br />
<br />
<br />achie martasasmitahttp://www.blogger.com/profile/18246295453849934161noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7196842566693827464.post-14273820323462338822014-09-24T13:11:00.003+07:002014-09-24T13:12:40.941+07:00C O M I N G S O O N<div>
<br /></div>
You don't want to miss this one. Mark your calendar event, and get involved!<br />
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
. WEWRITE . March 2015 .</div>
<div>
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMr3nQdMiyjEvj2GvfRhGa3-njmscOIq_ujs_R_gQ1GRAb4HFTQ50N2eFGcrSRwqIu4BywDNusgwsEy-06eSgMcB5HI2X06MKe4l-2ft4hCE0C7XqsBhNLHeIlhVzfa16bflAkBJ8F7O1r/s1600/Post-program+Activity.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMr3nQdMiyjEvj2GvfRhGa3-njmscOIq_ujs_R_gQ1GRAb4HFTQ50N2eFGcrSRwqIu4BywDNusgwsEy-06eSgMcB5HI2X06MKe4l-2ft4hCE0C7XqsBhNLHeIlhVzfa16bflAkBJ8F7O1r/s1600/Post-program+Activity.JPG" height="360" width="640" /></a></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<i>*It is dedicated as a one of post-program activities</i></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
Bandung, 23 September 2014</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Cheers!</div>
<div>
Achie</div>
<div>
<br /></div>
achie martasasmitahttp://www.blogger.com/profile/18246295453849934161noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7196842566693827464.post-79590832111345565842014-09-24T12:05:00.000+07:002014-09-24T12:06:25.253+07:00Intercultural Understanding, antara Tantangan dan Jawaban<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">“Culture
makes people understand each other better. And if they understand each other better
in their soul, it is easier to overcome the economic and political barriers.”—</span></i><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Paulo
Coelho, Novelist & Writer</span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Tidak ada ungkapan yang lebih tepat
selain pernyataan setuju saya atas apa yang disampaikan Paul Coelho, seorang
novelis asal Brazil yang menghasilkan banyak karya popul</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">e</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">r di dunia saat ini. Apa yang kita
kenal dengan istilah “budaya” ataupun “kebudayaan” memang bukan sebuah <i>panasea</i> atau obat penawar mujarab untuk
mengatasi masalah. Akan tetapi, “budaya” atau “kebudayaan” itu sendiri seperti
memiliki kekuatan yang dapat mencairkan </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">ke</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">beku</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">an</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">, memudahkan suatu hal untuk dipahami,
bahkan dapat meredakan suatu ketegangan. Maka sulit untuk dipungkiri, bahwa <i>intercultural understanding </i>menjadi media
penting dalam suatu pondasi hubungan diplomatis antar negara.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgI1z8QyBGwcYbGAS2GEdPRCKHByT-EgYJWCC1-LPGwvIQWF8IWcDXjKojER0qcITHi-4SlGggGftqxJlPVXL7oLsyoXDt7zpplyOSeMNAb3pgiMwWLu_K1CZNDwyfYoA1qt35wBpUaxTr_/s1600/intercultural+understanding.jpg" imageanchor="1" style="line-height: normal; margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgI1z8QyBGwcYbGAS2GEdPRCKHByT-EgYJWCC1-LPGwvIQWF8IWcDXjKojER0qcITHi-4SlGggGftqxJlPVXL7oLsyoXDt7zpplyOSeMNAb3pgiMwWLu_K1CZNDwyfYoA1qt35wBpUaxTr_/s1600/intercultural+understanding.jpg" height="366" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; line-height: 150%;">Seperti halnya yang telah lama dibangun
oleh kedua negara tetangga, Indonesia dan Australia. Sejak kemerdekaan
Indonesia, kedua negara ini telah menjalin hubungan diplomatik, mulai dari kerjasama
formal, hubungan perjanjian dan MOU, keanggotaan bersama dalam forum regional
dan perjanjian multilateral. Dari segi perdagangan dan sektor bisnis, kerjasama
kedua negara ini pun terus tumbuh setiap tahunnya. Hal ini didasari atas
kesadaran dari kedua belah pihak bahwa masing-masing saling membutuhkan.
Terlebih pada 2005, Indonesia-Australia telah menandatangani </span><i style="font-family: Arial, sans-serif; line-height: 150%;">comprehensive partnership, </i><span style="font-family: Arial, sans-serif; line-height: 150%;">kemitraan yang
tidak hanya mencakup satu bidang, akan tetapi lebih menyeluruh dan bersifat holistik.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Sebagai negara tetangga, Indonesia-Australia
telah melalui berbagai fase pasang surut yang sebagian besar dipicu oleh iklim
politik kedua negara. Contoh kasus terbaru adalah <i>the spying scandals </i>yang terjadi akhir 2013 lalu. Bias pemberitaan
media massa di kedua negara juga menjadi pemicu memanasnya hubungan bilateral yang
puncaknya ditandai dengan penarikan Duta Besar Indonesia di Canberra sebagai
bentuk kekecewaan pemerintah Indonesia terhadap pemerintah Australia, ketika
itu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Namun, apa yang terlihat pada lapisan
permukaan, yaitu ketegangan antara pemerintah, seringkali belum tentu
merepresentasikan apa yang terjadi pada lapisan di dalamnya, yaitu <i>society, </i>antar warga negara di dalamnya.
Sebagai contoh sederhana, ketika kasus itu muncul, saya justru tetap berhubungan
sangat baik dengan rekan kerja yang berkewarganegaraan Australia. Bahkan, kasus
tersebut menjadi bahan diskusi menarik bagi kami. Kemungkinan tersebut bisa terjadi
jika sejak awal telah tertanam saling pengertian yang kemudian melahirkan apa
yang disebut sebagai toleransi. Kekuatan hubungan <i>people to people </i>dapat menjadi perekat yang efektif. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Apa yang kemudian disebut sebagai <i>Intercultural Understanding </i>memang
menjadi topik penting tak hanya dalam hubungan bilateral antara Indonesia-Australia
saja, melainkan juga hubungan antara negara lainnya. Namun, bagi
Indonesia-Australia, topik ini telah banyak berkontribusi bagi keduanya. Ada
banyak hal yang telah dilakukan untuk dapat melahirkan ruang dalam menciptakan <i>Intercultural Understanding.</i> Melalui
bidang pendidikan, Indonesia-Australia memiliki Australia Award Scholarship and
Australian Development Scholarship (ADS) yang setiap tahunnya rutin mengundang
mahasiswa Indonesia untuk melanjutkan studi mereka di berbagai universitas di
Australia. Dari bidang riset, para peneliti Indonesia-Australia juga membentuk
Australia-Indonesia Centre (AIC) pada 2013 lalu yang berpusat di Monash University.
Tujuannya adalah untuk memperluas kerjasama dalam bidang penelitian, terlebih untuk
melahirkan solusi bagi masalah yang dihadapi bersama, baik di bidang kesehatan,
energ</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">i</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">,
dan infrastruktur melalui penelitian </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">yang dilakukan </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">bersama.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Pada
Maret 2014 lalu, melalui Kemitraan Australia Indonesia untuk Keadilan, sebuah
program yang didukung pemerintah Australia dan Bappenas, lahir program untuk
membantu kaum difabel mengatasi hambatan besar yang dihadapi dalam sistem peradilan
Indonesia. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Melalui bidang kepemudaan dan diplomasi,
Indonesia-Australia memiliki Causindy (Conference for Australian and Indonesian
Youth) yang tahun ini baru saja digelar di Jakarta pada 14-17 September lalu.
Causindy merupakan ruang bagi para diplomat dan atau aktivis muda kedua negara
untuk bertemu dan berdiskusi mengenai tantangan masa depan bagi hubungan
bilateral Indonesia-Australia. Melalui bidang kepemudaan dan kebudayaan,
Indonesia-Australia juga memiliki Australia-Indonesia Youth Exchange Program (AIYEP)
yang telah terjalin baik sejak tahun 1981, dan akan terus berlangsung setiap
tahunnya. </span><span style="font-family: Arial, sans-serif; line-height: 150%;">Ditambah lagi dengan hadirnya sejumlah relawan Australia di Indonesia
melalui program Australian Volunteers for International Development (AVID).</span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; line-height: 150%;">Diharapkan penanaman hubungan yang lebih
bersifat informal, dari masyarakat ke masyarakat ini, dapat menjadi dasar
hubungan yang dapat kian memperkuat hubungan formal bagi kedua negara tetangga
ini.*** </span><br />
<span style="font-family: Arial, sans-serif; line-height: 150%;"><br /></span>
<span style="font-family: Arial, sans-serif; line-height: 150%;"><br /></span>
<span style="font-family: Arial, sans-serif; line-height: 150%;">Bandung, 23 September 2014</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Cheers!</span><br />
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Achie</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
achie martasasmitahttp://www.blogger.com/profile/18246295453849934161noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7196842566693827464.post-7845035514796882022014-09-24T08:18:00.000+07:002014-09-24T12:07:49.267+07:00Indonesia’s Creative Industry Today: The Role of Creative Industry in Facing ASEAN Economic Community 2015<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US">The creative industry is seen as a vital part
of moving the country towards a more innovative and productive. It also
important towards contributing to the welfare and sustainable development.
Indonesia, as a one of ASEAN Community countries, has been experiencing a
sudden growth in contemporary art market. It is true that <span style="font-size: large;">Indonesia has been
gearing up to develop its creative industry in facing ASEAN Economic Community
2015</span>. It is illustrated by the enthusiasm which came up in 2009, when Ministry
of Trade was designed 2009 as “The Year of Creative Industry”. The creative
industry could become an answer to drive the increases of our economic growth. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US">According to the Ministry’s data, in 2010,
creative industry which currently comprises 15 sectors, including arts,
advertising, performing arts, handicraft, music, fashion, and design
contributing a total of 7.2% of GDP and 9% of export value, and it was growing
rapidly to 9% of GDP in 2013. It became more interesting when the data showed
that the highest contributor in the industry is fashion, which represented
64.4% of last years’ overall creative industry exports. However, based on the
Trade Ministry’s data, exports of fashion products topped $10.97 billion from
January to November last year. Indonesia’s biggest destinations for fashion
products are the United States, Japan, Germany, the United Kingdom, and
Belgium. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Indonesia’s creative industry is offering great
potentials and opportunities, such as:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b style="text-indent: -0.25in;"><span lang="EN-US"><br /></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
</div>
<b style="text-indent: -0.25in;"><span lang="EN-US"><span style="background-color: yellow; font-size: large;">Productivity & Creativity</span></span></b><br />
<ul>
</ul>
<span style="text-align: justify;">The advances of creative industry can
boost the productivity of economic actors. They will be encouraged to produce
an innovative products and services that are highly competitive. In the right
time, <span style="font-size: large;">the Indonesian economic actors will be better prepared to struggle with
other countries</span>, in competition at the time of the embodiment of the ASEAN
Economic Community 2015. The economic actors will be realized the importance of
supporting the sustainable development.</span><br />
<br />
<div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US"></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkRKXQmgrVL8iFBLxqNFTNLgA4rO2dbvRg_-oai7lQdVW9oa7LbWdZbtCVOqS5PGRcMDvay6lhfOjXqkB6I_6tbfuspcKeuiCWgG5YSlh94apBzMKL9WcErDp0dqmPRru-Nefn6WstmBcv/s1600/moral+asia.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkRKXQmgrVL8iFBLxqNFTNLgA4rO2dbvRg_-oai7lQdVW9oa7LbWdZbtCVOqS5PGRcMDvay6lhfOjXqkB6I_6tbfuspcKeuiCWgG5YSlh94apBzMKL9WcErDp0dqmPRru-Nefn6WstmBcv/s1600/moral+asia.jpg" height="475" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">"Moral", a local brand men's clothing which not only focusing in fashion product, <br />
but also social issues (<i>www.moral.asia)</i></td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<b style="text-indent: -0.25in;"><span lang="EN-US"> </span></b></div>
<b style="text-indent: -0.25in;"><span lang="EN-US"><span style="background-color: yellow; font-size: large;">Youth & Entrepreneurship</span></span></b><br />
<ul>
</ul>
<span lang="EN-US" style="text-align: justify;">Many developing countries are
currently experiencing a peak in their youth populations, then well known as
“youth bulges”. In Indonesia, there are more than 64 million young people aged 10-24
years. The number of Indonesian young people is a great potential toward the
development of this nation forward. It has been starting since 2009, when
creative industry became a warm conversation among young people to develop
their own business & creative company. </span><span style="font-size: large; text-align: justify;">They started to change their own mindset
with no longer think how to get a job, but how to create a job.</span><br />
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Currently, most of creative
industries is also initiated by young people, especially when the technology is
becoming more sophisticated. In early 2010, the emergence of local brand fashion
market has been increasing rapidly, such as Bright Spot in Jakarta, Trademark
& Lookats Market in Bandung, Kick Fest in several cities in Indonesia, and
many temporary markets which became an annual event as well as a new attraction
for foreign and domestic visitors. It’s a good sign that fashion sector would
continue to drive the increase in exports, followed by culinary.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US"><br /></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US"><br /></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9LOJ9H6oIACHKVJ7irFdVLuneOy-_KuxXJECYzNS_6__zXkQf_61nfTdn2fqImjQioMTe120uqkcoX7dAxpOVpsIMKtpP2r8VU9RoFANlCU35z9H_5U17I-LLVH9vKEQIkk92KL0NLtE4/s1600/lookatsmarket.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9LOJ9H6oIACHKVJ7irFdVLuneOy-_KuxXJECYzNS_6__zXkQf_61nfTdn2fqImjQioMTe120uqkcoX7dAxpOVpsIMKtpP2r8VU9RoFANlCU35z9H_5U17I-LLVH9vKEQIkk92KL0NLtE4/s1600/lookatsmarket.jpg" height="425" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Lookats Market in Bandung, an annual temporary market <br />
which brought young designers and their local products in one stop venue (<i>www.freemagz.com</i>)</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US"><br /></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQNnYZtw0ob7k-32tpM1s_psioOM9tfFmS1lTW0_nLXbqmaEM-f7K0W0M3wMhGIFeo9HQHngNKKOUNtSpjAnjvw1d1x6TgUuD0D_yG0qntK-ulpr2Iux5lDhDyDOikNPxZ-aZg0NtcfsRb/s1600/amble+footwear.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQNnYZtw0ob7k-32tpM1s_psioOM9tfFmS1lTW0_nLXbqmaEM-f7K0W0M3wMhGIFeo9HQHngNKKOUNtSpjAnjvw1d1x6TgUuD0D_yG0qntK-ulpr2Iux5lDhDyDOikNPxZ-aZg0NtcfsRb/s1600/amble+footwear.jpg" height="424" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Amble Footwear at Brighspot, a local brand footwear created by young entrepreneur<br />
(<i>www.amblefootwear.com</i>)</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Moreover, developing creative industries is the
right step in facing the ASEAN Economic Community next year. But still, there
are many challenges and ongoing tasks should be done very soon, such as the economic infrastructure and
system that do not support the formation of qualified human resources. The
development of creative industry and it processes to ASEAN Economic Community
<span style="font-size: large;">should be encouraged by the collaboration and cooperation among government,
stakeholders, intellectuals, and society</span>.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US">The coming years, we will see greater potential
that the Indonesian economy will no longer dependent only on manufacturing,
agriculture, livestock, forestry, and fisheries, but also creative industries.
The next step will be to make the creative industry sustainable, which is
through intellectual property rights to protect its entrepreneur and their
works.***<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Bandung, 23 September 2014</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Cheers!</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Achie</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
achie martasasmitahttp://www.blogger.com/profile/18246295453849934161noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7196842566693827464.post-83811126205567688122014-09-17T14:38:00.000+07:002014-09-17T14:39:00.176+07:00Indonesia & Demographic Bonus<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Did you know? </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Nowadays, in Indonesia, there are more than 65 million young people, defined as those between 10-24 years of age. It representing about 28% of the population. For the next 15 years or so, they will constitute the main driver of economic growth and social change in Indonesia. Like many other countries, Indonesia has a high proportion of young people and the government should plan to take advantage of the resultant 'demographic bonus' to achieve development goals. Young people has a potential to change the composition of the country.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2-ZlwXJpSgJKHIFo6aWmxcMnuk8kBf6EVX7Fn2X0I_aRaqEJhX8jpgu8poZrZsASdWs-lFEuW4vg39sySaWjz63lkGuT67zGDdEXoediw3rXoSG73eY_4nfaWF1-e6cV8x6tmBHFjjVtm/s1600/Presentation-Indonesia+&+Bonus+Demografi.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2-ZlwXJpSgJKHIFo6aWmxcMnuk8kBf6EVX7Fn2X0I_aRaqEJhX8jpgu8poZrZsASdWs-lFEuW4vg39sySaWjz63lkGuT67zGDdEXoediw3rXoSG73eY_4nfaWF1-e6cV8x6tmBHFjjVtm/s1600/Presentation-Indonesia+&+Bonus+Demografi.png" height="430" width="640" /></a></div>
<br />
<br />
What can (YOU)th do to support the Bonus Demographic processes?<br />
Let's prepare yourself.<br />
<br />
<br />
Cheers! :)<br />
<br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;">Bandung, 17 September 2014</span><br />
<br />
<br />achie martasasmitahttp://www.blogger.com/profile/18246295453849934161noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7196842566693827464.post-90190190112514349712014-09-17T10:59:00.001+07:002014-09-17T12:58:45.631+07:00Hello Again (Part 2)<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Here we go again. </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
This is a second post about myself. Ok, I am not trying to become a narcissist (really :p). I need to publish this post as a one of the assignments before I participate in Australia-Indonesia Youth Exchange Program 2014-2015, next month.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
So, enjoy!</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhaQieKoHmGn5EZE2gFu-pU-I8bNXQwFf2wr4VvBqjuZ_fw8sZi2_NLeu5JNVGcSRgbMVxcyFwGg5kdLdj0putIKg0XTTXFLWIMXo57Y4DudNF9LGag74X67cjPNciahKNef3UvC5tXauTs/s1600/Blog-Introduction.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhaQieKoHmGn5EZE2gFu-pU-I8bNXQwFf2wr4VvBqjuZ_fw8sZi2_NLeu5JNVGcSRgbMVxcyFwGg5kdLdj0putIKg0XTTXFLWIMXo57Y4DudNF9LGag74X67cjPNciahKNef3UvC5tXauTs/s1600/Blog-Introduction.png" height="640" width="478" /></a></div>
<br />
This post is related to my previous post--> <a href="http://bit.ly/1ARLs57">http://bit.ly/1ARLs57</a> Feel free to read it.<br />
<br />
Cheers! :)<br />
<br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;">Bandung, 17 September 2014</span><br />
<br />achie martasasmitahttp://www.blogger.com/profile/18246295453849934161noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7196842566693827464.post-62652177498928597622014-09-07T16:38:00.002+07:002014-09-16T12:31:22.824+07:00Hello Again!<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen='allowfullscreen' webkitallowfullscreen='webkitallowfullscreen' mozallowfullscreen='mozallowfullscreen' width='320' height='266' src='https://www.blogger.com/video.g?token=AD6v5dyVv14psKZ6guhgNE3a9ZUg57PfTvI-uRcYcG3xcOcdJGr_oXCgCefb0ympbmnLIfswhc6bGwFmOvQVlpucoA' class='b-hbp-video b-uploaded' frameborder='0'></iframe></div>
<br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Yes. Hello again dear My Blog! It has been a
year since my last posting. Honestly, it is quite tough to answer the question
“who are you?” But well, I am going to make it straight and short.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Lasmi Teja Raspati. That’s my surname that
given by my parents when I was born on March 13<sup>th</sup>, 25 years
ago in Bandung, West Java. Exactly, I am originally from Bandung, my
lovely hometown where I belong to. Ohyah, please called me <b>Achie</b> </span><span lang="EN-US" style="font-family: Wingdings; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-symbol-font-family: Wingdings;">J</span><span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Wingdings; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-symbol-font-family: Wingdings;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US">I have graduated as a Bachelor of Communication
Science, majoring Journalism Studies, from Padjadjaran University in 2012. My
passion in journalism and media have been starting since I was in Junior High
school, when I became an Editor in Chief in my school magazine.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Currently, I <span lang="EN-US">work</span> in <a href="http://mahanalive.com/">Mahana Live</a>, a musi<span lang="EN-US">c promoter</span> company which
developed by young people from Bandung. I have been working part time for
Mahana Live since 2012 as Media Relations (2012-2013) and Head of Show
Management & Creative (2013-present). When I was in Media Relations<span lang="EN-US"> Division</span>, I used to engage
with mass media (radio, TV, online, printed media) and maintain relationship
& partnership with them; write a press release, held press conference,
weekly media monitoring, etc. As a Show Management & Creative, I used to
create and develop event concept, create event rundown, brief the talents, and
run the show.<span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
In my spare time, I like watching
movie, writing, cooking, volunteering, exploring new places and vintage spots, do
some outdoor activities, and traveling. I interest in vintage stuff, drama
& classical movies, art-music-cultural performance (theatre, concert, etc.),
and local communities. <o:p></o:p></div>
<div class="boxtext" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-GB"><br /></span></div>
<div class="boxtext" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-GB">Five words that
could describe myself and also become my strenght; 1) <b>Curious</b>, I
am a curiouser like Alice (in the Wonderland) said haha, 2) <b>Creative</b>: I like to create concept,
share thoughts and ideas, I like brainstorming with colleagues; 3) <b>Hard Worker</b>: I like to challenge myself
to get a good result, and sometime a bit perfectionist, 4) <b>Well organized</b>: I am a kind of person who like create To-Do-List to
start my day, I like to manage something, 5) <b>Passionate</b>: I like to do my job passionately, and eager to learn
something new. <o:p></o:p></span></div>
<div class="boxtext" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Okay, now about my future goal, as a future
leader, I plan to develop national media strategies in the field of media and communication
studies, particularly in media research. This programme will mean a lot for my professional
future career. In the end, I want to build my own media company. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US">I am eager to learn new things from others. I
have a demonstrated ability to work collegially with people from different
culture and background. It is a position where my interpersonal and organizational
skill could be put to very productive. Moreover, the experience I gained while
I worked in one of United Nations agency in Indonesia,<a href="http://indonesia.unfpa.org/"> United NationsPopulation Fund</a> (UNFPA) as a Social Media Assistant, has nurtured my
aspirations for a new point of view regarding the role of media in sustainable
development issues. It is my aim to focus my career in this subjects, it is my
personal mission that media has an important role to motivate sustainable
development in my country, Indonesia. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Anyway, I will be very happy to share my experience with other delegations from Indonesia during our program, Australia-Indonesia Youth Exchange Program (AIYEP), for the next 5 months through this blog. </span>I think that’s all from me, I have last
statement which also my motto in life: <b>keep your eyes on the stars, and your feet on the ground. </b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br />
<br />
See you on the next page!<br />
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Cheers! :)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US"><br /></span></div>
achie martasasmitahttp://www.blogger.com/profile/18246295453849934161noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7196842566693827464.post-79096916155569614332013-04-18T14:51:00.003+07:002013-04-19T08:25:47.117+07:00Sinergi Dua Generasi, Dari Masalah Jadi Berkah<div style="text-align: justify;">
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style>
<![endif]-->
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Lagi-lagi Belanda membuktikan kekuatan yang telah mereka
yakini sejak ratusan tahun: <i style="mso-bidi-font-style: normal;">mengubah
masalah menjadi berkah</i>. Baru-baru ini lahir lagi satu terobosan dari negeri
<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Van Oranje</i>. Bukan dari bidang
teknologi, pendidikan, atau arsitektur yang seringkali menjadi pembahasan mengenai
prestasi negeri tersebut. Bukan pula tentang budaya bersepedanya yang mengakar.
Ya, kali ini kabar datang dari dunia fashion! </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCfyCI7BMbHWdGvPmw5EIOO2g9ei59FwXRHLKLVZqHNHCi49obh6S_tV6MvyW9xbwHltZKBHS7uwPUl3C-mlLyjzP2QfpmUpok4PN6Rcp_W-y7iItzQdI6rzDofcG-cNMusPXCohUpT-Nj/s1600/GF-11.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="125" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCfyCI7BMbHWdGvPmw5EIOO2g9ei59FwXRHLKLVZqHNHCi49obh6S_tV6MvyW9xbwHltZKBHS7uwPUl3C-mlLyjzP2QfpmUpok4PN6Rcp_W-y7iItzQdI6rzDofcG-cNMusPXCohUpT-Nj/s200/GF-11.JPG" width="200" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: x-small;">Logo <i>Grannys Finest</i>, "<i>designed by the new, </i></span></span><br />
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: x-small;"><i>produced by the best</i>"</span></span></td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Berdasarkan website <a href="http://www.grannysfinest.com/"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">GrannysFinest</i></a>, sebanyak 2,6 juta penduduk Belanda di atas 65 tahun dilaporkan
mengalami kesepian. Jauh dari kata ‘masalah’, kondisi ini justru membuka sudut
pandang seorang entrepreneur muda, Niek van Hengel, untuk mengubahnya menjadi
terobosan. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Sudah menjadi budaya bangsa Belanda, bahwa setiap individunya dianugerahi
jiwa pelopor, sehingga ide-ide kreatif dan inovatif pun tumbuh dengan subur. <b> </b><br />
<br />
<b>“Kami
harus mampu menurunkan angka tersebut,” </b>ungkap Niek, dikutip dari <i style="mso-bidi-font-style: normal;"><a href="http://www.thegenteel.com/articles/society/grannys-finest-knitwear">The Genteel</a>. </i></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; margin-left: 1em; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7IbPYaCeDJ41K_zi8sY5gqcqaELhdlJxiI0pBZOfQmo0t8aJ0uuuGzMbJNQRb8TwHifevTWRLh62oQRAdRYBVoijTJc_tEvVpDRq1tt3QecLEhDiuLC_QmIKGophobvXY5nHdLTOz643t/s1600/GF-12-bener.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="233" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7IbPYaCeDJ41K_zi8sY5gqcqaELhdlJxiI0pBZOfQmo0t8aJ0uuuGzMbJNQRb8TwHifevTWRLh62oQRAdRYBVoijTJc_tEvVpDRq1tt3QecLEhDiuLC_QmIKGophobvXY5nHdLTOz643t/s320/GF-12-bener.JPG" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: x-small;">Niek van Hengel (kanan)<span style="font-size: x-small;"> dan </span> Jip Pulles, partnernya </span></span><br />
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: x-small;">dalam menjalankan <i>Grannys Finest</i></span></span></td></tr>
</tbody></table>
Ada yang pernah mendengar <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Grannys Finest</i>? <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Grannys
Finest</i> merupakan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">senior citizen
empowerment</i> yang digagas Niek dalam mengolaborasikan fashion dengan gerakan
sosial. Di Rotterdam, setiap minggunya puluhan nenek berkumpul untuk merajut.
Apa yang mereka rajut bukan sembarang <i>scarf</i> ataupun sweater, melainkan produk <i style="mso-bidi-font-style: normal;">high-fashion</i> karya sejumlah desainer
muda Belanda.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Dua generasi ini
dipertemukan berkat ide yang muncul ketika Niek mengunjungi kakeknya di sebuah
panti lansia di sudut kota Rotterdam.<br />
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Ketika itu Niek melihat seorang nenek sedang asik merajut. Bukan
untuk siapa-siapa, “hanya untuk bersenang-senang,” katanya. Ide untuk
bersinergi pun terlintas. Ibarat<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>gayung
bersambut, gagasan Niek diterima gembira oleh para nenek, dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">voila…</i>lahirlah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Grannys Finest</i> yang kini menjadi nama yayasan sekaligus label untuk
produk mereka. Betul, produk ini tak hanya <i style="mso-bidi-font-style: normal;">fashionable</i>,
tetapi juga dibuat dengan penuh cinta seorang nenek, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">the power of handmade</i>.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
</div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3ww_eXcINeQaQH6KhjoBj4A_bQXF1n6ivofZM0I9iUIM1GfFL4T1PppQj2caq__OAVYZQ0XnqoyiG4ZQ3v8t7TTMU1o71mMYCoSm6prCpDikFSi93C_nR9vNjktVMu8WoBQZNY6g1gVu4/s1600/GF-3.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="248" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3ww_eXcINeQaQH6KhjoBj4A_bQXF1n6ivofZM0I9iUIM1GfFL4T1PppQj2caq__OAVYZQ0XnqoyiG4ZQ3v8t7TTMU1o71mMYCoSm6prCpDikFSi93C_nR9vNjktVMu8WoBQZNY6g1gVu4/s400/GF-3.JPG" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: x-small;">Rajutan karya <i>grannys </i>diperagakan model, tampak<i> fashionable </i>dan <i>edgy</i></span></span></td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<span style="mso-spacerun: yes;">
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Menurut Niek, terobosan ini menjadi solusi bagi kedua
generasi. Para desainer muda mendapatkan ruang dan eksposur untuk melahirkan
karya, sementara para nenek bisa mendapatkan jaringan sosial yang sangat
membahagikan bagi mereka. Selain itu, mereka pun mengaku mendapat kepuasan ketika
melihat rajutan mereka digunakan, bahkan diperagakan model di sejumlah
pagelaran fashion. Tetap produktif di usia lanjut, siapa yang tidak senang? </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3KQRpOzOE83vp-cglQijZ7Ei8J-giVqeTXHC0bBLGWi_6lkVQLV0cslt0f5miFvgSpSrdvJEIoDmBZDR5J5iqSEZ6sJ1XrpVAmq5RLBlpgvdjI93m_WXFCrhGtpVw9C1mdagb0uAUQWS3/s1600/GF-4.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="212" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3KQRpOzOE83vp-cglQijZ7Ei8J-giVqeTXHC0bBLGWi_6lkVQLV0cslt0f5miFvgSpSrdvJEIoDmBZDR5J5iqSEZ6sJ1XrpVAmq5RLBlpgvdjI93m_WXFCrhGtpVw9C1mdagb0uAUQWS3/s320/GF-4.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: x-small;">Kolaborasi dua generasi: <i>granny</i> termuda</span></span><br />
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: x-small;"> berusia 62 tahun, dan <i>granny </i>tertua berusia 92 tahun</span></span></td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Para nenek paham mengenai teknik dan keterampilan merajut, sementara
desainer muda paham dengan mode yang sedang jadi tren. Maka, kami saling
mengisi,” kata Niek.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Hingga saat ini terdapat tiga desainer muda yang
menyumbangkan desainnya untuk kemudian ditindaklanjuti ‘tangan-tangan terampil’
sang nenek. Mereka antara lain, Laurie Collee, Channa Ernstsen, dan Rosanne van
Der Meer.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Sociopreneurship</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Uniknya, tak hanya fashion yang ditawarkan project ini,
tetapi juga memelopori sebuah gerakan sosial. Untuk itu Niek mengategorikan
usahanya ini sebagai <i>sociopreneurship</i>, yakni kewirausahaan berbasis sosial yang
dapat menggerakan masyarakat agar berdaya saing global.<br />
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8lT7mFnZufIsPczIz13O5T5Qo3BNK0qDP59jtTnZVKoUZhqzbkoLGeYy4IRryO7T25HgG2lqmt92n_jhAFeUY1l7yV8uTEWc6BmSvTQ7zDxeNMRzTDdV80U6ctnZSp2qrppVkAjNxS7GA/s1600/GF-16.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8lT7mFnZufIsPczIz13O5T5Qo3BNK0qDP59jtTnZVKoUZhqzbkoLGeYy4IRryO7T25HgG2lqmt92n_jhAFeUY1l7yV8uTEWc6BmSvTQ7zDxeNMRzTDdV80U6ctnZSp2qrppVkAjNxS7GA/s320/GF-16.JPG" width="307" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: x-small;">Para nenek<i> </i>yang tetap berkarya dan produktif </span></span></td></tr>
</tbody></table>
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br />
“Usaha fashion ini harus mampu mengatasi masalah sosial. Dan
uang bukanlah satu-satunya hal yang bisa diberikan untuk menghargai mereka,” tegas
Niek. Kelompok lanjut usia di Belanda pada umunnya relatif berkecupan, bahkan
di antaranya berada di kelompok ekonomi menengah ke atas. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Meski usia <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Grannys
Finest</i> masih seumur jagung, namun niat Niek untuk melebarkan sayap sudah
tertanam sejak awal. Dia ingin menghapuskan kesepian di kalangan lanjut usia,
tak hanya di Belanda tapi juga di negara lainnya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Belajar dari Niek dan Belanda, lantas apa yang bisa kita
lakukan untuk Indonesia? Yuk, kita jawab bersama! :)<br />
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
<br />
<i>Referensi:</i><br />
<a href="http://www.grannysfinest.com/">http://www.grannysfinest.com/</a><br />
<a href="http://www.thegenteel.com/articles/society/grannys-finest-knitwear">http://www.thegenteel.com/articles/society/grannys-finest-knitwear</a><br />
<a href="http://www.rnw.nl/bahasa-indonesia/video/nenek-belanda-membuat-produk-high-fashion">http://www.rnw.nl/bahasa-indonesia/video/nenek-belanda-membuat-produk-high-fashion</a><br />
<br /></div>
achie martasasmitahttp://www.blogger.com/profile/18246295453849934161noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7196842566693827464.post-54215924462347313942012-11-29T12:10:00.002+07:002012-11-29T13:26:54.746+07:00021-1<div style="text-align: justify;">
Hi there!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Long time no-post ya. Maafkan, bukan lupa diri, tepatnya lupa waktu :p</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
It's been a half 3 months after moving out from my <b>comfort zone</b>. proses yang patut diapresiasi, paling tidak oleh diri saya sendiri :)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>what happened with my life in a past 3 months?</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Baiklah, ini memang bukan cerita yang singkat. Bahkan, saat ini pun saya bukan hendak berbagi cerita. Lama gak nge-post rasanya seperti punya hutang yang begitu menumpuk. Merasa berdosa sama diri sendiri (yang pada awalnya) berkomitmen untuk memproduksi (at least) satu posting-an dalam satu minggu. Berhubung niat awal saya ngeblog memang bukan untuk orang lain, tapi untuk diri saya sendiri, jadi saya gak merasa berdosa sama pembaca/pelanggan/visitors blog saya (emangnya ada ya?) hahaha :p</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Singkat cerita, Agustus lalu, saya memutuskan untuk nekat pergi ke ibukota. Bukan untuk jadi wartawan atau editor (seperti posisi saya terdahulu), tapi untuk mencicipi pengalaman lain yang saya yakini tidak kalah menarik dari yang sudah-sudah. Ini suatu langkah baru buat saya, memutuskan untuk meninggalkan kota Bandung (yang bikin saya ketergantungan dan keenakan) bukanlah hal yang mudah.<br />
<br />
<i>Apa sih yang gak ada di Bandung?</i> Tanya seorang teman waktu tahu keputusan saya.<br />
<br />
Geli rasanya kalau saya sadar kepindahan saya ini probably gak akan memakan waktu yang lama. Tahukah, hanya 4 bulan saja! Tapi, ketika kamu mencoba keluar dari suatu tempat yang kamu anggap rumah untuk suatu tujuan yang kamu harap akan berkelanjutan, maka mulai saat itulah kepulanganmu "ke rumah" tidak akan sama lagi. Haha kalimat yang membingungkan, mungkin begini maksudnya. Setelah saya pindah ke ibukota, secara harfiah saya jadi sulit menempatkan kata "pulang" dan "rumah". Tapi, secara derivatif/turunan, saya jadi makin paham makna "pulang" dan "rumah".</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Beruntungnya, 3 bulan keluyuran bukan berarti saya gak ngapa-ngapain, dan gak bawa apa-apa. Ada sedikit oleh-oleh yang saya rangkum melalui lensa kecil...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjve5GWayMLDMqRfqZggcDAcM4iUsQPQLdTtnj0OzmSU78jw6DLUicYBdwYeFtEqwx0kHMZpv8S2zaEwtLRp5vchyL2U75bzRfSnOgL5EIpNHc8sa261jwZuj9pYLwpHXehP6k7HNCAmuF3/s1600/IMG_0024.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjve5GWayMLDMqRfqZggcDAcM4iUsQPQLdTtnj0OzmSU78jw6DLUicYBdwYeFtEqwx0kHMZpv8S2zaEwtLRp5vchyL2U75bzRfSnOgL5EIpNHc8sa261jwZuj9pYLwpHXehP6k7HNCAmuF3/s320/IMG_0024.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Senangnya dapet ID ini, sekalipun 'hanya' berstatus intern :p</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8syxT6HIxJjza8-S4R2yUgrRd7hNnPrQxmYuAegithyphenhyphenO5WxjUe5zvl4kmUeppcnpuBnXtWx6RZzy4lI0Cg3X27zvpJcqqMp7lujR4HEnpOJGGcbCefhwZaUUUMCrAjJdNDgK6sxD3Hyu5/s1600/IMG_0169.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8syxT6HIxJjza8-S4R2yUgrRd7hNnPrQxmYuAegithyphenhyphenO5WxjUe5zvl4kmUeppcnpuBnXtWx6RZzy4lI0Cg3X27zvpJcqqMp7lujR4HEnpOJGGcbCefhwZaUUUMCrAjJdNDgK6sxD3Hyu5/s320/IMG_0169.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">i have my own cubicle :D</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: left;">
</div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEDadgzFDZ0PD-4HUiB9ioAdtNWSkLwHtrVI2NdooK7MGK3ssKOwzNJhEm-8v2mmKY_PM0lNW3sUO5dV7hD_oA6Iux9SgzM-cC300XG_ob2cfZN7IQgKoKd7Gy2qj-7qQJzI7A5oihCIPg/s1600/IMG_0039.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEDadgzFDZ0PD-4HUiB9ioAdtNWSkLwHtrVI2NdooK7MGK3ssKOwzNJhEm-8v2mmKY_PM0lNW3sUO5dV7hD_oA6Iux9SgzM-cC300XG_ob2cfZN7IQgKoKd7Gy2qj-7qQJzI7A5oihCIPg/s320/IMG_0039.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">view outside my cubicle @ 9th floor Thamrin Tower Jakpus</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfrqO1BcmolRra9MJhdxx-P-ultCGXqLHf3OfLyZQrW0N3ioT5vIb0o4pBjDh_Bbr9VgqFALzo-PjwOx-POyw_E00RGKfCblY3jMFQA8ravQvp2hPU_M9DtsVG1vfTvFXy1u_QRLhgYZVq/s1600/IMG_0017.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfrqO1BcmolRra9MJhdxx-P-ultCGXqLHf3OfLyZQrW0N3ioT5vIb0o4pBjDh_Bbr9VgqFALzo-PjwOx-POyw_E00RGKfCblY3jMFQA8ravQvp2hPU_M9DtsVG1vfTvFXy1u_QRLhgYZVq/s320/IMG_0017.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">in the middle of "another-concrete-jungle"</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKzAXNU7BSfgxbiB4aNAZ2_6tgFAoZBMuxq8-IIatcxaCtXT3bi0Gk6m2hi_nrMVhz8T-itv-Zg_KB-MklkNHHJJ7Q4auHO2e9isqaq_286mjT5NPd23ADbtA24dnuF3gwVea9JnhG-vWe/s1600/IMG_0233.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKzAXNU7BSfgxbiB4aNAZ2_6tgFAoZBMuxq8-IIatcxaCtXT3bi0Gk6m2hi_nrMVhz8T-itv-Zg_KB-MklkNHHJJ7Q4auHO2e9isqaq_286mjT5NPd23ADbtA24dnuF3gwVea9JnhG-vWe/s320/IMG_0233.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="font-size: 13px;">me and my partner in crime, Fahmi Ramadhan</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3BbbZqoyI06aNqYQVRpcWNLkHCDo-9EssUDzmnsHZiccdFJ0uvH37Q-hkkDDrsj_L48rbEZiogaID6IAFbI5fDurIqq3yRG7IDcw4xXa4vbreJDRT69jpobL_f8XFDpMGLzsL3EUIFKMt/s1600/IMG_0049.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3BbbZqoyI06aNqYQVRpcWNLkHCDo-9EssUDzmnsHZiccdFJ0uvH37Q-hkkDDrsj_L48rbEZiogaID6IAFbI5fDurIqq3yRG7IDcw4xXa4vbreJDRT69jpobL_f8XFDpMGLzsL3EUIFKMt/s320/IMG_0049.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">me and my best friend + co-worker, Angga Dwi Martha @Kupang</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6lhbW8YTNTfYRNo1WrPGfjgJza3sn7dgxfpjqOrQeanXtg3do6Lnz4lT1u6n4ifGtnRHDLnQuraEHcoi8g1zPRX7rejOshObUFzZR9Lvne2dsOQ3ZgPsQfPBhyX-Y5Vm2mQoiqw6WWGoV/s1600/IMG_0040.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6lhbW8YTNTfYRNo1WrPGfjgJza3sn7dgxfpjqOrQeanXtg3do6Lnz4lT1u6n4ifGtnRHDLnQuraEHcoi8g1zPRX7rejOshObUFzZR9Lvne2dsOQ3ZgPsQfPBhyX-Y5Vm2mQoiqw6WWGoV/s320/IMG_0040.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"> saat transit di Denpasar, menuju Kupang</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjndQ70Up2vD3y3NyPL8igxfZQQ9QedyCIo5uWQRc338hl-9pLOCmrjSufEViJjDHchaA7n5-bX5m-e-hsA1nrK736tDdh0fdEGGNq0LOE32K_H0iQSpAms3NAm25x2bzLhq3YRbgdJEIWK/s1600/IMG_0042.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjndQ70Up2vD3y3NyPL8igxfZQQ9QedyCIo5uWQRc338hl-9pLOCmrjSufEViJjDHchaA7n5-bX5m-e-hsA1nrK736tDdh0fdEGGNq0LOE32K_H0iQSpAms3NAm25x2bzLhq3YRbgdJEIWK/s320/IMG_0042.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">my very first time landing in Kupang!</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1SQVx91y_2RrnX4i0TWVL6QPZcJSx3-DW9rp5SHwd2dqfrEUDMniNV8b8SQQmXnYasIK-eJ1poXSDIJ_HRsKL08zzu8SUHnVnnRjyUqpMfJhU-Yx1STk2zv1s2L4k7i1mpu3KES_GatH1/s1600/IMG_0052.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1SQVx91y_2RrnX4i0TWVL6QPZcJSx3-DW9rp5SHwd2dqfrEUDMniNV8b8SQQmXnYasIK-eJ1poXSDIJ_HRsKL08zzu8SUHnVnnRjyUqpMfJhU-Yx1STk2zv1s2L4k7i1mpu3KES_GatH1/s320/IMG_0052.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">eksotisnya Kupang</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDKR6SSdbx8NfbHl93iTBlGwGzSRFwUJCd14SeiaooPqkEngXOFLCtEWvZNBcGPHZRIF5CN6yyvwNLRRPX2nEpW3CLlBuLGekqRE-lCRHNmJ1X0wU72wi1LBWvvB6x0rrrIwuQkN1KilW8/s1600/IMG_0063.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDKR6SSdbx8NfbHl93iTBlGwGzSRFwUJCd14SeiaooPqkEngXOFLCtEWvZNBcGPHZRIF5CN6yyvwNLRRPX2nEpW3CLlBuLGekqRE-lCRHNmJ1X0wU72wi1LBWvvB6x0rrrIwuQkN1KilW8/s320/IMG_0063.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">saya dan Costan, aktivis pemuda asli Kupang @Lasiana Beach NTT</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAuuQ7khOXlN3kJWAkRgPVagfmkPlkI8Kkq-mlj3PYzKvBqaXR5vxKhXZ64CU9V70O8t_Tq_OYhY-gxeGqx028zZFC3XW7tzW_s-vrJtPPV84VZDi4rmEFjfi04AnWagB8wTU3scuoI9SX/s1600/IMG_0087.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAuuQ7khOXlN3kJWAkRgPVagfmkPlkI8Kkq-mlj3PYzKvBqaXR5vxKhXZ64CU9V70O8t_Tq_OYhY-gxeGqx028zZFC3XW7tzW_s-vrJtPPV84VZDi4rmEFjfi04AnWagB8wTU3scuoI9SX/s320/IMG_0087.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">menengok proses pembuatan kain tenun khas Kupang yang mendunia</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwJaYNi5cFI-G7Auiw8r5Z_ZboKJl3PkJhuyZk45UIUU5msyvbSbYKMmC0O9eQ5JHWlgYcUnuEPOEooun_fmuWbfSIEYpFGOy3rptLmUmnX-7CCDFtMLitRkY3qF1SQlnkfBzSDhiGnrZX/s1600/IMG_0082.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwJaYNi5cFI-G7Auiw8r5Z_ZboKJl3PkJhuyZk45UIUU5msyvbSbYKMmC0O9eQ5JHWlgYcUnuEPOEooun_fmuWbfSIEYpFGOy3rptLmUmnX-7CCDFtMLitRkY3qF1SQlnkfBzSDhiGnrZX/s320/IMG_0082.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ini dia sumber kebanggaan masyarakat Kupang, pohon lontar! </td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Sebetulnya masih ada lagi beberapa oleh-oleh kecil dari perjalanan saya selama 3 bulan ke belakang. Well, berhubung hari ini udah 1 hari menuju keberangkatan ke Bali dan 3 hari menuju D-Day (which i've been working for in this past 3 months--Global Youth Forum in Bali 4-6 December 2012) jadi saya harus kembali kerjaaaaa! Satu simpulan, saya sebut perjalanan baru ini sebagai "lelah yang menyenangkan".</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
I'll keep you updated for another story of "lelah yang menyenangkan"! :D</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
achie martasasmitahttp://www.blogger.com/profile/18246295453849934161noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7196842566693827464.post-31562261041905262152012-08-24T09:25:00.004+07:002012-08-24T09:58:34.324+07:00deskH+4 Lebaran means "jobless" for me. let see around!<br />
<div>
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVU8Dxl3eycySnua4ZBhf4wxWwpkSuzPEz_WlYwCpViMSYuCADy_GdQOtOQA7qK06D41S3rIWEHH0dR4Beb9-EGzjKwHqoR42wtraF6vdg5c9Bx3tWehW7m0_J60z7_YtaBw_eJsVjYTI4/s1600/office2+003.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVU8Dxl3eycySnua4ZBhf4wxWwpkSuzPEz_WlYwCpViMSYuCADy_GdQOtOQA7qK06D41S3rIWEHH0dR4Beb9-EGzjKwHqoR42wtraF6vdg5c9Bx3tWehW7m0_J60z7_YtaBw_eJsVjYTI4/s320/office2+003.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">mejanya berdaki, </span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">meski pun udah digosok tetep aja berdaki :(</span></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLJ4whFsEPR8ygcVFRqtK_4UdkcTzcLIscNt8MqP4MGzPBq9X1hHTcpQuIHf6TIviRAz8qobd8hfVHtVtudLgCaPM5zYn9E7FZkKDvbJFRnj0ayKbpcVqMLFrDqYV05KkEtSUdH1RUGw8V/s1600/office+028.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLJ4whFsEPR8ygcVFRqtK_4UdkcTzcLIscNt8MqP4MGzPBq9X1hHTcpQuIHf6TIviRAz8qobd8hfVHtVtudLgCaPM5zYn9E7FZkKDvbJFRnj0ayKbpcVqMLFrDqYV05KkEtSUdH1RUGw8V/s320/office+028.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">males bikin phonebook, ketauan joroknya :p</span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhOuv_V_wwxBc1rw9oqZg_fqq865OdEOhGxCIQcLSBUftjNyV4gMZoY6_lQGTwoEZ3cxsh_VkHKfsGhdbuxZ0GKzOX4KxChQy4uUM6DcVMJPTqzh4uvPKH6QA5sq4OkcZNf3qbmMkXZxm4Y/s1600/office+027.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhOuv_V_wwxBc1rw9oqZg_fqq865OdEOhGxCIQcLSBUftjNyV4gMZoY6_lQGTwoEZ3cxsh_VkHKfsGhdbuxZ0GKzOX4KxChQy4uUM6DcVMJPTqzh4uvPKH6QA5sq4OkcZNf3qbmMkXZxm4Y/s320/office+027.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">post it everywhereee </span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgd8PYt80rpMIdIS6-mhUkfnoi1mJvSMXHm_87egwFZkKRjX14RC-fGy54HmCXJ7UHhd-Rw-RDHuBWMJ1U0-PfgZV5k1b8VB4HlYXXdc0QBH0leKf_jdv7HJBAFOafeovJ22aaOkm-xtkP4/s1600/office+029.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgd8PYt80rpMIdIS6-mhUkfnoi1mJvSMXHm_87egwFZkKRjX14RC-fGy54HmCXJ7UHhd-Rw-RDHuBWMJ1U0-PfgZV5k1b8VB4HlYXXdc0QBH0leKf_jdv7HJBAFOafeovJ22aaOkm-xtkP4/s320/office+029.jpg" width="240" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">when tea met nationalism</span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTb-iVEwatQv9zPtHf-U_-kt1olSoHuXmWAA0hgdmbPbcMagJhYztU6W_hDawFjneqioGhlJG43nn6SSGUkAsD-iirNhLti1NcH8S0hHj1SR6A12iwhfsCT5Rpud9ogVSATWBGNtFvacTE/s1600/book.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTb-iVEwatQv9zPtHf-U_-kt1olSoHuXmWAA0hgdmbPbcMagJhYztU6W_hDawFjneqioGhlJG43nn6SSGUkAsD-iirNhLti1NcH8S0hHj1SR6A12iwhfsCT5Rpud9ogVSATWBGNtFvacTE/s320/book.JPG" width="240" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">mabok eyd, sayang KBBI nya gak dibawa</span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVKj0zn1h0xgAs8UbId1OMJJxCBesjvkJBqf0KdCO0gezg-iqUoPZR_W6L2vcAwNjxVAsHXoOUE2PbwjCF_s2aPKcusfNoCPyWd9HKNMPxU3XInX2yLw7dP4cNy66aQDh8b_4cl6jdEXhe/s1600/pembatas+buku.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVKj0zn1h0xgAs8UbId1OMJJxCBesjvkJBqf0KdCO0gezg-iqUoPZR_W6L2vcAwNjxVAsHXoOUE2PbwjCF_s2aPKcusfNoCPyWd9HKNMPxU3XInX2yLw7dP4cNy66aQDh8b_4cl6jdEXhe/s320/pembatas+buku.JPG" width="240" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">celengan merangkap pembatas buku dadakan</span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpEmdCNc1Dg241xdZ67a5Dli7mrkMGfnRYT__tMg25VSLvnp7Jcc3aMPjhSz5ZMbgMGvh1KMWEhKfDnu9pQj_WUBUK9iS9F-4Ly_585xhePz8ISGPkEkrAZwZ4sVEBUIPLtktf4PrLXbgY/s1600/office+023.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpEmdCNc1Dg241xdZ67a5Dli7mrkMGfnRYT__tMg25VSLvnp7Jcc3aMPjhSz5ZMbgMGvh1KMWEhKfDnu9pQj_WUBUK9iS9F-4Ly_585xhePz8ISGPkEkrAZwZ4sVEBUIPLtktf4PrLXbgY/s320/office+023.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">telpon ini berfungsi buat verifikasi berita ke daerah, <br />kadang juga jadi operator dan dibentak-bentak bule</span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVEbDRlvt8Fn6YsA3bU2Ye-Yp8h1fchc5IetMzvWP8ad6w9qbwL6V_j3OgzmMYiRMu9SpQjtXwHHVAYBMtGPR8dubWrJGIqEk7hu3AKdssYUyqttORxy1choRGFijraXzxWVVp3U34byd-/s1600/office+030.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVEbDRlvt8Fn6YsA3bU2Ye-Yp8h1fchc5IetMzvWP8ad6w9qbwL6V_j3OgzmMYiRMu9SpQjtXwHHVAYBMtGPR8dubWrJGIqEk7hu3AKdssYUyqttORxy1choRGFijraXzxWVVp3U34byd-/s320/office+030.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">view di sebelah kiri meja</span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">kalo siang silau, kalo hujan romatis</span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIXhnSlJDeCNqju0ncYOlOjodJrNck3iuiFXGiQgxH-U4uxNb0QTqpQBIH58MzrJizbbhV2Fuh5mWF_pUloXd886dsnRdQcW6sbU-224fyoNOvESNGhKfYioBWCXkTMf6rEkyHsIfkj6CV/s1600/office+031.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIXhnSlJDeCNqju0ncYOlOjodJrNck3iuiFXGiQgxH-U4uxNb0QTqpQBIH58MzrJizbbhV2Fuh5mWF_pUloXd886dsnRdQcW6sbU-224fyoNOvESNGhKfYioBWCXkTMf6rEkyHsIfkj6CV/s320/office+031.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">view di belakang meja, guess what? </span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">my boss office! *jackpot bgt*</span></td></tr>
</tbody></table>
<div>
<br />
that's all. happy weekend all :D<br />
<br />
CHEERS!<br />
<br /></div>
achie martasasmitahttp://www.blogger.com/profile/18246295453849934161noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7196842566693827464.post-84024987386364160642012-07-24T08:39:00.001+07:002013-03-01T14:02:16.301+07:00#5 Makanan Kesukaan versi saya! :)<div style="text-align: justify;">
nah, minggu ini temanya rada-rada susah: makanan yang kamu suka/gak suka.</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
iya, susah. soalnya semua makanan saya suka. dan saya cuma punya satu pantangan: seafood. itu pun gak semua jenis seafood. jadi buat edisi minggu ini, saya bakal share ttg empat makanan favorit dan satu jenis makanan (yg sebenernya saya suka tapi...) yang harus saya hindarin. meski pun lagi puasa, gak apa-apalah ya kita cerita sedikit soal makanan hahaha. ini nih..</div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<a name='more'></a><br /></div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<b>#1 Spicy food</b></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
ini saya simpen di posisi teratas. layaknya orang sunda asli dan cewek kebanyakan, makanan pedas emang gak bisa lepas dari keseharian saya. beda sama pedesnya masakan padang, pedes yang saya maksud adalah pedas yg berasal dari cabe rawit atau bahasa sundanya-->cengek. makanan apapun kalau udh dibubuhi cengek pasti jadi lebih mantep. biasanya cengek ini paling pas kalo udah dipasangin sama yang berkuah, misalnya bakso dan mie jawa yang dikasih potongan cabe rawit. tapi, buat saya, semua jenis makanan bisa disandingin sama cabe rawit yang diulek atau sambal. nah, kalo udh berubah wujud jadi sambal, cocoklah disantap pake ayam, tahu panas, lengkap sama lalapnya. kalo di bandung, tempat recommended buat nemuin jenis makanan pedes ada di: bakso malang enggal (jalan burangrang), ayam bakar bu imas (sambelnya nendang banget!), mie jawa bengawan (jalan riau).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZzR9XsdjW1HN-JsmTgc5Y50IDDqgzdvGO_BT3daJSIpAGpmV0Rxhj9PA7XMVF2kVUw0aOP2SUep2b6b5uyVm5pi-0tyt1s-u4fnAYTq6A-WNdO9AFTEKTTyS6eCsz5UTR7hVtn9YpiCx2/s1600/sambel.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZzR9XsdjW1HN-JsmTgc5Y50IDDqgzdvGO_BT3daJSIpAGpmV0Rxhj9PA7XMVF2kVUw0aOP2SUep2b6b5uyVm5pi-0tyt1s-u4fnAYTq6A-WNdO9AFTEKTTyS6eCsz5UTR7hVtn9YpiCx2/s1600/sambel.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">sambal</span><br />
<i><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><a href="http://lucerahma.blogdetik.com/index.php/2012/06/selera-sambal-pedas-paling-indonesia/" style="text-align: -webkit-auto;">lucerahma.blogdetik.com</a> </span></i></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwxP2WhlnmL2TWboXlVj7R3Jk7q1cPwX3vlAmWpv9jHkGsM2AgJlXDHuvZPFC5PtoMvK4luDIz3-Mbqqf5nUatMbNivlnfK0LXZ3ChX6BGiCKtxOon5Gwg2TnL0zEmFObGUo4vedRCs5FI/s1600/mie+jawa.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwxP2WhlnmL2TWboXlVj7R3Jk7q1cPwX3vlAmWpv9jHkGsM2AgJlXDHuvZPFC5PtoMvK4luDIz3-Mbqqf5nUatMbNivlnfK0LXZ3ChX6BGiCKtxOon5Gwg2TnL0zEmFObGUo4vedRCs5FI/s1600/mie+jawa.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">mie jawa</span></td></tr>
</tbody></table>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;"><b>#2 Cokelat</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">kalo yang satu ini saya bingung jelasinnya. kayaknya udah dari sononya kali ya sebagian besar penyuka cokelat itu cewek. kodrat mungkin hahaha. saya suka segala jenis makanan yang mengandung cokelat, seperti cake, cookies, aneka desert berbahan cokelat, sampai hot chocolate. </span></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhD-kyvXYJPXGOWPp4zZeEEr5Lw47ZchrPOYjdXjHRhyphenhyphenBV8DcXBKZSfrSZ6gXP0fCNklYwKBMnO42NlSTX04H7LK-BBFxF2DSYvI0v8Fv7g3oZgERaeEn7FKHIUa6pLT6ARzeu0wazsv_nP/s1600/cokelat.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhD-kyvXYJPXGOWPp4zZeEEr5Lw47ZchrPOYjdXjHRhyphenhyphenBV8DcXBKZSfrSZ6gXP0fCNklYwKBMnO42NlSTX04H7LK-BBFxF2DSYvI0v8Fv7g3oZgERaeEn7FKHIUa6pLT6ARzeu0wazsv_nP/s1600/cokelat.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">cokelat batangan</span><br />
<a href="https://stendanson.wordpress.com/2011/01/13/7-alasan-kenapa-makan-cokelat-itu-menyehatkan/" style="text-align: -webkit-auto;"><i><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">stendanson.wordpress.com</span></i></a>
</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAvgdwnXhOXEzX1kQBz4gFwyn6x-XbBD1j4-ZjpeG_3PYuoAOT-pkuPN9z2VnKmgrjNFSp3rSDCYmKUqEdICMApJQhSwoTG2lccYyhCWLGHPOm9cjbBrdYXX-CjyTbWdH6myGl1cjyBS2y/s1600/coklat3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAvgdwnXhOXEzX1kQBz4gFwyn6x-XbBD1j4-ZjpeG_3PYuoAOT-pkuPN9z2VnKmgrjNFSp3rSDCYmKUqEdICMApJQhSwoTG2lccYyhCWLGHPOm9cjbBrdYXX-CjyTbWdH6myGl1cjyBS2y/s1600/coklat3.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">hot chocolate</span><br />
<i><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">tumblr.com</span></i></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<b>#3 Roti Gempol</b></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
nah kalo yang ini cuma ada di bandung! tepatnya di jalan gempol. toko plus pabrik roti ini udah ada sejak tahun 1958. andalan toko roti ini ya roti tawarnya yang khas dan masih asli (kaya roti tawar jaman dulu). di lokasi jalan gempol ini, selain ada tokonya yang sederhana, pengunjung juga bisa liat proses pemanggangan roti. karena pabriknya berada tepat di samping toko roti. jadi, sambil makan roti sambil bisa nikmatin aroma roti tawar yang baru keluar oven. yumm yumm! tapi, toko roti ini gak bisa dong terus2an hanya mengandalkan roti tawarnya aja. nah, untuk menyesuaikan jaman, maka lahirlah roti bakar ala toko roti gempol. ini dia nih menu andalan saya! roti bakar di sini beda dari yang lain. kita bisa pilih dua jenis roti, roti tawar putih (roti tawar pada umumnya) dan roti gandum. ada menu asin dan manis. dan, bisa porsi perseorangan atau ririungan (porsi besar). toppingnya juga gak kalah oke. ada tuna, telor dadar/ceplok, salami, daging asap, keju. buat yg manis ya standar roti bakarlah, ada cokelat, strobery jam, nuttela, dll. menu favorit saya sih yang asin: salami, daging asap, dan keju, plus mayonaise. harganya juga pas di kantong, asin Rp 13.000,00 (harga terakhir saya kesana), manis Rp 10.000,00. buat porsi ririungan Rp 30.000,00.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJxj6VocReaEmlr-sWyPPLAUefNsSWc4B9d68cdAYWcouQ7wPFakGbN1khJde4kKmMcGsSWN1eD2BSVB1BgfFbzqfZEZ4xLDyp4oRMbHOZmLo3IgHivOHYdJ6tFTnXnHWWNTAJTdFs4MEd/s1600/roti+gempol.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="212" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJxj6VocReaEmlr-sWyPPLAUefNsSWc4B9d68cdAYWcouQ7wPFakGbN1khJde4kKmMcGsSWN1eD2BSVB1BgfFbzqfZEZ4xLDyp4oRMbHOZmLo3IgHivOHYdJ6tFTnXnHWWNTAJTdFs4MEd/s320/roti+gempol.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">roti gandum bakar khas gempol</span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><a href="http://bhellabhello.wordpress.com/2012/05/30/kuliner-bandung-berburu-sarapan-di-roti-gempol/" style="text-align: -webkit-auto;"><i>bhellabhello.wordpress.com</i></a><i> </i></span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;"><b>#4 Okonomiyaki kedai ling-ling</b></span></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
kalo ini makanan favorit saya akhir-akhir ini. bukan berarti korban mode japaness food, tapi serius deh okonomiyaki kedai ling-ling ini ueenaak tenan! paduan sayur, cumi, mayonaise, tepung, dan taburan katsuobushi ini bikin nagih. wajar aja sih kalo buat nikmatin okonomiyaki kedai ling-ling harus pake waiting list segala. harganya juga enak di hati, satu porsi okonomiyaki Rp 15.000,00 sajah. di bandung, kedai ling-ling ada di jalan sultan agung dan jalan cihampelas. ini bukan cafe atau resto, tapi kedai jongko khas kaki lima jepang. bisa sekalian nongkrong :p</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgCinkNs20Xo6tfvZrkXwTPNbC6YoPVHCR8TPTVMH8bEMrXZl_NPC71eT2mOUPM5sapdileQov9mEJziWfME1dj87W3-c2uyBPmwkahcxLv5JyW92shhaJ4Q1MrBjSInRBMNCyM_tvr2tK/s1600/okonomiyaki.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgCinkNs20Xo6tfvZrkXwTPNbC6YoPVHCR8TPTVMH8bEMrXZl_NPC71eT2mOUPM5sapdileQov9mEJziWfME1dj87W3-c2uyBPmwkahcxLv5JyW92shhaJ4Q1MrBjSInRBMNCyM_tvr2tK/s1600/okonomiyaki.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">okonomiyaki ala kedai ling-ling</span><br />
<a href="http://duniaicip-icip.blogspot.com/2012/06/kedai-ling-ling.html" style="text-align: -webkit-auto;"><i><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">duniaicip-icip.blogspot.com</span></i></a>
</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgubsUvFSxprGqDrPwgk_Mc5mQN546y2F9L_k2NNVX3gOOFxd_0XagVvinNbt85PeoBYYJHasmKReu7EOhnmb9mZwJUEV1Q5bpS0bVAVwNhoSfRcz1gRwfENSt4hdpUthraD1h_bhte5E0h/s1600/kedai+ling-ling.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgubsUvFSxprGqDrPwgk_Mc5mQN546y2F9L_k2NNVX3gOOFxd_0XagVvinNbt85PeoBYYJHasmKReu7EOhnmb9mZwJUEV1Q5bpS0bVAVwNhoSfRcz1gRwfENSt4hdpUthraD1h_bhte5E0h/s1600/kedai+ling-ling.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">kedai ling-ling yg gak pernah sepi pengunjung</span><br />
<i><a href="http://jajalindo.com/culinary/kedai-ling-ling/description" style="text-align: -webkit-auto;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">jajalindo.com</span></a> </i></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;"><b>#5 Sea food (pantangan yang sulit dipantang)</b></span></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
temen saya pernah bilang, "chie, kamu itu salah satu orang paling gak beruntung karena gak bisa makan kepiting dan kerang". mungkin ada betulnya juga, saya emang gak bisa dan gak boleh makan sea food, terutama kepiting dan kerang. yes, saya alergi sea food :(</div>
<div style="text-align: justify;">
padahal makanan ini adalah salah satu jenis makanan ter-enak huhuhuhu :(</div>
<div style="text-align: justify;">
untungnya (sebenernya tetep gak untung sih) saya masih boleh makan udang, cumi, dan ikan laut, tapiiiii dengan porsi yang kecil. di bandung kita punya beberapa resto sea food yang recommended: red dipo (jalan dipatiukur), HDL (jalan cilaki), dan deCost (ada di braga citywalk dan setiabudi, belakangan ini cabangnya makin banyak di beberapa mal di bandung).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCJxOgGJuInm1GqaeoXQQJ413Cmk1X0feGsVBrAkpdTC7YyNPqPNB2XaOcGQMEPYkn6qLsROzCIX1Y5_GEtQ_YHOUYmhj77v5bO1uujDJLZUZYf0INDcFilfXE9icm4Dx_3VIlFdWiNA3B/s1600/seafood.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCJxOgGJuInm1GqaeoXQQJ413Cmk1X0feGsVBrAkpdTC7YyNPqPNB2XaOcGQMEPYkn6qLsROzCIX1Y5_GEtQ_YHOUYmhj77v5bO1uujDJLZUZYf0INDcFilfXE9icm4Dx_3VIlFdWiNA3B/s1600/seafood.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">macem-macem seafood</span><br />
<i><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><a href="http://www.fiscuswannabe.web.id/2011/09/awas-bahaya-makan-seafood.html" style="text-align: -webkit-auto;">www.fiscuswannabe.web.id</a> </span></i></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
that's all, lima makanan kesukaan (dan pantangan yg sulit dipantang) versi saya! semoga puasanya gak batal ya hahaha :p
</div>
<div style="text-align: justify;">
see you on the next #SemingguSatu!</div>
<div style="text-align: justify;">
cheers! :)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
achie martasasmitahttp://www.blogger.com/profile/18246295453849934161noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7196842566693827464.post-42844703378448475812012-07-17T10:01:00.001+07:002012-07-17T12:44:10.023+07:00me & the coolest spots @bandung<div style="text-align: justify;">
Saya mungkin tergolong sebagai orang yang narsis sama kotanya sendiri. Entahlah, bukan berarti etnosentrisme, tapi yang jelas saya memang sangat bangga menjadi warga kota Bandung. Buat saya, kota ini selalu menarik, dan akan terus menarik meski habis sudah setiap sudutnya saya ubek. oh ternyata, kota saya gak cuma menarik buat penghuninya aja, tapi juga para tetangga dari kota sebelah yang doyan menjadikan kota saya sebagai "halaman belakang" rumah mereka. Nah, herannya, lokasi-lokasi favorit yang seringkali diserbu pendatang ini justru gak ada satu pun yang masuk list tempat favorit versi saya. Jadi failed abislah kalo kamu jadiin tulisan saya ini sebagai guideline "Bandung where to go", eh atau jangan-jangan bisa jadi referensi baru? NAH</div>
<a name='more'></a><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>#1 Sumber Hidangan</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Namanya emang kurang cathcy, maklum saja toko roti plus cafe ini udah berdiri sejak 1929. Tampilannya juga gak segaul cafe-cafe masa kini, tapi yang jelas tempat ini unik. Semua yang ada di toko ini serba antik, furniture sampai pelayannya juga antik! Baru masuk pintunya aja, kita udah bisa mencium aroma roti yang baru aja mateng. Aromanya khas, jauh dari aroma roti jaman sekarang di mal-mal itu. Pemilik dan pelayannya turun-temurun, dan kayanya sih mereka memang sengaja membatasi komunikasi dengan "orang luar". Serius, pelayanannya jutek abis, dan jarang senyum ke pelanggan. Tapi anehnya meski dijutekin, si pelanggan gak pernah kapok, dan tempat ini pun gak pernah sepi pengunjung. Gak jarang, saya mampir ke sini sendiri, dan selalu senang kalo dijutekin sama pelayannya. hahaha. inilah yang bikin tempat ini menarik. Tentuuuu selain roti kismisnya yang enak dan khas, plus menu favorit lainnya: homemade ice cream! Yes, es krim di sini gak kalah lah sama es krim di mal, malah jauh lebih enak dan harganya gak bikin enek. Segelas es krim berkisar antara Rp 6.000-8.000,00 plus segelas air putih. Kata ayah saya, "ini nih cara makan es krim yang bener". Saya semakin rajin ke tempat ini setelah baca buku Madre-nya Dee Lestari, saya rasa kalau suatu saat Dee mem-film-kan Madre, tempat inilah yang paling passs! Waktu yang cocok buat mampir ke sini tuh before sunset, dan please jangan liat andesit Jalan Braga yang ganggu itu ya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEXoBjU7Y1bRqIGDvVLJ53T65l44gRm_q0y4lwYh3CG7xkdKx8u34FVMuGsNU0J6RKKQ7kTa1MuBoHV9RYs_yCeYUm10wX1ufZipDoQzV9i0UmsIpnjeihtbhRIW2fWymhc3AheHBTwv-S/s1600/myplasa.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEXoBjU7Y1bRqIGDvVLJ53T65l44gRm_q0y4lwYh3CG7xkdKx8u34FVMuGsNU0J6RKKQ7kTa1MuBoHV9RYs_yCeYUm10wX1ufZipDoQzV9i0UmsIpnjeihtbhRIW2fWymhc3AheHBTwv-S/s1600/myplasa.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: small;">sumber hidangan</span><br />
<i>www.myplasa.com</i></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAr-z-e704cIM2aaHYXM6fMH-iaIuydS2Ke28BbLV8Vm-UwAZl6Sa7mLenoQL5erK9Tkndieu-QHLQ06hGZMkqvCHnbWHePp3Q01XKlhGMtsmj-VvTqrsYWZDEntHEXRmFHt5TnUh_BKUb/s1600/dansapar.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAr-z-e704cIM2aaHYXM6fMH-iaIuydS2Ke28BbLV8Vm-UwAZl6Sa7mLenoQL5erK9Tkndieu-QHLQ06hGZMkqvCHnbWHePp3Q01XKlhGMtsmj-VvTqrsYWZDEntHEXRmFHt5TnUh_BKUb/s1600/dansapar.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: small;">interior yang masih sangat asli</span><br />
<i>www.dansapar.com</i></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>#2 Maison Bogerijn (Braga Permai)</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Masih di Jalan Braga. Buat saya, resto legendaris ini cukup eksotis. Lagi-lagi dari segi interior-eksterior memang gak se-classy resto di kawasan Dago-Ciburial, tapi resto ini justru nampak classy karena usianya yang nyaris seabad. Satu hal yang bikin saya suka tempat ini: payung tropis-nya! Berasa di cafe-cafe eropa (berasa udah tau aja eropa kaya apaan.hahaha), apalagi banyak banget bule yang sengaja mampir ke resto ini. Sebagian besar buat nostalgia atau penasaran sama cerita nenek-moyang mereka tentang resep masakan resto ini (meski pun sekarang udah gak pake resep Ratu Belanda lagi). Menu favorit saya: homemade ice cream, homemade pizza, dan kue berbentuk kaki kambing. Harganya kisaran antara Rp 10.000-30.000,00. Recommended: nikmatin ice cream tengah hari, atau dinner after sunset. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3LpHmFEg01QWHkbgklwGeJn4BdwJINwyCi7sqxGdOxC7c1W6vxQITI0aydG7XSAL7O5zmu1DYpIKfiHnMoi0N4U3mBfLkQSXsPMfIWuEkuAJCAEIX_SoAGY95kYBNvaXhrfafPOvZNy4v/s1600/braga+permai.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3LpHmFEg01QWHkbgklwGeJn4BdwJINwyCi7sqxGdOxC7c1W6vxQITI0aydG7XSAL7O5zmu1DYpIKfiHnMoi0N4U3mBfLkQSXsPMfIWuEkuAJCAEIX_SoAGY95kYBNvaXhrfafPOvZNy4v/s1600/braga+permai.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: small;">payung tropis andalan Braga Permai</span><br />
<span style="font-size: x-small;"><i>dok.pribadi</i></span></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGyXu0VWRX0_x6qyTWFPm3EGXJJ0wMhRXGab16XhGhdPAWa5qcqQKhO8DaKnJpYGOW5nmI9ki-YzyqADUmLUpb96C05zJEz5rrqxUfI97MRuvEy2XXi0jOMtZVY7uRz8eXe5TbmIRyLCIW/s1600/eskrim.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGyXu0VWRX0_x6qyTWFPm3EGXJJ0wMhRXGab16XhGhdPAWa5qcqQKhO8DaKnJpYGOW5nmI9ki-YzyqADUmLUpb96C05zJEz5rrqxUfI97MRuvEy2XXi0jOMtZVY7uRz8eXe5TbmIRyLCIW/s1600/eskrim.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: small;">hawaiian ice cream ala braga permai</span><br />
<i>dok.pribadi</i></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>#3 Tobucil</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Sesuai namanya, tobucil (toko buku kecil), tempat ini memang tidak luas. tapi saya suka tempat ini! Buat saya, tempat ini lebih identik sebagai sarang ide dan kreativitas, ketimbang "toko buku". Tobucil lebih tepatnya adalah ruang terbuka bagi siapa aja yang ingin belajar, ya belajar apa pun. Mulai dari menulis hingga merajut. Saya lebih melihatnya sebagai art space karena setiap tahunnya Tobucil rutin menggelar Crafty Day, tempat berkumpulnya para perajin yang sebagian besar adalah anak-anak muda. Seperti di luar negeri sana, saat Crafty Day setiap pengunjung bisa ikut beberapa workshop, seperti workshop merajut, merenda, membuat boneka, bercerita, menulis, sampai membuat scrap book.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhx8CvLq1dXgtruNBMOdLdFK8miI3rL5-DZ_06rumcPpV7qUiK5RkLcL1XJUbR2hWXe6IC3g-yLbIWlojniFGPQ63wo1z4jK280lPdrzN0UJMRcZJFpbIGJlH7-uUfCTmM3fmcm3dsTHXk5/s1600/gogirlmagz.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhx8CvLq1dXgtruNBMOdLdFK8miI3rL5-DZ_06rumcPpV7qUiK5RkLcL1XJUbR2hWXe6IC3g-yLbIWlojniFGPQ63wo1z4jK280lPdrzN0UJMRcZJFpbIGJlH7-uUfCTmM3fmcm3dsTHXk5/s1600/gogirlmagz.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: small;">tobucil</span><br />
<span style="font-size: x-small;"><i>www.gogirlmagz.com</i></span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjn2-i5rN_7TT0Sn9lz0rJFMorgmEiOJDp4RzIloyTEhhTmmZEI1S-GsYzGoQHfyUpwydQgjnN06wfcUea0Dr9pxhK05357v6rALHCNIRDbR66sB4uFdGXw1b1XR3Gc5WYGD4fxVq8LhFTb/s1600/crafty+day.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjn2-i5rN_7TT0Sn9lz0rJFMorgmEiOJDp4RzIloyTEhhTmmZEI1S-GsYzGoQHfyUpwydQgjnN06wfcUea0Dr9pxhK05357v6rALHCNIRDbR66sB4uFdGXw1b1XR3Gc5WYGD4fxVq8LhFTb/s320/crafty+day.JPG" width="240" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: small;">crafty day!</span><br />
<i>dok.pribadi</i></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>#4 Cibadak</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Kawasan ini memang terkenal macet karena berdekatan dengan sejumlah sentra perbelanjaan, pasar baru dan alun-alun. Butuh semangat lebih untuk bisa sampai ke lokasi ini. Cibadak masih termasuk kawasan pecinan terbesar di kota Bandung. Gak heran kalau di kawasan ini ada banyak toko berjejer. Seperti kawasan pecinan di sejumlah kota lainnya, sudah otomatis kawasan ini merupakan sebagian dari lokasi kota tua atau kota lama. Di sepanjang jalan Cibadak, saya selalu nemu barang-barang unik buat keperluan hobi saya--scrapbooking, dengan harga grosir yang super muraaah. Kadang, kalo lagi beruntung saya bisa nemuin aksesoris langka. Best Buy all the way deh!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>#5 Boemi Nini Rooftop</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Ini sih tempat 'rahasia' saya. Buat saya, rooftop ini cukup seksi. selain enak dipake buat nunggu sunset, rooftop boemi nini ini asik buat dipake nge-teh atau bakar sate (sok-sok-an barbeque bolehlaaah..). Kecil sih tempatnya, tapi sumpah pewe pisan. Rooftop ini seakan menjawab semua mimpi saya tentang rooftop impian (eeaaa). Dilapisin rumput dan dikelilingi tanaman rambat. unfortunately, saya gak punya fotonya :(</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
that's all.</div>
<div style="text-align: justify;">
hmmm sebenernya masih ada lagi sih tempat-tempat favorit ala saya. tapi the top 5-nya ya itu tadi. kalo mau coba dateng, silahkan, dan semoga sesuai ekspektasi yess. Well, s<span style="background-color: white;">emoga bisa berbagi lagi di edisi #SemingguSatu selanjutnya ya! </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">cheers! :)</span></div>achie martasasmitahttp://www.blogger.com/profile/18246295453849934161noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7196842566693827464.post-24655898182377913552012-07-16T12:03:00.003+07:002012-07-16T12:39:19.115+07:00#SemingguSatu Starts here! :)<div style="text-align: justify;">
i welcome you to my new weekly activity: #SemingguSatu!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tertarik dengan tweet seorang teman, @annelisbrilian tentang #SemingguSatu, saya pun langsung cari tahu apa sih #SemingguSatu. oh ternyata, seminggu satu merupakan "ajakan" buat para blogger untuk (at least) menghasilkan satu tulisan dalam satu minggu sesuai tema yang udah ditentuin. kalo liat dari timeline twitter, "ajakan" ini berasal dari idenya abang-abang ini-->@fanabis dan @kelakuan :p<br />
<a name='more'></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
the good point is...secara pribadi saya lihat ini sebagai ajakan yg absolutely positif. Berhubung kesadaran menulis saya masih sangat pas-pasan. hahaha. Selama kurang lebih empat tahun menyandang 'gelar' sebagai mahasiswa jurnalistik, saya akui, produktivitas menulis saya memang tinggi. Tapi, ada tapinya, sebagian besar tulisan itu motivasinya adalah tugas (baca: menulis karena 'disuruh'), dan sebagian kecil lain motivasinya adalah 'pemenuhan kebutuhan akan menulis' (baca: writing with full of passion). Saya akui, porsinya memang kebalik, dan mungkin sulit buat membalikkan porsi itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebagai 'penebusan dosa', saya ingin kembali menulis karena passion, bukan karena tugas atau tuntutan mata kuliah. Saya ingin menulis karena ingin, bukan karena disuruh. Saya ingin menulis dengan bebas, tanpa diatur kebijakan atau hasil rapat redaksi. Saya ingin menulis untuk diri sendiri, bukan karena ingin dibaca orang. Saya ingin menulis karena saya perlu, karena saya ingin berbagi, karena saya ingin berekspresi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
well, tanpa pikir panjang saya langsung memutuskan buat bergabung secara virtual melalui tulisan pertama saya untuk #SemingguSatu edisi "tempat favorit di kotamu". apakah saya bisa konsisten menulis satu tulisan setiap minggunya? </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
haha let see lah yaaaa</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
:)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<br /></div>achie martasasmitahttp://www.blogger.com/profile/18246295453849934161noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7196842566693827464.post-80168102577788799022012-07-07T12:28:00.000+07:002012-07-16T12:19:03.192+07:00Social Media for Social Movement!<br />
<blockquote class="tr_bq">
<span class="huge"><i><span style="border: 1pt none windowtext; padding: 0in;">“Technology
is nothing. What's important is that you have a faith in people, that they're
basically good and smart, and if you give them tools, they'll do wonderful
things with them.</span></i>”<span style="border: 1pt none windowtext; padding: 0in;"> (Steve Jobs)<o:p></o:p></span></span></blockquote>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
Siapa yang gak
punya Facebook? Situs jejaring sosial temuan Mark Zuckerberg ini langsung laris
manis setelah diluncurkan pada Februari 2004 lalu. Ibarat jamur di musim hujan,
semua kalangan dari berbagai usia pun beramai-ramai membuat akun dan mulai terhipnotis
kecanggihan Facebook dalam ‘mendekatkan yang jauh’ sekaligus ‘mempertemukan
yang lama tak jumpa’. <i>What a small world,
</i>itulah yang ada dibenak para penggunanya. Kehadiran Facebook memang
disambut baik, tak hanya di negara asal
sang penemu, Amerika, tetapi juga <i>in
another part of the world, </i>termasuk Indonesia. Tapi, apakah Facebook
‘sebaik’ dan ‘seramah’ itu? Well, let’s check this out!<br />
<a name='more'></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
Saya punya temuan menarik. Beberapa minggu lalu, seperti biasa saya mengunjungi situs <span style="color: red;"><b><a href="http://www.voaindonesia.com/section/homepage/1420.html">VOA Indonesia</a> </b></span>dan membuka program kesukaan saya, <a href="http://www.voaindonesia.com/archive/dunia-kita/latest/407/412.html"><b>Dunia Kita</b>.</a> Dalam Dunia Kita edisi 14 Juni 2012, saya mendapati sebuah <i>feature news </i>tentang pengaruh Facebook (FB) terhadap kebahagiaan penggunanya. Well, kalau ditanya apa saja keuntungan menggunakan FB <i>absolutely </i>semua orang tahu, tapi apa orang juga tahu apa saja kerugian penggunaan FB baru-baru ini? Check this <a href="http://www.voaindonesia.com/media/video/940613.html"><b>video</b></a> out, guys! </div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
Entahlah, setelah saya membaca buku <i>The Geography of Bliss </i>milik Eric Weiner, kata 'kebahagiaan' menjadi begitu menarik perhatian saya. Peneliti dari Utah Valley University menemukan bahwa tingkat stres pengguna FB lebih tinggi daripada yang tidak punya akun. Katanya, hal itu disebabkan karena para pengguna FB melihat gambaran hidup seorang teman di FB mempengaruhi cara pandang mereka dalam memandang hidup. Mereka akan cenderung menilai kehidupan teman yang digambarkan lewat status atau foto, dianggap lebih baik daripada kehidupan mereka sendiri. Dari intensitas, rata-rata warga Amerika pengguna FB akan mengecek akun mereka minimal sekali dalam sehari. Bahkan lebih, misalnya 3 kali dalam sehari, seperti jadwal makan yang notabene adalah kebutuhan vital manusia. Nampaknya 'budaya <i>stalking</i>' kehidupan orang lain cenderung jadi kebiasaan baru bagi kalangan pengguna sosial media. Hmmm...berlaku juga nih di Indonesia.</div>
<blockquote class="tr_bq">
“Thank God, saya
lulus SNMPTN. Eh langsung dikasih i-Pad sama ortu sebagai hadiah kelulusan"-just example.</blockquote>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
Status-status
seperti di atas yang seringkali memancing seseorang untuk menilai bahwa temannya
jauh lebih beruntung daripada dirinya. <i>Voilaaa</i>, konon inilah yang memacu
tingkat stres para pengguna FB. Tingkat stres secara otomatis juga akan
berpengaruh pada kebahagiaan sang pengguna. <i>Output</i>-nya, selain stres, mereka
cenderung akan mudah menjadi penggerutu atau pengeluh. Celakanya, sebagian
besar pengguna FB berasal dari kalangan remaja hingga dewasa muda, atau
singkatnya generasi muda. Begitu juga di Indonesia, meski beberapa minggu ke
belakang posisi Indonesia berdasarkan jumlah pengguna FB menurun dari peringkat
ketiga menjadi keempat disusul India (49.811.920 pengguna) dan Brazil
(51.172.180 pengguna), namun yang pasti jumlah pengguna FB tetap didominasi
oleh kalangan muda. Berdasarkan data <a href="http://socialbakers.com/"><b>Socialbakers.com</b></a>, dari 43.807.900 pengguna
FB di Indonesia, sebanyak <b><a href="http://www.socialbakers.com/facebook-statistics/indonesia">47 persennya merupakan generasi muda dengan range usia 18-24 tahun</a>.</b> Lantas, apakah kita
akan membiarkan generasi muda ini lahir menjadi generasi penggerutu dan pemurung?
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<a href="http://www.huffingtonpost.com/todd-kashdan"><b>Todd Khasdan</b></a>,
seorang psikolog bidang kebahagian dan kesejahteraan dari George Mason
University menawarkan sejumlah solusi yang cukup <i>simple</i>. Menurutnya, jangan menghabiskan banyak waktu mengamati kehidupan orang lain di Facebook, ada saatnya kita
juga perlu berbagi tentang kehidupan kita, jangan hanya memandangi kesuksesan
orang lain. Beri dan sebarkan energi positif kita pada teman-teman sesama
pengguna FB atau sosial media lain, Twitter misalnya. Dan katanya nih, lebih
baik kita membatasi ruang lingkup pertemanan di FB hanya untuk orang-orang yang
kita percaya. Saya setuju dengan solusi tersebut, gak ada salahnya kita juga
ikut berbagi secuil keseharian kita sebagai ekspresi kebahagiaan atau
kesedihan, tapi tentu masih dalam batas yang wajar.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b>Todd Kashdan
punya solusi, anak-anak muda Indonesia juga punya solusi loh! </b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
Setelah tren
sosial media berkembang di Indonesia beberapa tahun ke belakang, tren tersebut justru
semakin memacu lahirnya gerakan-gerakan pemuda yang menyuarakan perubahan
sosial melalui sosial media. Tren positif ini membuktikan, bahwa anak-anak muda
Indonesia tidak lagi menggunakan sosial media sekadar alat eksistensi diri
saja, tapi lebih dari itu, sebagai alat pergerakan yang terbukti efektif.
Mereka mulai memanfaatkan sosial media sebagai media yang massif dan startegis
buat menyebarkan inovasi. Bahkan, sosial media juga dianggap jitu sebagai media
persuasi untuk menumbuhkan kebersamaan. Kita tau sendiri, gimana hebatnya kekuatan <a href="http://www.facebook.com/KoinPeduliPrita"><b>Koin Peduli Prita</b></a> tahun 2009 lalu; atau hadirnya <a href="http://coinachance.com/"><b>Coin a Change</b></a>, donasi pengumpulan koin untuk menyekolahkan kembali anak-anak
kurang mampu. Lewat bantuan sosial media jugalah sejumlah organisasi atau
komunitas pemuda terbentuk, seperti <a href="http://indonesianfutureleaders.org/"><b>Indonesian Future Leaders </b></a>(IFL),<b> <a href="http://www.bantuindonesia.com/">BantuIndonesia</a></b>, dan masih banyak lagi. </div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen='allowfullscreen' webkitallowfullscreen='webkitallowfullscreen' mozallowfullscreen='mozallowfullscreen' width='320' height='266' src='https://www.youtube.com/embed/QpY9kIVq-HA?feature=player_embedded' frameborder='0'></iframe></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
Bahkan, sejumlah
anak muda ber-otak bisnis pun gak mau ketinggalan untuk memanfaatkan kehadiran
sosial media untuk memasarkan produk mereka dan berbisnis melalui dunia maya.
Yaaa, sebut aja keripik pedas asal Bandung yang sempet heboh beberapa
waktu lalu. Mereka gak perlu budget pembuatan iklan yang mahal itu, cukup bikin
akun Twitter dan FB, gelar strategi marketing yang jitu, dan selamat…Maicih pun
sukses di pasaran! Ada juga para pegiat lingkungan yang gak mau ketinggalan menggunakan sosial media sebagai alat persuasi, mulai dari <a href="http://indonesiaberkebun.org/"><b>Indonesia Berkebun</b></a>, <a href="http://greeneration.org/"><b>Greeneration Indonesia</b></a>, hingga penyelenggaraan Earth Hour setiap tahunnya. Atau bisa contoh kisah sukses @Poconggg atau Arief Muhammad
yang sukses jadi ‘pelawak Twitter’ dan berhasil menghibur 2 Juta lebih followers-nya. <i>These are a simple things with a big impact.</i><br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
Gak cuma itu,
kehadiran sosial media juga jadi inspirasi bagi sebagian anak muda Indonesia
untuk menggelar kegiatan “<i>how to be a
responsible Netizen</i>” melalui seminar dan workshop. Seperti yang saya dan
teman-teman alumni Study in the United State Institute (SUSI) New Media 2010
gelar pada Oktober tahun lalu. Acara bertajuk Indonesia Young Netizen Day
(IYND) ini mengundang ratusan anak muda dari wilayah Jabodetabek-Bandung untuk
ikut seminar sehari yang membahas tentang bagaimana menjadi ‘penduduk internet’
yang bertanggungjawab. Hadir sebagai pembicara, sejumlah anak muda inspiratif
yang berhasil memanfaatkan sosial media sebagai saluran untuk menyuarakan
pergerakan dan perubahan. Tidak ketinggalan, para expert sosial media dan new
media juga senagaja kami hadirkan, seperti Enda Nasution dan Wisnu Martha (Dosen
Ilmu Komunikasi UGM). Saat ini juga telah banyak digelar sejumlah festival
sosial media, seperti “Social Media Festival” pada September 2011 lalu yang
digawangi sejumlah aktivis sosial media di Indonesia. </div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCQil2FW1-YovnBGIXVcx5q2WHqKra2IayX27XFVKFDNQXLW8VoBO91Xc8GVGhVuYcs0RbiePA5KYGKSeRH4f2beoDGLQYTIdy_clkpIdY8MCX8avTYoqAcObRJfX3pTpkr7urPShnh6U8/s1600/IMG_1480.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCQil2FW1-YovnBGIXVcx5q2WHqKra2IayX27XFVKFDNQXLW8VoBO91Xc8GVGhVuYcs0RbiePA5KYGKSeRH4f2beoDGLQYTIdy_clkpIdY8MCX8avTYoqAcObRJfX3pTpkr7urPShnh6U8/s320/IMG_1480.JPG" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">President Indonesian Future Leader, Iman Usman, sedang <br />berbagi pengalaman dalam IYND 2011</span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsr2KWKUVsmGfqA4aYpaQUgR_zBarmhABpUugBPxwjF8kBcrgdtlddYGPIE0Y91UxybWD2vNTYDrM7cXPf54aajGqwbyRfFWoY5JA5GUqBWVUDKjziNsxCc3kwfQ3wW2xGLrCxHPsfuvSZ/s1600/_MG_6065.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="219" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsr2KWKUVsmGfqA4aYpaQUgR_zBarmhABpUugBPxwjF8kBcrgdtlddYGPIE0Y91UxybWD2vNTYDrM7cXPf54aajGqwbyRfFWoY5JA5GUqBWVUDKjziNsxCc3kwfQ3wW2xGLrCxHPsfuvSZ/s320/_MG_6065.JPG" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Seluruh peserta IYND 2011</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<div style="line-height: 150%;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
Terlepas dari itu
semua, saya menyadari bahwa teknologi dan segala kecanggihannya pasti melahirkan sejumlah konsekuensi, <i>got some lose some</i>. Toh itu semua
tergantung <i>angle </i>yang kita pilih, bisa
menjadi keuntungan ketika kita melihatnya sebagai peluang, tapi bisa juga
berubah jadi kerugian ketika kita memandangnya sebagai ancaman. Einstein tentu
tidak berniat melahirkan kehancuran ketika menciptakan formula E=MC<sup>2</sup>,
begitu juga dengan Mark Zuckerberg yang tidak berniat membuat orang lain jadi stress
atau tidak bahagia karena Facebook ciptaannya. Semua itu ada di tangan kita,
sang pengguna.<sup> </sup>Setuju deh sama uncle Steve Jobs, baik atau buruknya
teknologi—apapun itu, <i>the decision is yours.</i>***</div>
<br />
<div style="line-height: 150%;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<o:p>cheers!</o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<o:p><br /></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<o:p><br /></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<o:p><i><span style="font-size: x-small;">Sumber:</span></i></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<o:p><a href="http://www.voaindonesia.com/media/video/940613.html"><span style="font-size: x-small;">http://www.voaindonesia.com/media/video/940613.html</span></a></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<o:p><a href="http://www.socialbakers.com/facebook-statistics/"><span style="font-size: x-small;">http://www.socialbakers.com/facebook-statistics/</span></a></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><a href="http://www.bantuindonesia.com/">http://www.bantuindonesia.com/</a>
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><a href="http://indonesianfutureleaders.org/">http://indonesianfutureleaders.org/</a>
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><a href="http://coinachance.com/">http://coinachance.com/</a>
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><i>Photo by:</i> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">@heylalit & @linggaling</span></div>achie martasasmitahttp://www.blogger.com/profile/18246295453849934161noreply@blogger.com10tag:blogger.com,1999:blog-7196842566693827464.post-59390835901341714282012-06-24T14:33:00.003+07:002012-07-16T12:19:22.372+07:00"iri tanda tak (mampu) bahagia"cuma mau sekedar berbagi, tanpa maksud lain.<br />
<div>
sejumlah negara meyakini, kebahagiaan suatu negara bisa rusak seketika jika para penduduknya memiliki "suatu rasa" yang, menurut mereka, paling ditakutkan dan dihindari. kalau disederhanakan mungkin akan seperti ini; mustahil suatu negara akan bahagia, jika penduduknya masih memiliki "rasa ini". well, the big question is, "rasa" apakah itu?<br />
<a name='more'></a></div>
<div>
<br /></div>
<div>
rasa iri.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
betul! rasa iri adalah hal yang paling ditakutkan sejumlah negara, seperti Swiss dan Islandia--ini hanya dua dari sekian banyak negara lainnya. </div>
<div>
penduduk kedua negara ini (sebagai contoh) akan bergotong-royong menghilangkan rasa iri dalam kehidupan sosial mereka. jika sudah berhasil, maka selanjutnya mereka akan bergotong-royong untuk menghindarinya.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Penduduk Swiss misalnya, untuk menekan rasa iri, mereka akan berusaha menyembunyikan barang-barang mereka. tujuannya, agar tidak dilihat tetangga atau teman sekampus, sekantor, atau sepermainan. mereka sadar betul, hal itu tidak hanya akan menghadirkan 'sesuatu yang mencolok', tapi juga bisa menimbulkan rasa iri. Ini gak hanya berlaku untuk hal-hal yang bersifat material, tapi juga hal yang bersifat inmateral, seperti kedudukan, jabatan, atau pencapaian.untuk itu, penduduk Swiss cenderung tidak suka show off--tapi ini tetap tidak menutup kemungkinan bagi mereka yang emang hobi show off.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Lain halnya di Islandia. negara mungil yang berdiri di atas 'tanah es' ini juga gak mau ketinggalan untuk mengusir rasa iri dari negerinya itu. untuk menekan rasa iri, mereka akan membagi-bagikan barang mereka. gak hanya berlaku bagi kehidupan sosialnya aja, tapi ini juga berlaku buat para musisinya. Misalnya, para musisi Islandia sudah terbiasa saling membantu, jika ada satu band memerlukan sebuah pengeras suara atau gitaris utama, band lainnya akan membantu--tanpa diminta atau menunggu instruksi. See, itu berlaku juga buat alat musik, bahkan musisinya! demi apa? demi menekan rasa iri. Salut!</div>
<div>
<br /></div>
<div>
"Gagasan juga mengalir dengan bebas, tidak terhalang rasa iri, yaitu dosa paling beracun dari tujuh dosa yang mematikan. Jika dibiarkan, kata Joseph Epstein di makalahnya tentang rasa iri, rasa itu akan cenderung memusnahkan semua hal di dalam diri seseorang." (Weiner: 257)</div>
<div>
<br />
saya yakin, gak ada agama yang tidak melarang umatnya untuk menghindari rasa iri. semua agama, dengan bahasa dan penyampaiannya masing-masing, pasti mengajarkan iri sebagai penyakit hati yang paling beracun. seperti halnya dalam agama yang saya anut.<br />
<br />
tapi yang menggelitik adalah, apa yang saya lihat di negara saya, Indonesia, yang konon katanya mayoritas penduduknya menganut agama Islam. Di negara ini, rasa yang paling dihindari sejumlah negara itu justru dituai dengan indahnya, dipupuk dengan manisnya. faktor pendorong tumbuhnya rasa itu bukannya diredam, justru dimunculkan, setiap hari. lewat akun-akun canggih dan foto-foto menarik. <span style="background-color: white;">rasa iri nampaknya betah bermukim di negara ini lantaran merasa dimanjakan. bahkan dibuatkan jargon dan seringkali keluar dari mulut orang lintas usia, katanya, "sirik tanda tak mampu". akibatnya, setiap individu merasa terusik gengsinya ketika dilontarkan kalimat itu, "siapa bilang gue gak mampu? mampu kok!" alhasil orientasi motivasi mereka pun bergeser, bukan lagi untuk pencapaian yang tulus, tapi lebih pada pembuktian. it's ok kalo itu jadi motivasi yg positif, but everybody's different. </span><br />
<br />
kalau begitu, kapan penduduk di negara saya bisa bahagia? at least, sembuh dari penyakit hati yang 'mematikan' itu. nah, gimana kalau jargon yang menggenerasi itu kita ubah aja jadi "sirik tanda tak bahagia"? biar semua orang berlomba-lomba buat bahagia dengan caranya masing-masing (yang tentunya bukan dengan cara memancing orang lain iri).***<br />
<br />
ps: yang penting nulis<br />
<i>#randomthought inspired by the geography of bliss (eric weiner)</i><br />
cheers!</div>achie martasasmitahttp://www.blogger.com/profile/18246295453849934161noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7196842566693827464.post-45411257081391089382012-05-21T16:02:00.002+07:002012-07-16T14:15:06.119+07:00Taiwan Where to Go<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div align="JUSTIFY" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Setelah
berpisah dari Republik Rakyat Cina (RRC) pada tahun 1949,
kepemerintahan Republik Cina atau Republic of China (ROC) seluruhnya
pindah ke Kepulauan Taiwan. Sejak saat itu ROC lebih kita kenal
dengan sebutan Taiwan. Negara yang sempat dikenal karena grup F4 di
serial Meteor Garden yang fenomenal itu ternyata menyimpan segudang
tempat wisata yang tak kalah menarik dari negara-negara Asia Timur
lainnya, seperti Jepang, Cina, dan Korea. Dari sekian banyak tempat
menarik, berikut sejumlah tempat yang wajib dikunjungi kalau kamu bertandang ke negara ini.</span><br />
<a name='more'></a>
</div>
<div align="JUSTIFY" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;">
<b><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></b></div>
<div align="JUSTIFY" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;">
<b><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Chiang
Kai Shek Memorial-Hall (Taipei)</span></b></div>
<div align="JUSTIFY" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Turis dari
negara mana pun rasanya harus berkunjung ke kawasan ini. Bangunan seluas 250.000 meter persegi yang berdiri
di jantung kota Taipei ini merupakan persembahan untuk mengenang
presiden pertama sekaligus “The Founding Father” rakyat Taiwan,
Chiang Kai Shek. Bentuk memorial ini hampir mirip dengan monumen
milik Abraham Lincoln di Washington DC. Bedanya, patung Lincoln
terbuat dari batu jenis Murphy Marble, sedangkan patung Chiang Kai Shek terbuat dari
material sejenis perunggu. Uniknya, memorial ini memiliki penjagaan
yang super ketat. Di samping memorial, pengunjung akan menjumpai dua
orang militer yang berjaga selama 12 jam tanpa boleh bergerak, mirip
seperti <i>British Royal Guard </i>di Inggris sana. </span></div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXwUAMsoVqMoBHYPPXWTGjP2D-dMfASI1RHF_gjSp6Yj04qsWDWQCIHk5UpiOc_kTpaadhugNQcmi27SNYqFh2Ku7sppqOfLQrchydGukxhfD1diVt9ccpOyqZKyMmdXG8_UCnqQ-sVe0P/s1600/chiang+kai+shek1.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXwUAMsoVqMoBHYPPXWTGjP2D-dMfASI1RHF_gjSp6Yj04qsWDWQCIHk5UpiOc_kTpaadhugNQcmi27SNYqFh2Ku7sppqOfLQrchydGukxhfD1diVt9ccpOyqZKyMmdXG8_UCnqQ-sVe0P/s320/chiang+kai+shek1.JPG" width="240" /></span></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">tampilan luar Chiang Kai Shek Memorial Hall</span></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span><br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYCzlLqmI8cHzC4hJZtbhKAyWbUTykgUUEPFG6vRCSk6TMewPIRwd3pbVUAU40WmGPZd-yEt5e1UfZSuJ1vh9f7x2G383Mqz8lAHJtk_5w1JToP1IwTW_rKIzmupbAEQo7PY3FdmMfz1Dk/s1600/chiang+kai+shek2.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYCzlLqmI8cHzC4hJZtbhKAyWbUTykgUUEPFG6vRCSk6TMewPIRwd3pbVUAU40WmGPZd-yEt5e1UfZSuJ1vh9f7x2G383Mqz8lAHJtk_5w1JToP1IwTW_rKIzmupbAEQo7PY3FdmMfz1Dk/s320/chiang+kai+shek2.JPG" width="320" /></span></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">menyerupai Abraham Lincoln Memorial di Washington DC</span></td></tr>
</tbody></table>
<b style="line-height: 150%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></b><br />
<b style="line-height: 150%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">National
Palace Museum (Taipei)</span></b><br />
<div align="JUSTIFY" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Buat masuk National Palace Museum pengunjung harus
melewati keamanan yang berlapis-lapis, layaknya masuk istana
presiden. Wajar aja sih, soalnya seluruh isi museum ini adalah benda-benda
berharga. Sebelum masuk museum, benda-benda yang dipajang di museum
ini biasa kita sebut “harta karun”. Betul, di museum inilah seluruh
benda temuan dari berbagai dinasti disimpan. Demi keamanan,
pengunjung cuma bisa mengingat benda-benda tersebut dalam ingatan saja. Jangankan kamera, tas dan <i>handphone</i> pun
harus disimpan di ruang penitipan khusus.
</span></div>
<div align="JUSTIFY" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;">
<b><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></b></div>
<div align="JUSTIFY" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>Taiwan
High Speed Rail </b>
</span></div>
<div align="JUSTIFY" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Prinsip saya kalau berkunjung ke negeri orang: harus mencicipi public transportationnya! Seperti High Speed Rail milik Taiwan ini misalnya.
Selain Prancis dan Jepang, Taiwan juga punya kereta dengan
kecepatan tinggi, dan menduduki peringkat ketiga tercepat setelah dua
negara tersebut. Untuk bisa menaiki High Speed Rail milik
Taiwan ini, penumpang akan dikenakan biaya sekitar Rp 400.000,00
hingga Rp 600.000,00. Sebagai gambaran, biasanya untuk bisa sampai di
Kaohsiung—kota paling selatan di Kepulauan Taiwan— dibutuhkan waktu sekitar 5 jam perjalanan darat. Namun, kereta
dengan kecepatan 350 Km/jam ini mampu mengantar penumpang ke
Kaohsiung hanya dalam waktu 96 menit atau 1,5 jam saja. </span></div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span><br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSv9mzea9t1JLaiIt3z0qwXMdPSZRQb4aTV0c3TuaTI3VPnniNMlVn690Zo-5tZUfc9aJAv_AEQa38rsSl11jkG9iqsLLkWemN1-N8DdNadKzgGXu4Qqt9I_n6hDECu2x8Qs2UTxTxw9LO/s1600/high+speed+train2.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSv9mzea9t1JLaiIt3z0qwXMdPSZRQb4aTV0c3TuaTI3VPnniNMlVn690Zo-5tZUfc9aJAv_AEQa38rsSl11jkG9iqsLLkWemN1-N8DdNadKzgGXu4Qqt9I_n6hDECu2x8Qs2UTxTxw9LO/s320/high+speed+train2.JPG" width="240" /></span></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">keretanya bersih dan nyaman</span></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span><br />
<div align="JUSTIFY" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;">
<b><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pier
2 Art Space (Kaoshiung)</span></b></div>
<div align="JUSTIFY" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kaohsiung
adalah kota kedua terbesar di Taiwan setelah Taipei. Tidak kalah
dengan Taipei, kota ini juga menawarkan daya tarik yang besar di
setiap sudutnya. Sebagai kota yang hampir setengah bagiannya
dikelilingi laut, Koahsiung pun memiliki pelabuhan terbesar di
Taiwan. Sebagian pelabuhan yang sudah tidak digunakan disulap menjadi
<i>open air art space</i> atau ruang seni terbuka yang dikemudian
dikenal dengan julukan Pier 2 Art Space. Di dalam kawasan ini
terdapat sejumlah karya seni milik seniman Taiwan, mulai dari seniman
lokal hingga seniman yang sudah <i>go international. </i>Karya seni
tersebut sebagian besar berupa instalasi, ada juga karya seni berupa lukisan dinding atau mural. Biasanya Pier 2 mulai dipadati warga Kaohsiung pada sore hari. Mereka akan bersepeda menyusuri Pier 2 yang
dilengkapi jalur pengguna sepeda, atau hanya sekedar jalan-jalan sore.</span></div>
<div align="JUSTIFY" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span><br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhoRDDDKdlwrlJphHTOsXihCBtuf7VzE7UWPdcO2Np3KqPVGqicgsh7BG4xDR9MyDvl8PXXzIj02YFDs8RMZ4Qb757Tq_WGKXhAsluZGVaiY-UhgSp8QIE7TLZ3KE6I-6IQWtSg93OE9Hve/s1600/patung+di+atas+atap+pier2.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhoRDDDKdlwrlJphHTOsXihCBtuf7VzE7UWPdcO2Np3KqPVGqicgsh7BG4xDR9MyDvl8PXXzIj02YFDs8RMZ4Qb757Tq_WGKXhAsluZGVaiY-UhgSp8QIE7TLZ3KE6I-6IQWtSg93OE9Hve/s320/patung+di+atas+atap+pier2.JPG" width="320" /></span></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">karya terbaru di kawasan Pier 2</span></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
</div>
<div align="JUSTIFY" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;">
<b><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">British
Consulate Residence (Kaohsiung)</span></b></div>
<div align="JUSTIFY" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Di
sinilah tempat yang tepat menikmati sunset! British
Consulate Residence merupakan cagar peninggalan bangsa Inggris
yang dibangun pada 1865. Kini bangunan bergaya Eropa yang terletak di
atas bukit ini menjadi salah satu cagar sejarah yang dimiliki Taiwan.
Karena letaknya yang berada di atas bukit dan dikelilingi laut, cocok banget dikunjungi sore hari.
</span></div>
<div align="JUSTIFY" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span><br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjV33S6CwkoQAszeX_MbRLUTCdbnvaMyO_vXe0jUZr576Y5z69ufaAwABSAO9ihDKQir1YXxx8MJLZqPp9e4uQX-fEurTlLK5EQUNGLXhOw6OQemmHlHvw_dGWRVyqwikwLdh15CRRdPHyN/s1600/british+consulate1.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjV33S6CwkoQAszeX_MbRLUTCdbnvaMyO_vXe0jUZr576Y5z69ufaAwABSAO9ihDKQir1YXxx8MJLZqPp9e4uQX-fEurTlLK5EQUNGLXhOw6OQemmHlHvw_dGWRVyqwikwLdh15CRRdPHyN/s320/british+consulate1.JPG" width="320" /></span></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">pemandangan dari atas British Consulate Residence</span></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
</div>
<div align="JUSTIFY" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;">
<b><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></b></div>
<div align="JUSTIFY" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;">
<b><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Love
River (Kaohsiung)</span></b></div>
<div align="JUSTIFY" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Setelah
menikmati <i>sunset</i> di British Consulate Residence, enaknya sih langsung <i>candle light dinner</i> di samping Love River atau Sungai
Cinta. Sungai yang membelah kota Kaohsiung ini sama halnya dengan
Chicago River yang membelah kota Chicago. Di malam hari, sepanjang sungai ini akan berubah menjadi tempat wisata malam yang
eksotik. Berbagai resto yang menyajikan kuliner khas Taiwan hingga
<i>western food</i> bisa kamu jumpai. Selain itu, kamu juga bisa
menikmati gemerlap lampu kota Kaohsiung dengan menggunakan perahu
motor khusus wisatawan.
</span></div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span><br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEga0HDAEkmgY1KtYFZhOZad1PGXLlT6q9AnLpTftyOWyxnsph0yIsJwIhR58y2eNSdLLDG_I2IvWJZkAKzA_MFVvhjjk4taHf4x2UaX6Cstk5WPkr3jiq5JXD0db1mOC1RMoN_WBVfvkUVc/s1600/love+river3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEga0HDAEkmgY1KtYFZhOZad1PGXLlT6q9AnLpTftyOWyxnsph0yIsJwIhR58y2eNSdLLDG_I2IvWJZkAKzA_MFVvhjjk4taHf4x2UaX6Cstk5WPkr3jiq5JXD0db1mOC1RMoN_WBVfvkUVc/s1600/love+river3.jpg" /></span></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">menikmati kaohsiung malam hari di love river</span></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div align="JUSTIFY" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;">
<b><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Night
Market</span></b></div>
<div align="JUSTIFY" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Belum
ke Taiwan kalau belum mencicipi sensasi belanja di <i>night market</i>.
Ya, <i>night market</i> atau pasar malam. Terlepas dari kegiatan
ekonomi, pasar malam merupakan kebudayaan dan tradisi yang dimiliki
masyarakat Taiwan sejak dulu. Wisatawan tidak akan pernah kesulitan
menemukan pasar malam di sejumlah kota di Taiwan. Hampir
setiap blok memiliki pasar malam. Pas buat belanja oleh-oleh. Selain menawarkan harga yang relatif murah, pasar malam di
Taiwan juga menawarkan barang-barang yang berkualitas dan lengkap. Mulai dari tas, baju, sepatu, aksesoris, sampai peralatan rumah tangga. Pasar malam yang jadi favorit biasanya yang khusus menjajakan aneka kuliner. Konsep pasar
malam ini sederhana saja, seluruh pedagang akan berjejer di sepanjang ruas
jalan, layaknya pameran pedagang kaki lima. Kamu bisa merasakan
sensasi belanja yang murah dan berkualitas selama empat jam, dari pukul 19.00 hingga 23.00 malam waktu setempat. </span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXz_WEH8TfIPGKmMy8Xnf7-hts_A-QgheYJUm7how6UrTDyI8X0zmH5KJk5WbuXFLgaaGkO4MV7_ak0Ep39Q78cqhI78t4xNSsIA09857juhH5Tr9nyCgU0MOKfKhlYU-Tgucuxg4Kxx3I/s1600/night+market2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXz_WEH8TfIPGKmMy8Xnf7-hts_A-QgheYJUm7how6UrTDyI8X0zmH5KJk5WbuXFLgaaGkO4MV7_ak0Ep39Q78cqhI78t4xNSsIA09857juhH5Tr9nyCgU0MOKfKhlYU-Tgucuxg4Kxx3I/s1600/night+market2.jpg" /></span></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">belanja hemat di night market</span></td></tr>
</tbody></table>
<div align="JUSTIFY" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> ***<i>summer in Taiwan, Juli 2011</i></span>achie martasasmitahttp://www.blogger.com/profile/18246295453849934161noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7196842566693827464.post-79937362342084617182012-05-15T08:52:00.000+07:002012-07-16T14:13:13.542+07:00“Virus” Menular ala Van Houten dan Veenhoven<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span><br />
<blockquote class="tr_bq">
<span style="color: black; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>“<i>Creativity
is contagious, pass it on”</i></b>—Albert Einstein</span></blockquote>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Betul.
Kreativitas memang menular, setidaknya itulah yang terus ditularkan
Van Houten dan Veenhoven. Keduanya lahir dan besar di Belanda, yang
satu dikenal dengan sebutan “bapak pemilik pabrik cokelat yang
legendaris” dan satunya lagi dikenal sebagai “bapak pemilik riset
kebahagiaan”. Meski lahir pada masa yang berbeda, namun saya rasa
keduanya memiliki kontribusi besar dalam melahirkan negara yang
berbahagia. Ya, keduanya <b>kreatif dalam menciptakan kebahagiaan.</b></span><br />
<a name='more'></a></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="color: black; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNqKEi91iha42Wymhb-qE1ZQtPh4xDCIctJvLhJZUuDRMFBladmKhskY-3zFJRKibufUL_R_IRKjJJMg8i1NO4AOUMmIESwXnwwt-okrAIASnHaECl2lzThz_k2GrfTix_TztSULX8h_yU/s1600/happiness4.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><span style="color: black; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNqKEi91iha42Wymhb-qE1ZQtPh4xDCIctJvLhJZUuDRMFBladmKhskY-3zFJRKibufUL_R_IRKjJJMg8i1NO4AOUMmIESwXnwwt-okrAIASnHaECl2lzThz_k2GrfTix_TztSULX8h_yU/s1600/happiness4.jpg" /></span></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">i choose happiness</span></td></tr>
</tbody></table>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pada
April 2012, PBB menerbitkan <i>World Happiness Report. </i>Dari
laporan tersebut,<i> </i>Belanda menempati posisi keempat dari
sepuluh daftar negara paling bahagia di dunia. Saya kemudian bertanya
pada seorang teman yang asli Belanda, <b>Marjolein van Meggelen</b> (23),
“apa sih yang membuat kalian (bangsa Belanda) bahagia?”</span></div>
<blockquote class="tr_bq">
<span style="color: black; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Marjolein
menjawab,<b> <i>“kami bahagia karena kami memiliki banyak ide. Ini
mungkin alasan mengapa masyarakat yang bahagia juga merupakan negara
yang kreatif. Kami sering kali melakukan aktivitas kreatif untuk
menciptakan kebahagiaan.”</i> </b></span></blockquote>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span><br />
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Itu dia kata kuncinya! Kreativitas dan
kebahagiaan itu memang diciptakan. <st1:place w:st="on">Para</st1:place>
pemikir hebat telah lama menunjukkan hubungan antara kreativitas dan
kebahagiaan. Immanuel Kant menyatakan, kebahagiaan bukanlah cita-cita nalar,
melainkan imajinasi. Artinya, kita menciptakan kebahagiaan itu, dan langkah
pertama untuk mencipta sesuatu adalah membayangkannya. </span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Seperti kebahagiaan yang
telah diciptakan <b>Coenraad Johannes </b><b>Van
Houten</b> sejak berabad-abad lalu. Mudah
sekali untuk mengenal Van Houten, seduh <i>cocoa</i> bubuk, hirup aromanya, lalu rasakan karyanya. Itulah salah
satu rumus bahagia milik Van Houten. Kita bisa mempraktikannya sambil
nongkrong di café bareng teman atau saat <i>me time </i>di rumah,
sesederhana itu. </span></div>
</div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="color: black; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="color: black; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdCOYaEkHPq-B1C0Am-nRSUoaiWDeORIj7rxxh-AFx73UDD9GPw-b_Cn7KdMEBtes-WC0QKSMhK2uRXMoSupwjcocDaEYbtwsQczJjCdmS1PfkYYkA5frSSS2rK3OKmUY1sqS9nvG5I6r8/s1600/coklat3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><span style="color: black; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdCOYaEkHPq-B1C0Am-nRSUoaiWDeORIj7rxxh-AFx73UDD9GPw-b_Cn7KdMEBtes-WC0QKSMhK2uRXMoSupwjcocDaEYbtwsQczJjCdmS1PfkYYkA5frSSS2rK3OKmUY1sqS9nvG5I6r8/s1600/coklat3.jpg" /></span></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">a cup of happiness</span></td></tr>
</tbody></table>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="color: black; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="color: black; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kamu mungkin setuju, cara terbaik menenangkan diri adalah
dengan mengonsumsi cokelat, dalam bentuk apa pun. Ini bukan
kebetulan, berdasarkan riset Kraft Food, biji cokelat memang
mengandung zat kimia yang disebut <i>Phenylethylamine</i>, zat
inilah yang ternyata bisa membuat penikmatnya menjadi bahagia. Kini
menyeduh cokelat bukan lagi sekedar kebutuhan, tapi beralih
menjadi gaya hidup.<i> </i>Sampai 2006, cokelat Van Houten sudah tersebar hingga
ke 40 negara di dunia. Bayangkan, ada berapa juta orang yang
berbahagia setiap harinya?</span></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Virus
lainnya juga tengah ditularkan <b><a href="http://www2.eur.nl/fsw/research/veenhoven/">Ruut Veenhoven</a></b>, seorang professor
berlatarbelakang sosiologi dan psikologi yang mengabdikan masa
hidupnya untuk meneliti tentang kebahagiaan. Dia lebih dikenal dengan
sebutan “bapak riset
kebahagiaan”. Berkat kreativitasnya, kebahagiaan kini bukanlah
sesuatu yang abstrak, kebahagiaan kini bisa diukur dengan angka. </span></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="color: black; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOEQ470T5SKr6HFXrr792Q8KW4uPqA83DZs9h3P_8my8AIYlAhOjsJr-NfpSIHYnRtDpZbOJ2ZsYiOMHmTdI_PXeqVo-0th3Oizp4Ou2C8LlcXQgIGTZ7oXkKNMCy4vYZaH9O7FZke0hwR/s1600/ruut+venhoven.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><span style="color: black; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOEQ470T5SKr6HFXrr792Q8KW4uPqA83DZs9h3P_8my8AIYlAhOjsJr-NfpSIHYnRtDpZbOJ2ZsYiOMHmTdI_PXeqVo-0th3Oizp4Ou2C8LlcXQgIGTZ7oXkKNMCy4vYZaH9O7FZke0hwR/s1600/ruut+venhoven.jpg" /></span></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">Ruut Veenhoven</span></td></tr>
</tbody></table>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Bahkan, seperti yang diungkapkan Eric Weiner, penulis buku
<i>The Geography of Bliss</i>, Veenhoven telah berhasil mengangkat
“kebahagiaan” menjadi suatu kajian studi. Kajian tersebut bisa
dipelajari di Erasmus University Rotterdam, tempat dimana Veenhoven
mengelola <i><b><a href="http://worlddatabaseofhappiness.eur.nl/">World Database of Happiness</a></b></i> (WDH) miliknya. Ini
lebih menarik lagi, melalui WDH kita bisa melihat “identitas
kebahagiaan” setiap negara dan apa saja yang membuatnya tidak
bahagia. Jika Van Houten mengekspor cokelatnya untuk menebar
kebahagiaan, lain halnya dengan Veenhoven. Pria yang kini terdaftar
sebagai <i>an extraordinary professor</i> di North-West University
Afrika Selatan ini setiap tahunnya menggelar <b>Konferensi Kebahagiaan</b>
dan membuat sejumlah jurnal berjudul <i><b><a href="http://www.springer.com/social+sciences/well-being/journal/10902">Journal of Happiness Studies.</a></b></i></span></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Mengutip
kalimat milik Cecil B. Demille, “<i>creativity is a drug, I cannot
live without</i>”, cocok untuk menggambarkan kedua sosok asal
negeri kincir angin tersebut. Karena melalui kreativitas mereka,
bahagia itu diciptakan (dan ditularkan). <i>Pass it on! </i>:)</span></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="color: black; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><i>Sumber:</i></span></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<a href="http://www2.eur.nl/fsw/research/veenhoven/"><span style="color: black; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">http://www2.eur.nl/fsw/research/veenhoven/</span></a></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<a href="http://www.dutchdailynews.com/world-happiness-report-ranks-netherlands-4th-happiest-nation-in-the-world/"><span style="color: black; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">http://www.dutchdailynews.com/world-happiness-report-ranks-netherlands-4th-happiest-nation-in-the-world/</span></a></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="color: black; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><i>The Geographiy of Bliss</i> by Eric Weiner</span></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><a href="http://www.wikipedia.com/van-houten">www.wikipedia.com/van-houten</a>
</span></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">photo: tumblr.com dan <a href="http://www2.eur.nl/fsw/research/veenhoven/"><span style="color: black;">http://www2.eur.nl/fsw/research/veenhoven/</span></a>
</span></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>achie martasasmitahttp://www.blogger.com/profile/18246295453849934161noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7196842566693827464.post-55178192866987093922012-02-20T15:51:00.009+07:002012-07-16T12:20:15.979+07:00it always be an unbirthday gift :)<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1qci1l8k1Iyf2XndJmgISia-W7aNclcFZ9XQnUZD_rvRX1yC7ds8_y6ED_HQAUvPzcKFmptZKpLbxtcgfAgQ4qPa2-TDNfnt6CRq1_BYPdxKTx3y-HkfeBL5VMEKISCiyHGqoulH6ye6e/s1600/alice.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5711745463785935762" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1qci1l8k1Iyf2XndJmgISia-W7aNclcFZ9XQnUZD_rvRX1yC7ds8_y6ED_HQAUvPzcKFmptZKpLbxtcgfAgQ4qPa2-TDNfnt6CRq1_BYPdxKTx3y-HkfeBL5VMEKISCiyHGqoulH6ye6e/s400/alice.jpg" style="cursor: pointer; float: left; height: 201px; margin: 0pt 10px 10px 0pt; width: 251px;" /></a><br />
"aaaaaaa very merry unbirthday to you! to me!," said March Hare when they were in the tea party (a very merry unbirthday song--Alice in Wonderland).<br />
<div>
<br /></div>
<div>
***</div>
<div>
<br /></div>
<div>
dulu, saya gak terlalu ngerti makna dari "unbirthday" atau "unbirthday gift". saya menilai itu terlalu naif. ketika seseorang memutuskan untuk tidak merayakan hari ulang tahun--siapa pun, sebagai hari yang spesial sampai-sampai harus dirayakan. saya yakin, gak bakal ada satu pun orang yang berani nolak ketika dapet hadiah atau kue saat hari ulangtahunnya. meski, dengan menerimanya, berarti seseorang itu harus kehilangan semangat "unbirthday".<br />
<a name='more'></a></div>
<div>
<br /></div>
<div>
tapi, sekarang saya paham. makna dari "unbirthday" tidak sesempit itu. semangat "unbirthday" justru lebih 'semarak' ketimbang "birthday". dengan "unbirthday" seseorang boleh menganggap bahwa setiap hari adalah spesial, setiap hari adalah "hari kelahirannya", setiap hari adalah waktu yang tepat untuk membuat resolusi, dan setiap hari itu pula dia berhak bahagia. dengan begitu, angka-angka yang terus bertambah setiap tahunnya tidak jadi patokan bagi dia untuk memulai sesuatu yang lebih 'mendewasakan'. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
ya, saya baru saja merasakan semangat "unbirthday" dari "unbirthday gift" yang saya dapat dari seorang teman baik. siang ini, saya mengobrak-ngabrik isi lemari buku. tiba-tiba aja saya menemukan lagi "unbirthday gift" dari teman saya itu, terselip di antara buku-buku. isinya kepingan dvd film. dan, saya pun kembali memutar film itu.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<div>
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpXRQRCB8DHtFAsiIOfHMjw5qowguXivuvs2Zi68NL3mCkJDMeasiV2tyJAnsxHnJVAd3AXiAdSt2O0WshxzqydBE26FWjtx2V24w-Mt0fNiQtU5ClcJFhlOeQNl6X5lm7ti63RcUYNNeD/s1600/kit.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5711743949476909234" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpXRQRCB8DHtFAsiIOfHMjw5qowguXivuvs2Zi68NL3mCkJDMeasiV2tyJAnsxHnJVAd3AXiAdSt2O0WshxzqydBE26FWjtx2V24w-Mt0fNiQtU5ClcJFhlOeQNl6X5lm7ti63RcUYNNeD/s400/kit.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 192px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 256px;" /></a></div>
</div>
<div>
<br /></div>
<div>
ada yang pernah tahu film "Kit Kittredge"? cerita seorang gadis berusia 10 tahun asal Cincinnati, state of Ohio, Amerika, yang bersikeras pengen jadi jurnalis. suatu hari, dia berhasil menguak kasus pencurian yang sempat mengkambinghitamkan bangsa 'hobo' di Amerika. saat itu bangsa hobo dipandang sebagai sekumpulan orang-orang miskin dan kriminal. padahal, semua itu cuma rekayasa sekomplotan pencuri agar jejak mereka gak tercium. dengan segala bukti, Kit menulis sebuah laporan investigasi dan mengirimkannya ke suratkabar, dan dimuat. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
<div>
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNkXITbc02cXo5WaRr1WRpdQ7glbADvK7PSPnlRMGL6UgOxjciXN38XJZ0utbUw5CxMSftf-cW3z1kmFUfLrNI9Wmo9nwhU_JpoNx1Qze1pRH7kI6amNi9J_hbE8bgSX0SXOJ8Xo05Wgna/s1600/kit2.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5711744316967120594" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNkXITbc02cXo5WaRr1WRpdQ7glbADvK7PSPnlRMGL6UgOxjciXN38XJZ0utbUw5CxMSftf-cW3z1kmFUfLrNI9Wmo9nwhU_JpoNx1Qze1pRH7kI6amNi9J_hbE8bgSX0SXOJ8Xo05Wgna/s400/kit2.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 144px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 256px;" /></a></div>
</div>
<div>
<br /></div>
<div>
gitulah kurang lebih ceritanya. film ini 'sedikit' menyentil saya yang saat ini tengah-agak-sedikit-frustasi dengan pilihan saya menjadi mahasiswa jurnalistik. tapi, thank God! saya kembali menarik ke-frustasi-an itu, karena film ini mengingatkan masa SMP saya. waktu pertamakalinya artikel yang saya buat berhasil dimuat di koran--meskipun disampingnya terpampang foto diri ukuran besar yang sampai saat ini bikin saya gak habis pikir, "apakah korelasi antara foto penulis dengan isi artikel yang dibuat?"--dan ketagihan menulis karena merasa bangga bisa dapet uang jajan tambahan. Film ini juga mengingatkan saya pada masa SMA, waktu dengan bangganya saya jawab, "mau masuk fikom, soalnya pengen jadi penulis dan jurnalis", saat ada yang tanya, "mau masuk fakultas apa?". </div>
<div>
<br /></div>
<div>
and i made it! </div>
<div>
<br /></div>
<div>
then what? give up or face it up? </div>
<div>
<span style="font-size: 100%;">for sure, the second one.</span></div>
<div>
<span style="font-size: 100%;">thank you Kit Kittredge, for bring my spirit back. </span></div>
<div>
<span style="font-size: 100%;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: 100%;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: 100%;">regards,</span></div>
<div>
<span style="font-size: 100%;"><br /></span></div>
<div>
with an unbirthday spirit :)</div>
<div>
<br /></div>achie martasasmitahttp://www.blogger.com/profile/18246295453849934161noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7196842566693827464.post-24921913409903041422012-02-11T16:13:00.005+07:002012-02-19T06:19:18.997+07:00bahasa sendirikata mereka, kata-kata saya sulit dimengerti<div>mereka bilang, saya punya bahasa sendiri</div><div><br /></div><div>"kamu terlalu abstrak, dan, sulit disentuh," katanya.</div><div><br /></div><div>saya tak pernah memohon seseorang untuk mengerti, </div><div>saya tak pernah menodong orang lain untuk memahami,</div><div><br /></div><div>seseorang pernah bilang, "mata kamu selalu tampak menggebu"</div><div><span style="font-size: 100%; ">"begitulah semesta di mata saya," kata saya, singkat.</span></div><div><span style="font-size: 100%; ">"apakah saya termasuk dalam 'semesta' itu?" katanya.</span></div><div>"siapa pun boleh keluar-masuk"</div><div><br /></div><div>satu ketika, seorang teman bertanya, "kenapa kamu selalu punya pertanyaan?"</div><div>"karena saya hidup," jawab saya, seketika.</div><div>"apakah pertanyaan itu simbol kehidupan?" tanyanya lagi.</div><div>"setidaknya, dalam sudut pandang saya, ya."</div><div>"kamu sulit dimengerti," katanya.</div><div>"memang gak ada yang harus dimengerti," jawab saya sekenanya.</div><div><br /></div><div>memang tidak ada yang harus dimengerti. teori-teori itu sekali pun.</div><div>semua teori itu hanya rekonstruksi dari pemikiran seseorang, hanya saja dia lahir lebih dulu.</div><div>dan, kita, saya, terjebak dalam hegemoni yang menggiringnya pada pembenaran.</div><div>teori itu adalah bahasa mereka--para pendahulu, dalam memaknai sesuatu.</div><div>kita, dan saya, punya bahasa sendiri. </div><div><br /></div><div>kita pun berhak berteori.</div><div><br /></div><div>sekali lagi, tidak perlu ada yang harus dimengerti, sekali pun tulisan ini. </div><div><br /></div>achie martasasmitahttp://www.blogger.com/profile/18246295453849934161noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7196842566693827464.post-77173665647264807832012-02-10T21:05:00.004+07:002012-02-11T17:40:02.829+07:00semua ada waktunyasemua memang ada waktunya<div style="font-style: normal; ">seperti matahari yang terbit lalu tenggelam</div><div style="font-style: normal; ">serupa daun yang mengering dan jatuh ke tanah</div><div style="font-style: normal; "><br /></div><div style="font-style: normal; ">waktu menjanjikan kita dua hal,</div><div style="font-style: normal; ">ketepatan dan giliran</div><div style="font-style: normal; "><span style="font-size: 100%; "><br /></span></div><div style="font-style: normal; "><span style="font-size: 100%; ">ketepatan, menyingkirkan kemungkinan dan kebetulan</span></div><div style="font-style: normal; "><span style="font-size: 100%; ">giliran, menepis keseragaman agar terasa istimewa</span></div><div style="font-style: normal; "><span style="font-size: 100%; "><br /></span></div><div style="font-style: normal; "><div>waktu tidak pernah ingkar</div><div>tak seperti manusia yang pandai mematahkan jarum jam</div></div><div style="font-style: normal; "><br /></div><div style="font-style: normal; ">bahkan, ketika tidur sekalipun</div><div style="font-style: normal; ">waktu terus hidup menyaksikan kita</div><div style="font-style: normal; ">meski tak punya nyawa, 'ia' punya suara</div><div style="font-style: normal; ">dalam bahasa menit, detik, dan milisekon</div><div style="font-style: normal; "><br /></div><div style="font-style: normal; ">dengar, waktu berucap, "semua ada waktunya"</div><div style="font-style: normal; "><br /></div><div style="font-style: normal; "><br /></div><div style="font-style: normal; "><br /></div><div><i>#untuk jurnal-jurnil yang mulai 'berserakan'</i></div><div style="font-style: normal; "><br /></div>achie martasasmitahttp://www.blogger.com/profile/18246295453849934161noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7196842566693827464.post-32602133145919023732012-02-02T10:47:00.007+07:002012-02-09T08:26:34.503+07:00kisah di balik februari<p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><o:p> </o:p><i style="line-height: 150%; ">“ruang adalah alasan, sedetik waktu adalah kemungkinan. Maka, ucapkanlah ketika ruang dan waktu beririsan….”</i></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%">***</p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><b>Bandung, 14 Maret 1970—14:35 WIB </b> </p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><i>Kursi itu berderik, laki-laki itu berdiri sambil membalikan badannya. Dari ujung mata, aku tahu dia mencuri pandang ke arahku. Aku tak berani menatap langsung sosok tegap dengan rambut hitam pekat, alis tebal, kulit kecokelatan, mata tajam, pipi tirus, tahi lalat di sikut kanannya, dan….ah, terlalu banyak yang aku tahu tentang dia. Meski ada satu hal yang aku tak tahu hingga kini, perasaan aneh yang menimpaku. Rasanya seperti menelan kupu-kupu hidup-hidup, dan membiarkannya meluncur dari kerongkongan menuju rongga dada, kemudian membiarkannya menari-nari dalam perut. <o:p></o:p></i></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%">***</p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><b>Bandung, 14 Maret 1970—14:35 WIB </b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><i>Dia sedang apa? </i>Aku pun beranjak dari kursi. Inilah satu-satunya cara agar aku bisa melihatnya. Dia duduk tepat di belakangku. Perempuan yang…baiklah, terlalu sulit bagiku untuk menggambarkannya. Lagi pula aku tak pernah tahan untuk berlama-lama memperhatikan setiap jengkal rupanya. Terlalu menyiksa. Ya, ini terkadang menyenangkan, namun juga sering membuatku seperti terlempar. Jauh dari kenyataan. Apalagi setelah melihat benda logam yang melingkari jari manis di tangan kiriku ini. Pertanyaannya: <i>kemana saja kamu selama ini? Kenapa baru muncul?</i></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%">***</p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><b>Bandung, 26 April 1970—09.15 WIB </b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><i>Ruang perkuliahan ini tampak menyenangkan, bukan karena sebentar lagi gelar sarjana akan kukantongi, tapi lebih karena dia yang menyapaku. Memberiku tumpukan buku, katanya “untuk persiapan sidang nanti.” Aku tak peduli tumpukan buku itu. Aku hanya peduli pada jari manis sebelah kirinya ketika dia menyerahkan tumpukan buku itu. Aku hanya ingat kata, “terimakasih”. Selebihnya semua tampak abu-abu.<o:p></o:p></i></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%">***</p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><b>Bandung, 26 April 1970—09.25 WIB </b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%">Dengan segala keberanian, aku buat sebuah keputusan. Dia harus tahu, meski hanya sekedar tahu. Tidak apa, yang penting dia tahu. Aku ambil cara klasik, menyisipkan selembar kertas pada tumpukan buku yang baru saja kuberi padanya. Untuk persiapan sidang? Itu Cuma modus. Ada yang lebih penting dari itu. Sebuah pertemuan. Kutulis nama tempat, hari, dan waktu. Semoga ini moment yang tepat, meski aku tahu ini terlambat.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%">***</p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><b>Bandung, 26 April 1970—09.25 WIB </b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><i>Rasanya ingin ku robek dan ku makan saja tumpukan buku di atas meja ini. Kalau perlu kulempar tepat di mukanya. Berharap wajah itu akan lebam, sehingga tak ku kenali lagi wajah itu. Siapa dia? Berani-beraninya merusak pikiranku. Baiklah, aku harus menghapus semuanya. Lebih baik tak usah ku simpan buku-buku ini. Hanya akan merusak konsentrasiku saja. Tak akan aku biarkan tangan ini membuka lembarannya, walau hanya satu halaman saja. Ok, siang ini juga, akan ku jual buku-buku ini ke tukang loak. Tak peduli mereka menghargainya berapa, kalau perlu kuhibahkan saja buku-buku ini. Yang penting tak usah aku lihat lagi tumpukan buku ini. <o:p></o:p></i></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%">***</p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><b>Bandung, 6 Mei 1970—19.56 WIB </b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%">Semoga cara klasik ini berhasil. Aku yakin dia pasti datang. Dia pasti datang. Dia pasti…tapi ini sudah lewat dari waktu yang kutentukan. Kenapa dia belum datang juga? Atau memang dia tidak akang datang karena tidak mau datang? Apa aku salah menuliskan waktu? Atau aku salah menuliskan nama tempat? Hah..kenapa tidak kupastikan dulu sebelumnya, bodoh. Dua gelas cokelat dan satu gelas air putih menemaniku sambil terus menunggunya, tapi dia tak muncul juga. Oh, mungkin dia memang enggan. Padahal, hari ini aku baru saja mengambil keputusan terbesar, memutuskan yang sudah aku jalin. Melepaskan benda logam di jari ini seperti membuat keputusan baru yang bahkan tidak ada jaminannya. Tapi, aku adalah orang yang selalu menghargai segala pilihan yang aku ambil. Aku baru saja akan menyatakannya. Ekspektasiku terlampau tinggi, nyatanya dia tidak muncul sedikitpun. Waktuku habis, kini yang tersisa tinggalah kesimpulan sepihak. Tak apa, dengan cara seperti ini, akan lebih mudah bagiku untuk membuang rasa.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%">***</p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><b>Chicago, 28 Juni 1970—8.20 AM</b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><i>Lebih baik di sini. Bukan untuk menghindar, tapi mencari lingkungan baru yang kelak menunjang karirku. Mungkin, di kota ini aku akan menemukan sosok baru, penunjuk jalan yang sesungguhnya. Sulit, itu pasti. Tapi ini memang lebih baik. Dari pada berharap pada sesuatu yang bukan digariskan untukku. Ini memang lebih baik.<o:p></o:p></i></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%">***</p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><b>Bandung, 14 Juli 1970—23.10 WIB </b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%">Bertemu tidak, yang ada aku malah kehilangan jejaknya. Setelah lulus, dia pergi. Saluran apa yang bisa kugunakan? Tak ada. Jika keinginanku untuk membuang rasa ini berhasil, maka akulah pembohong terbesar. Rasa ini tidak beranjak sedikit pun, malah mengisi sisi kosong lainnya, dan terus mengisi kekosongan lainnya. Terisi penuh. Sialan. </p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%">***</p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><b>Chicago, 4 Mei 1972—7.45 AM</b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><i>Benar. Di sinilah karirku menemukan jalan. Dalam waktu seminggu, 3 sampai 5 tulisanku terpampang di sudut harian internasional ini. Aku sibuk menulis kata dan kalimat, dan juga sibuk melupakannya. Keduanya saling berbanding terbalik. Aku bahkan tak pernah tertarik, melihat sosok lain yang menurut rekan sekantorku menarik. Sendiri, saat ini memang lebih baik.<o:p></o:p></i></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%">***</p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><b>Bandung, 4 Mei 1972—08.10 WIB</b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%">Aku tahu. Aku tahu dia memang bisa. Aku tersentak ketika suatu pagi membuka halaman koran nasional nomor satu, dan melihat namanya di sudut halaman. Kini dia bekerja sebagai perwakilan redaksi yang ditempatkan di benua seberang. Ini memang yang selalu menjadi keinginannya. Dan dia berhasil. Baiklah, akan kukirim kartu pos ke alamat redaksinya. Hanya ini satu-satunya cara untuk bisa berkomunikasi lagi dengannya. Setidaknya, aku tahu alamatnya. Kartu pos ini, akan aku kirim hari ini juga. Pesannya singkat, tapi merangkum semua kegelisahanku selama dua tahun ini. Sebuah pernyataan. Aku berjanji, jika kali ini tak ada jawaban, maka aku akan berhenti. </p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%">***</p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><b>Chicago, 17 Juni 1972—8.20 PM</b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><i>Apakah dia baca tulisan-tulisanku? Kenapa aku tak bisa berhenti peduli padanya?! Mengapa aku harus peduli pada seseorang yang mungkin, ya mungkin, sudah bahagia dengan perempuan pilihannya, yang memang, sayangnya, bukan aku. <o:p></o:p></i></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%">***</p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><b>Bandung, 20 Juni 1972—23.15 WIB</b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%">Tuhan, bahkan kartu posku saja tak dibalasnya. </p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%">***</p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><b>Chicago, 22 Juni 1972—3.20 PM</b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><i>Baiklah, dia memang tak membaca tulisan-tulisanku.<o:p></o:p></i></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%">***</p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><b>Bandung, 13 Maret 2002—17.08 WIB</b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%">Rambutku sebagian memang sudah memutih, tapi ingatanku pun masih putih jelas. Dari dia yang tidak pernah membalas. Aku tetap memutuskan untuk sendiri, hingga detik ini.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%">***</p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><b>Chicago, 13 Maret 2002—7.21 PM</b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><i>Aku sudah tidak sanggup lagi terjun ke lapangan. Kini aku lebih senang menulis tentangnya, untuk sebuah kolom cerita bersambung di halaman majalah internasional untuk perempuan. Hanya dua hal ini yang pernah membuatku benar-benar jatuh cinta. Dia, dan menulis. Tak ada lagi. Bahkan, sampai usia yang hampir larut ini.<o:p></o:p></i></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%">***</p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><b>Bandung, 8 Juli 2003—11.12 WIB</b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%">Seluruh tubuhku seperti tersedot, yang tertinggal hanya kulitnya saja. Aku tak sanggup membaca kabar ini. Semua huruf tiba-tiba menjelma menyerupai kunang-kunang. Hanya beberapa kalimat yang masih bisa kucerna: penulis perempuan kebanggaan Indonesia tutup usia. Ini pasti salah. Apalagi kalimat berikutnya yang menyatakan dia meninggal dalam kesendirian. Apa kesendirian? Sendiri? </p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%">***</p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><b>Bandung, 14 Februari 2012</b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%">“Sebuah kartu pos berumur 42 tahun baru saja ditemukan oleh sejumlah staf kantor pos pusat ketika akan mengganti peti surat yang telah digunakan sejak tahun 1956. Kartu pos yang ditulis pada 1970 itu ditemukan terselip di antara celah peti. Dalam kartu pos tersebut tertulis nama pengirim, Angga Padmanegara, yang ditujukan untuk Kinara Mawarni, penulis terkenal era 70-an. Pihak kantor pos pusat menyesalkan hal ini, dan mengakui kejadian tersebut sebagai akibat dari kelalaian pihaknya pada masa itu. Mereka berjanji, kejadian serupa tidak akan terulang lagi.”</p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"> ***</p>achie martasasmitahttp://www.blogger.com/profile/18246295453849934161noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7196842566693827464.post-62113706586984011892012-01-04T21:02:00.013+07:002012-02-09T08:15:33.632+07:00Pertemuan di atas Ketinggian Ribuan Kaki #2---------<i>"Hoalaaaaah..., bilang atuh dari tadi," katanya seketika sambil memukul-mukul bahu saya pelan. Saya bengong.***</i><div><i><br /></i><div>Saya masih bengong. Serius, ibu itu sama sekali gak tampak seperti orang Indonesia. Matanya sipit, kulitnya memang gak putih, tapi ya kuning langsat. Rambutnya keriting terurai dan stlylish. Belum terlalu tua, tapi juga sudah tidak muda lagi. Yaaa usianya mungkin sekitar 40 tahunan.</div><div><br /></div><div>Ibu<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>: adek dari Indonesia kan?</div><div>Saya<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>: i-ya bu (sambil mengangguk)</div><div>Ibu<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>: ya ampun, saya pikir adek orang sini loh (Taiwan). habis mukanya kaya orang sini</div><div>Saya<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>: (lagi dong disangka orang Taiwan) wah masa sih bu?</div><div>Ibu<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>: iya bener, kalau tadi gak bilang dari Indonesia, saya gak bakal nyangka. </div><div> ngapain adek ada di sini? kuliah?</div><div>Saya<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>: (alhamdulillah gak disangka TKW lagi hahaha) bukan kuliah bu, tapi ada kegiatan buat wakilin kampus</div><div><br /></div><div>Ibu<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>: wah..emang acaranya dimana? Taipei?</div><div>Saya<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>: bukan bu, di Kaohsiung</div><div>Ibu<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>: ohya? saya juga kerja di Kaohsiung. </div><div>Saya<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>: enak ya bu kotanya. Betah saya di sana. Padahal cuma 11 hari. Ibu di sana kerja?</div><div>Ibu<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>: iya dek, saya kan TKW (katanya tanpa ragu)</div><div>Saya<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>: oohhh...(saya diam sejenak, bener nih pesawat curiga isinya TKW semua, mentang- mentang saya beli tiketnya yang kelas ekonomi haha. tapi biarlah, malah seru bisa ngobrol)</div><div><br /></div><div>Saya pun mulai mematikan film yang semula sedang saya tonton. Ini lebih menarik, pikir saya.</div><div><br /></div><div>Saya<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>: ibu kerja apa emangnya bu? (sambil membenarkan posisi menghadap ke si ibu, artinya saya tertarik untuk melanjutkan obrolan)</div><div>Ibu<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>: saya kerja ngejagain sama ngerawat orang-orang tua</div><div><br /></div><div>Saya masih belum percaya si ibu ini adalah penjaga orang lanjut usia. Saya perhatikan, ini si ibu beda sama mbak-mbak yang tadi saya temuin sebelumnya di ruang tunggu bandara. Ibu ini sama sekali gak medok atau mengeluarkan istilah bahasa Jawa.</div><div><br /></div><div>Saya<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>: oooh..emang itu kerjanya gimana aja sih bu?</div><div>Ibu<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>: ya gitulah dek, nyuapin, ganti popok, ngajak jalan-jalan, kasih obat, kadang ngajak ngobrol juga</div><div>Saya<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>: wah? ngajak ngobrol? Hebat, berarti ibu jago bahasa Mandarin ya! </div><div>Ibu<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>: ah gak jago-jago amat kok. Dulu waktu pertama dateng kesini, saya malah cuma bisa dasar-dasarnya aja, tapi lama-lama karena setiap hari ketemu ya jadi bisa</div><div><br /></div><div>Saya<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>: sebelumnya belajar dasar-dasar dimana?</div><div>Ibu<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>: ya di yayasan dek, kan saya bisa berangkat kesini juga karena ikut yayasan</div><div> jadi, sebelum bisa berangkat kesini, saya diajarin dulu bahasa mandarin, tapi cuma dasar-dasarnya aja. Terus, diajarin jadi perawat, gimana cara ganti popok, nyuapin</div><div>Saya<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>: oh, jadi sebelum berangkat kesini ibu udah tau kerjanya jadi apa?</div><div>Ibu<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>: iya, udah taulah</div><div><br /></div><div>Saya<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>: udah berapa lama emangnya bu kerja di Taiwan?</div><div>Ibu<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>: kalau di Taiwan sih saya baru sekitar 4 tahunan, sebelumnya saya juga sempet kerja di Arab tapi cuma 2 tahun, gak lama. Habis itu balik dulu setahun ke Indonesia, baru berangkat lagi ke Brunei sekitar 4 tahun</div><div>Saya<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>: oh jadi di sini bukan yang pertama bu? Wiiih ibu keren udah pernah kerja di 3 negara</div><div>Ibu<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>: hahaha apanya yang keren dek? orang jadi pembantu</div><div><br /></div><div>Saya diam. Padahal pernyataan saya sebelumnya itu benar-benar spontan loh. Gak ada maksud apapun.</div><div><br /></div><div>Saya<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>: bu, enak gak sih kerja jadi TKW?</div><div>Ibu<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>: enak gak ya? Ya sama aja sih yang namanya kerja. Enaknya bisa liat negara lain, terus katanya jadi pahlawan ya? apa sih saya lupa..</div><div>Saya<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>: oh pahlawan devisa maksudnya bu?</div><div>Ibu<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>: haha iya. Tapi ya banyak juga gak enaknya dek. Harus ninggalin keluarga, jauh dari orangtua, kadang juga takut, gak kenal siapa-siapa. Tapi ya saya butuh, jadi mau gak mau ya harus berangkat (raut wajahnya mulai berubah, matanya menerawang ke jendela pesawat di samping saya)</div><div><br /></div><div>Saya<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>: emangnya kalau di Indonesia susah ya bu dapet kerjaan? kenapa gak di Indonesia aja?</div><div>Ibu<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>: susah iya, terus juga gajinya dikit, mana cukup</div><div>Saya: emangnya kalau jadi TKW gajinya banyak ya bu?</div><div>Ibu: yah lumayanlah, cukup buat sekolahin anak sama biayain orangtua saya di kampung</div><div><br /></div><div>Sebenernya arti pertanyaan saya itu adalah "berapa sih bu gaji jadi TKW di Taiwan?" Tanpa bermaksud kurang ajar saya memutar otak untuk memancing jawaban tersebut.</div><div><br /></div><div>Saya: selain bisa sekolahin anak, bisa beli rumah juga gak bu?</div><div>Ibu: bisa, saya beli kos-kosan di kampung saya, yang pegang orangtua saya. Lumayan itu juga bisa nambah-nambah</div><div>Saya: wah berarti gajinya besar ya bu? (masih berusaha mancing. Tapi, ah percuma si ibu ini gak bakal nangkep sinyal yang saya lempar. Baiklah..) kalau boleh tahu berapa sih bu sebulannya?</div><div>Ibu: hmm..sekitar 20 ribu NTD (new taiwan dollar), kalau di ke rupiahin ya sekitar 6 jutaan</div><div>Saya: ooohhh...</div><div><br /></div><div>Saya<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>: ibu tau dari siapa dulu bisa sampai pergi jadi TKW?</div><div>Ibu<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>: tau dari temen, dia udah lebih dulu pergi. Jadi udah berpengalaman. Dia bilang, enak kok, gajinya lumayan. Yaudah saya coba, buat pertama sih cuma bayar ke yayasan</div><div>Saya<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>: berapa bu bayarnya?</div><div>Ibu<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>: saya lupa tuh, udah lama juga sih. Nah, kalau udah sekali berangkat, mau berangkat lagi gampang. Kaya saya, saya udah pernah ke Arab sama Brunei, jadi pas saya mau berangkat lagi ke negara lain, jadi lebih gampang dibanding temen-temen yang baru.</div><div>Saya<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>: oooh gitu ya, pantesan ibu jadi ketagihan ya bu (tertawa ringan)</div><div>Ibu<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>: iya (senyum)</div><div><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebenernya saya udah gatel pengen tanya soal gimana perlakuan majikannya, tapi kayanya kecepatan. Santai. Pelan-pelan. Saat itu, pramugari datang menyodorkan makan siang. Kami pun makan siang sambil mengobrol hal-hal ringan, tapi ternyata cukup penting, seperti....</div><div><br /></div><div>Ibu<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>: adek asli mana?</div><div>Saya<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>: saya asli Bandung bu</div><div>Ibu<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>: oooh orang Bandung, eta geura sama-sama orang Sunda atuh ya</div><div>Saya<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>: loh emang ibu orang Bandung juga?</div><div>Ibu<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>: bukan, saya mah asli Cianjur. Ini juga nyampe Jakarta saya mau langsung pulang ke Cianjur</div><div>Saya<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>: Ya ampuuun, ibu orang Cianjur tooh</div><div>Ibu<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>: ih meuni seneng ibu dengernya, ada orang Sunda yang bisa kesini buat belajar</div><div>Saya<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>: ah cuma bentar bu, cuma 11 hari</div><div>Ibu<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>: nanti langsung pulang ke Bandung?</div><div>Saya<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>: iya bu</div><div>Ibu<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>: oohhh..., kuliah dimana emangnya? semester berapa?</div><div>Saya<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>: saya udah semester akhir bu, kuliah di Unpad</div><div>Ibu<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>: wooh Unpad, haduh alhamdulillah ya, ih seneng dengernya. Jadi inget anak</div><div><br /></div><div style="text-align: justify;">Kami melanjutkan makan siang. Sibuk masing-masing.</div><div style="text-align: justify;">Saya mencari waktu yang tepat untuk bertanya lebih lanjut, terutama tentang perlakuan majikan si ibu dan teman-teman TKW. Saya lihat si ibu dari ujung mata sebelah kiri, rupanya dia lagi sibuk membolak-balikan halaman inflight shopping magazine yang disediakan pihak airlines. Saya penasaran, akhirnya saya ambil satu majalah sama yang tersimpan di selipan jok depan. Majalah ini ekslusif sekali. Oh ini bukan majalah, tepatnya ini katalog yang isinya menjual produk-produk branded. Mulai dari parfum, handbag, cokelat, kosmetik, aksesoris, dan merchandise lainnya--yang memang sengaja disediakan untuk penumpang yang lupa atau tidak punya waktu untuk membeli oleh-oleh ketika masih berada di Taiwan. Hampir semua model dalam katalog itu adalah model barat lengkap dengan rambut pirang, hidung mancung, badan semampai dan 'awkward-style' khas model masa kini. Tapi, bukan model-model ini yang mencuri perhatian saya, melainkan 'price tag' yang mereka tawarkan. Daftar harga yang dicantumkan berdasarkan dua jenis mata uang (new taiwan dollar dan US dollar) itu cukup meyakinkan saya bahwa sisa uang yang ada di dompet saya jauh, bahkan sangat jauh, dari deretan angka tersebut. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: left;">"Cukup 'window shopping' ajalah," pikir saya.</div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Si ibu masih asik melihat-lihat isi katalog, sampai akhirnya dia memanggil dua orang pramugari yang sejak tadi lalu-lalang mendorong kereta barang. Si ibu mulai berbicara mandarin dengan pramugari itu, sambil menunjuk gambar parfum. Oh, oke, kini si ibu tengah berbelanja, ya 'belanja di atas pesawat' yang harganya minta ampun itu!</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saya memperhatikan. Tak tanggung-tanggung, si ibu mengambil 4 kotak parfum dengan jenis yang berbeda. Lalu saya tengok katalog tadi, yang saya ingat satu dari empat parfum itu harganya sekitar 2500 NTD atau sekitar 800 ribu rupiah. Dan si ibu beli 4 kotak sekaligus, okey.</div><div style="text-align: justify;">Bukan apa-apa, yang saya tahu, semua produk di katalog ini harganya sudah 'digetok'. Artinya, bila dibandingkan berbelanja 'di darat', si ibu bisa mendapatkan produk sama persis, dengan harga yang jauh lebih murah. Tadinya, saya pengen kasih tahu si ibu, tapi...siapa saya? Yasudah biarlah si ibu menikmati belanjanya.</div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Ibu: ini buat anak saya (sambil menunjukan botol parfum berwarna pink), yang ini buat adik saya sama keponakan-keponakan</div><div style="text-align: left;">Saya: wah pasti anak ibu seneng (bingung saya harus merespon apa) Ohya, emang anak ibu umurnya berapa?</div><div style="text-align: left;">Ibu: 19, sekarang lagi cari kerja, kemaren telpon malah pengen nikah</div><div style="text-align: left;">Saya: waah, terus apa kata ibu?</div><div style="text-align: left;">Ibu: ya jangan dululah, kerja dulu, baru nikah. Mana ibu juga belum pernah liat calonnya. Nih anak ibu (sambil menunjukan foto di hp-nya)</div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Demi apa pun, serius, anak si ibu ini cantik!</div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Saya: waaah cantik bu! </div><div style="text-align: left;">Ibu: oh iya? masa sih? </div><div style="text-align: left;">Saya: serius bu, cantik </div><div style="text-align: left;">Ibu: tapi kasian dia, udah dari kecil ditinggal ibunya, eh ditinggal bapaknya juga</div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Saya diem, bingung harus ngomong apa.</div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Ibu: makanya saya akhirnya mau jadi TKW juga ya gara-gara bapak dia kabur. Saya kan bingung harus ngegedein anak ini, makanya saya titipin dia ke orangtua saya</div><div style="text-align: left;">Saya: oooh, jadi anak ibu cuma satu?</div><div style="text-align: left;">Ibu: iya, cuma ini satu-satunya. Makanya saya gak mau dia nikah dulu, saya sih pengennya dia bisa kuliah</div><div style="text-align: left;">Saya: iya bu, kalau ada biayanya sih mending kuliah dulu</div><div style="text-align: left;">Ibu: terus kalau dia nikah, saya takut dia ditinggalin kaya saya dulu (sambil lihat ke arah saya, sedikit memelas, dan saya salah tingkah)</div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Saya bingung. Beneran bingung harus ngomong apa.</div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Ibu: hah saya mulai mual nih (si ibu bergerak meraih tasnya, mengubek isinya, lalu mengeluarkan sejenis kayu putih)</div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Oh tidak! Jangan bilang si ibu ini mau muntah.</div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Ibu: maaf ya, biasa orang kampung hehehe</div><div style="text-align: left;">Saya: gak apa-apa bu (padahal bohong)</div><div style="text-align: left;">Ibu: kayanya kecapean, sampai kemaren ibu masih kerja juga. Padahal hari ini kan pulang. Terus tadi malem juga gak bisa tidur, degdegan mau pulang</div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Okey, sekarang waktunya buat nanya tentang majikan!</div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Saya: wah sampe kemaren masih kerja juga?</div><div style="text-align: left;">Ibu: iya</div><div style="text-align: left;">Saya: emang kerjanya 24 jam gitu bu? (belagak bego)</div><div style="text-align: left;">Ibu: ya enggaklah, tapi kita harus terus disitu, jagain si aki-aki sama nini-nini. Kalau mereka mau buang air, ya kita harus siap. Ngasih obatnya aja kan ada yang 4 jam sekali.</div><div style="text-align: left;">Saya: hahaha aki-aki nini-nini..</div><div style="text-align: left;">Ibu: iyalah, saya kalau lagi kesel sama capek, sama temen-temen yang lain suka cerita pake bahasa Indonesia. Ya mereka gak akan ngerti ini. Pokoknya saya sama temen-temen Indini (sebutan Indonesia bagi orang Taiwan) punya istilah sendiri buat sebut majikan kita, "grandong". Jadi kalau kesel atau capek, kita suka bilang, "heeeuuuuh dasar grandong..grandong," </div><div style="text-align: left;">Saya: hahahahahaha serius bu?</div><div style="text-align: left;">Ibu: iya</div><div style="text-align: left;">Saya: itu ngomongnya di depan mereka?</div><div style="text-align: left;">Ibu: iyalah di depan mereka, tapi ngomongnya lembut, jadi mereka gak akan sadar kalau kita lagi ngomongin mereka</div><div style="text-align: left;">Saya: ya ampuuuunnn hahaha, lagian mereka juga gak tahu ya grandong teh apa</div><div style="text-align: left;">Ibu: iya</div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Saya: tapi ibu tetep dapet libur kan?</div><div style="text-align: left;">Ibu: dapet, biasanya kalau gak sabtu ya minggu</div><div style="text-align: left;">Saya: perlakuan mereka baik kan bu? </div><div style="text-align: left;">Ibu: baik sih, alhamdulillah saya dapet yang baik</div><div style="text-align: left;">Saya: kalau ibu ngelakuin kesalahan gimana?</div><div style="text-align: left;">Ibu: paling dimarahin terus dikasih tahu, mereka maklum soalnya tahu saya belum jago bahasa mandarin, itu waktu pertama-pertama ya</div><div style="text-align: left;">Saya: alhamdulillah ya bu kalau gitu, soalnya kan suka ada yang disiksa </div><div style="text-align: left;">Ibu: kayanya kalau di Taiwan gak ada yang begitu deh, kalau pun ada ya paling kitanya yang salah</div><div style="text-align: left;">Saya: oooh gitu</div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Ibu: kalau saya sih takutnya bukan sama orang Taiwan, justru sama orang 'kita'</div><div style="text-align: left;">Saya: hah? maksudnya bu? </div><div style="text-align: left;">Ibu: iya, saya takutnya malah pas mau pulang gini</div><div style="text-align: left;">Saya: takut sama siapa? (menarik nih!)</div><div style="text-align: left;">Ibu: saya kalau pulang itu suka degdegan, takut pas sampai di bandara soekarno hatta-nya</div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Saya: emang ada apa?</div><div style="text-align: left;">Ibu: jadi gini, kalau kita sampai di bandara tuh kita langsung dicegat sama travel. Masalahnya, kita gak bisa nolak. Nah, kalau kita ikut travel itu, iya bener kita dianter sampai rumah, tapi di sepanjang jalan uang kita dimintain terus. Pas naik, diminta. Pas mau isi bensin, diminta lagi. Pas mau sampe, diminta lagi. Malah kadang barang-barang kita diambilin. Aaah gak amanlah. </div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Saya: itu beneran bu?</div><div style="text-align: left;">Ibu: ya bener atuh, itu mah udah biasa. Pasti kaya gitu. Makanya, TKW lain mah suka minta jemput keluarganya, biar bisa nolak travel itu. Atau engga nelpon temen atau sodara yang di jakarta. Malah ada yang sampe bayar jasa, pura-pura jadi sodaranya yang jemput. </div><div style="text-align: left;">Saya: ya ampuun, jahat gitu sih bu..</div><div style="text-align: left;">Ibu: hhhh ya gitulah</div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Saya: terus ibu kenapa gak minta jemput sodara aja?</div><div style="text-align: left;">Ibu: saya gak ada sodara yang bisa jemput, makanya ini saya lagi bingung. Iya seneng bisa pulang, tapi males kalau udah inget kaya gininya</div><div style="text-align: left;">Saya: mana ibu bawa barang banyak ya?</div><div style="text-align: left;">Ibu: engga, untung saya udah kirim sebelumnya, lewat paket. Jadi barang-barang yang saya bawa sekarang cuma baju, itu juga sisanya</div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Saya: oh jadi ibu sengaja kirim barang-barang sebelum ibu pulang?</div><div style="text-align: left;">Ibu: iya, bukan saya aja, tapi semua TKW yang hari ini pulang ke Indonesia. Kita kan nge-paketinnya bareng-bareng. Soalnya udah tau, pasti bakal diambilin</div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Gila!! Mereka takut bukan sama majikannya, justru sama saudara se-negara-nya!! </div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Saya: emang gak bisa kabur bu? preman-preman itu bakal nyegat dimana?</div><div style="text-align: left;">Ibu: ya itu nyegatnya di setelah pemeriksaan paspor, kita dikumpulin di pojok. Kalau udah kekumpul langsung digiring. wah gak bisa kabur, kita kan paspornya beda. Mereka pasti tahu. Yang enak itu temen-temen saya yang dari Jawa, mereka gak keluar (check-out) di Soekarno-Hatta. Pas turun pesawat ini, mereka langsung nerusin pake pesawat domestik. Jadi bebas dari si preman itu. </div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ya ampun, bahkan mereka lebih memilih untuk beli tiket penerbangan Garuda Indonesia yang domestik (yang lumayan mahal itu), dari pada harus 'kehilangan' uang dan barang mereka sebelum sampai di rumah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: left;">Saya: kenapa uangnya gak dikirim dari waktu di Taiwan aja bu? </div><div style="text-align: left;">Ibu: ya terus masa saya gak bawa uang sama sekali. Pengiriman barang pake paket juga kan mahal</div><div style="text-align: left;">Saya: emangnya kalau kita ikut travel itu, biasanya abis berapa?</div><div style="text-align: left;">Ibu: kalau ditotal ya bisa sampai 2 jutaan, kalau kita bilang gak punya uang, mereka malah maksa</div><div style="text-align: left;">Saya: kenapa gak dilaporin aja sih bu? ke keamanan bandara gitu</div><div style="text-align: left;">Ibu: gak ngerti, harus gimana juga saya gak ngerti</div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Negara macam apa, yang membiarkan warganya merasa terancam, bahkan di negerinya sendiri! Ok, jangan dululah bicara soal perlindungan dari negara terhadap TKW yang bekerja di luar wilayah teritorinya. Ini, mereka datang dari rantau saja, bahkan jauh dari ucapan selamat datang yang hangat. </div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Ibu: dek, saya boleh gak ikut adek dulu ke bandung? pura-puranya adek itu keluarga saya, tapi nanti saya langsung naik bis ke Cianjur</div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">DEG!!</div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saya diam beberapa saat. Bingung. Sumpah, bingung. Saya pengen banget bisa nolong ibu ini, tapi bahkan saya juga tidak bisa menjamin keselamatan saya. Ini perjalanan solo-pertama saya. Gimana bisa, saya mengakhirinya dengan menjadi 'penyelundup TKW yang ketakutan karena preman travel'? </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam perjalanan-solo-pertama ini saya ingin menutupnya dengan manis. Dan menunjukan pada keluarga saya, "ya, saya bisa". Saya sengaja tidak meminta dijemput di bandara, saya sengaja memilih jasa pemadumoda, layanan bus primajasa dari bandara. Buat apa? saya ingin perjalanan seorang diri ini berlangsung sampai di kota saya, Bandung.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: left;">Tapi, apa saya tega menolak permintaan ibu ini? </div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Saya: hmmm...ayo aja bu, tapi nanti kalau ada apa-apa gimana? soalnya saya juga gak ngerti</div><div style="text-align: left;">Ibu: oh iya ya</div><div style="text-align: left;">Saya: maaf banget bu, bukannya saya gak mau bantu. Gini deh bu, saya temenin ibu sampai bandara, ibu bareng saya aja terus</div><div style="text-align: left;">Ibu: gak bisa gitu, pasti mereka periksa paspor saya</div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saya berpikir keras, jujur saya gak mau terlibat dalam masalah complicated ini, tapi saya juga gak bisa pura-pura gak peduli sama si ibu ini, setelah kami ngobrol selama beberapa jam ke belakang.</div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Saya: bu, ada TKW yang dari Cianjur juga gak? atau yang di Jawa Barat?</div><div style="text-align: left;">Ibu: ada, tapi dia duduk di depan sana (dia menunjuk kabin depan)</div><div style="text-align: left;">Saya: nah, ibu bareng sama mbak yang itu aja, yang penting ibu jangan sendiri. nanti saya anter ibu ke mbak yang itu ya</div><div style="text-align: left;">Ibu: ohiya ya, saya sama si mbak yang itu aja deh</div><div style="text-align: left;">Saya: maaf ya bu, saya gak bisa bantu</div><div style="text-align: left;">Ibu: iya gak apa-apa</div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebentar lagi Jakarta menampakan diri di jendela samping saya ini. Saya bisa lihat jelas, si ibu semakin gugup, mulai gelisah. Pendaratan yang kurang mulus, ban pesawat dengan kasar menyentuh landasan. "Welcome to Jakarta," kata seorang pramugari, disambut dengan suara pilot yang menegaskan bahwa kami sudah sampai di destinasi terkahir.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saya bergegas mengambil barang-barang, dan tidak lupa dengan janji saya untuk mengantar si ibu ini pada pihak yang aman, 'si-mbak-dari-Jawa-Barat'. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: left;">Saya: yang mana bu orangnya?</div><div style="text-align: left;">Ibu: itu..itu..</div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">kami berlari kecil mencoba mengejar si mbak itu. Si mbak ini masih muda, mungkin umurnya sekitar 25-an.</div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Ibu: (menyebut namanya--saya lupa) bareng ya</div><div style="text-align: left;">Si mbak: eeh ibuuu, dari tadi saya cariin di kabin. Iya bu tenang kita bareng</div><div style="text-align: left;">Saya: hai mbak</div><div style="text-align: left;">Ibu: eh iya ini, mahasiswa Indonesia, tadi duduknya sebelahan, ngobrol deh</div><div style="text-align: left;">Saya: iya</div><div style="text-align: left;">Si mbak: oooh, hai. Eh bu, sebentar ya tunggu teman saya yang lain</div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saya melihat, dari sekian banyak sekumpulan TKW, si ibu inilah yang (mungkin) paling tua. Wajar saja, si mbak ini tampak hormat pada si ibu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Oke, mungkin ini waktu yang tepat untuk pamit. Setidaknya, saya sudah memastikan si ibu ini ada teman.</div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Saya: bu, saya duluan ya. Makasih udah nemenin ngobrol. Ibu hati-hati ya. Salam buat anak ibu.</div><div style="text-align: left;">Ibu: iya iya, sama-sama dek, makasih udah mau denger saya curhat hahaha. Sukses ya dek.</div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saya membalikan badan, melangkah, dengan rasa yang bercampuraduk. Pikiran saya berlarian kesana kemari. Baru beberapa meter, saya tiba-tiba diam, "siapa nama ibu itu?"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ya, kebodohan. Jurnalis macam apa yang lupa bertanya nama sumbernya? Oh, saya memang tidak sedang menjadi jurnalis, saya sedang menjadi diri saya yang tertarik dengan kisah si ibu. Jika saya menempatkan diri sebagai jurnalis, pada saat itu, sejak awal saya sudah gagal. Subjektivitas dan empati mendominasi percakapan kami dari pertama. Ah, sudahlah, saya memang sedang ingin jadi saya, bukan sedang bertugas. Jika sudah begini, apakah nama masih begitu penting? </div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Saya pun memaafkan kebodohan saya, dan menuntaskan rasa penasaran akan perjalanan-solo-pertama ini. Cerita ini cukup jadi oleh-oleh.***</div><div style="text-align: left;"><br /></div></div>achie martasasmitahttp://www.blogger.com/profile/18246295453849934161noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7196842566693827464.post-85632649416079757692012-01-02T18:26:00.012+07:002012-06-25T04:55:49.719+07:00Pertemuan di atas Ketinggian Ribuan Kaki #1Hari ini saya menonton sebuah film (rekomendasi seorang teman) yang berhasil mengingatkan saya pada suatu pertemuan singkat. Judul film ini "The Help" diperankan Emma Stone, Viola Davis, dan Octavia Spencer. Tunggu, ini bukan film drama romantis atau thriller, tapi ini film tentang kesetaraan, hak asasi manusia, dan rasialisme. Ceritanya sederhana dan tidak berkesan 'berat'. Justru mengalir dan lumayan 'hidup'. Mengisahkan tentang komunitas pembantu kulit hitam di daratan Mississippi tahun 1960-an. Waktu itu rasialisme antara kulit hitam dan kulit putih masih sangat eksis. Perbudakan plus ketidaksetaraan jadi hal yang dipandang wajar dan 'sudah seharusnya'. Namun tidak berlaku bagi Skeeter (Emma Stone), seorang jurnalis di Jackson Journal yang 'ngeh' dengan ketidakberesan ini dan akhirnya memutuskan untuk menulis buku berisi sudut pandang para pembantu kulit hitam yang diperlakukan seakan mereka penghuni bumi kelas 2. Nah, saya gak bermaksud untuk me-review film ini, buat jelasnya silahkan tonton sendiri, tapi yang jelas tag film di cover-nya cukup menggelitik, dan saya pun memutuskan untuk membaginya. Di situ tertulis, "Change Begins with a Whisper". Sebenernya kalimat itu biasa saja, tapi entah kenapa kisah di film ini totally mengingatkan saya pada suatu pertemuan singkat dengan seorang TKW di dalam pesawat yang tengah melaju menuju Indonesia, Juli 2011 lalu.***<br />
<div>
<br /></div>
<div>
Sampai saat ini saya belum berhasil juga mengingat nama si "ibu ini". Dia seorang TKI (Tenaga Kerja Indonesia) yang memutuskan untuk bekerja di Taiwan. Ada beberapa hal yang menarik yang saya temui sejak masih di bandara internasional Taoyuan, Taipei. Jadi waktu itu saya akan kembali ke Indonesia setelah mengikuti kegiatan di Kaohsiung, Taiwan. Ini adalah <i>my-first-solo-trip</i>, jadi saat itu saya sangat berhati-hati (bahkan kelewat hati-hati). Entah karena <i>too excited</i> jadinya gak mau ada hal yang saya lewatin. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Saya masih ingat, waktu itu jadwal penerbangan saya sekitar pukul 10 AM, masih harus menunggu sekitar 30 menit lagi. Saya duduk di deretan kursi ruang tunggu paling depan. Suasana masih sepi. Hanya ada beberapa orang (nampaknya sejumlah pengusaha) yang juga menunggu. Saya membuka laptop, sign in Twitter, dan mencoba membunuh waktu. Selang 5 menit kemudian, tiba-tiba suasana ruang tunggu itu berubah jadi riuh. Segerombol perempuan datang sambil membawa traveling bag berukuran macam-macam. Dandanan mereka rapi, dan ya..sebagian di antaranya cukup fashionable. Ada yang menenteng laptop dan hp. Ada yang bersepatu boots, ada juga yang berbalut over coat. Wajar saya menoleh dan memperhatikan mereka, toh tanpa mereka sadari mereka sudah membuat keramaian di ruang tunggu yang semula super-quiet itu. Kursi tunggu yang semula kosong pun seketika nyaris terisi penuh. Tak lama, muncul lagi sekelompok perempuan, dan yang kali ini lebih sukses lagi menimbulkan kegaduhan. Sebagian perempuan dari gerombolan pertama berhamburan memeluk perempuan dari kelompok kedua (yang baru saja datang). Seakan baru bertemu lagi setelah sekian tahun terpisah. Saya tebak, nampaknya mereka orang Filipin atau Thailand, atau jangan-jangan orang Indonesia? Sudahlah, yang pasti mereka semua berwajah Asia. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Saya kemudian mencoba menguping obrolan mereka, "hah percuma, semuanya berbahasa mandarin. Mana saya ngerti coba," dalam hati. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
"Eh, tunggu, di sela-sela obroloan mandarin mereka kok ada bahasa yang saya kenal ya. Bahasa Jawa? Iya! Ini sih bahasa Jawa!," teriak saya masih dalam hati. Serius ini gerombolan orang Jawa? Tapi, siapa lagi coba yang ngobrol pake kata "nyong" dengan aksen medok, selain orang Tegal?</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Tiba-tiba tiga dari mereka duduk di samping saya. Mereka masih ngobrol dengan bahasa mandarin. "Wah hebat-hebat juga ya bahasa mandarinnya," pikir saya. "TKW kah? atau...mahasiswa yang sekolah di sini?" dan saya sama sekali gak berani untuk menyapa duluan, kalau-kalau ternyata mereka bukan orang Indonesia. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Dan..mampus! salah satu dari mereka menyapa saya, pakai bahasa mandarin pula. Saya bingung dong musti jawab pakai bahasa apa. Bahasa Indonesia, gimana kalau dia bukan orang Indonesia? Bahasa mandarin, mana saya tahu! Akhirnya saya memutuskan untuk menjawab dengan bahasa Inggris, hah inilah yang paling netral. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
"Sorry, i can't speak mandarin," ya mereka pikir saya bangsa Taiwan kali ya hahaha. Dua hingga tiga detik, kami terdiam---<i>yeah, that's what we call an awkward moment, i guess</i>. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Saya bisa membaca, mereka bingung harus jawab apa karena mereka gak bisa bahasa Inggris, tapi mereka juga tahu saya gak bisa bahasa mandarin. Tiba-tiba satu dari mereka menunjuk sambil bertanya, "you, Taiwan?", yang mungkin maksudnya: kamu orang Taiwan? Lalu saya jawab, "oh, no no, i'm Indonesian," dengan senyum (yang mungkin tampak maksa).</div>
<div>
<br /></div>
<div>
------saya diam------mereka diam----bertatapan satu sama lain----dan....</div>
<div>
<br /></div>
<div>
"Haaa ya ampuuuunnnnn, piye to ndak ngomong aja dari tadi gitu, orang Indonesia," teriak salah satu dari mereka. Yang lainnya, "haaaa Indonesia juga, dikirain orang sini (Taiwan-red)." </div>
<div>
Yak, giliran saya yang bengong, "iya saya orang Indonesia," jawab saya. </div>
<div>
"Loh mbak-mbak ini....," belum saya selesai ngomong (padahal saya bermaksud bilang "loh..mbak-mbak ini orang Indonesia juga?") salah seorang dari mereka bilang, "kita TKW yang kerja di sini. Adek ngapain?" </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Jujur saya masih setengah kaget, serius mereka fashionable sekali (bukan maksud mendeskriditkan), tapi ya saat itu saya masih belum menyangka. "Kerja juga?," tanya temen sebelahnya. Buset, saya dikira TKW nih hahaha! </div>
<div>
<br /></div>
<div>
"Oh, bukan mbak, saya cuma sebelas hari di sini. Habis ikut kegiatan," sambil memaksa untuk tersenyum. "Oooh, iya iya. Mahasiswa ya, wah hebat ya bisa sampai sini. Saya juga sampai sini, tapi buat jadi pembantu, bukan buat belajar," katanya sambil ngeluarin bungkusan dari tasnya, yang ternyata cokelat kesukaan saya: M&M. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
"Nih mau? Ini dikasih majikan saya. Dia punya banyak, tapi gak dimakan. Sayang," sambil nyodorin bungusan M&M besar ke hadapan saya. Saya ambil, sekaligus isyarat 'obrolan kita bisa berlanjut kan?'</div>
<div>
<br /></div>
<div>
"Oh menarik nih!" Cuma itu yang terlintas di pikiran saya. </div>
<div>
Ini..ini..yang selama ini jadi topik berita di TV, ini nih yang selama ini jadi masalah yang belum kunjung beres, ini dia nih kesempatan buat ngobrol langsung sama perempuan-perempuan perkasa yang terpaksa ninggalin anak dan keluarganya, dan berani nembus rasa takut mereka. Selama ini mungkin saya cuma bisa bahas soal kekerasan yang dialami TKW Indonesia di komunitas kecil aja, seringkali juga di kelas perkuliahan (jadi topik analisis tugas berita, dll), atau di rumah sama papa atau kakak. Selama ini saya cuma dapat kesempatan wawancara dan nguber istri gubernur atau Kemenakertrans buat konfirmasi soal BNP2TKI, kalau ada (lagi) TKW yang disiksa atau terancam hukuman mati. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
That's it. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Tapi saat itu, saya ada dihadapan (para) subjeknya. "Yang di sana juga TKW mbak?" tanya saya sambil menunjuk ke arah gerombolan pertama. "Iya, itu temen-temen saya. Banyaknya sih dari Jawa (Tengah-Timur), tapi ada juga yang dari Sunda (Jawa Barat)," katanya. Ok, tepatnya mereka bertebaran di hadapan saya.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
"Udah berapa lama mbak kerja di sini?" saya berusaha menahan pertanyaan lainnya. Tunggu chie, santai..jangan sampai bikin mereka gak nyaman. Saat itu saya sama sekali gak terpikir untuk membuat feature atau tugas tulisan. Saya benar-benar mewakili rasa ingin tahu saya, itu aja. Tanpa 'bendera' apa pun. "Saya udah 4 tahun, dia 3 tahun. Rata-rata semua yang ada di sini (di ruang tunggu bandara saat itu-red) udah kerja 4 tahun di sini," katanya. "Betah ya mbak?" haduh, salah, ini harusnya jadi pertanyaan tengah aja. "Yaaaa..gitulah. Dibetah-betahin aja. Untung saya dapet yang baik," yang lain cuma ngangguk-ngangguk sambil mainin hp mereka yang merknya entah merk apa (hp buatan Taiwan kali yak). </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Saya berusaha nanya sesantai mungkin, dan mengesankan bahwa 'ini gak penting-penting amat sih'. "Emang kerjanya apa mbak?" tanya saya. "Kebanyakan dari kita sih jadi perawat," wah! tenaga profesional dong, batin saya. "Ya gitulah, ngerawat dan jagain kakek-kakek nenek-nenek. Kalau di Indonesia panti jompo gitu," terang yang satunya. "Ooooh," kata saya sambil (tetep) senyum. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
So far, mereka masih nyaman, bahkan nampaknya mereka makin tertarik ngobrol sama saya. Kini giliran mereka balik bertanya, "acara apaan dek? dimana? Taipei?", "ada konferensi gitu mbak. Bukan di Taipei, di Kaohsiung. Kotanya enak ya, sepi gak kaya Taipei, padet," kata saya. "Ooh Kaohsiung emang enak dek, saya sempet setahun pertama ditempatin di sana". "Oooh..iya emang enak sih," lanjut saya, mulai bingung untuk cari pertanyaan yang lebih 'dalem' lagi. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Sayang, pesawat terlanjur siap. Kami berpamitan. Ya, meski pakai pesawat yang sama, kursi kami mungkin berjauhan kan. Perasaan saya campur aduk, antara senang, bingung, dan penasaran. Wajah mereka semua tampak bahagia, bahkan gaya mereka 'makmur'. Semua ditempel di badan mereka, mulai dari aksesoris sampai gadget. Syukurlah, batin saya. Memang gak semuanya seperti yang diberitakan. Banyak juga yang dapat majikan baik, dan memperlakukan mereka dengan layak. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Di dalam pesawat. Saya dapat tempat duduk di samping jendela. Posisi yang paling saya suka. Di samping saya, ada seorang ibu, orang Taiwan, dan ramah. Saya tersenyum ke arahnya, lalu duduk. Benar saja, mbak-mbak tadi tidak tampak di cabin saya. Pesawat pun take off. Saya mulai baca daftar film yang di sediakan China Airlines. Mungkin saat itu pesawat sudah berada di atas ketinggian sekian ribu kaki dari laut, ketika ibu di samping saya itu menyapa dengan bahasa mandarin. Lagi-lagi saya balas dengan bahasa Inggris. Dia nampak kebingungan, tersenyum, dan kembali diam. Cukup lama. Saya mulai menonton film yang saya pilih, yang ternyata film Thailand berjudul "Hello Stranger". Saya pun menyusun rencana: cukuplah dua jam nonton, 30 menit makan, sisanya tidur--untuk enam jam perjalanan udara dari Taipei ke Jakarta. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Tapi, rencana tinggalah rencana. Saat menonton film itu, saya berteriak pelan sambil tertawa, "haha..apa-apaan, parahlah." Seolah kaget, ibu itu tiba-tiba menoleh ke arah saya sambil bertanya, "Indonesia?". Seketika saya buka headset yang tengah saya pakai, "pardon?" tanya saya. Dia mengulang lagi sambil jelas tampak ragu, "Indonesia?". "Yeah, i'm Indonesian," kata saya pelan sambil masih meyakini bahwa ibu itu adalah orang Taiwan. </div>
<div>
"Hoalaaaaahhh..., bilang atuh dari tadi," katanya seketika sambil memukul-mukul bahu saya pelan. Saya bengong.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Pada akhirnya, saya lebih tertarik mendengar kisah si-ibu-di samping-saya itu. </div>
<div>
Dan cerita pertemuan di atas ketinggian ribuan kaki pun baru akan dimulai.....</div>
<div>
<b><i><br /></i></b></div>
<div>
<b><i>...........PART #2</i></b></div>
<div>
</div>achie martasasmitahttp://www.blogger.com/profile/18246295453849934161noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7196842566693827464.post-65924383659970765572012-01-01T09:42:00.004+07:002012-01-01T10:37:14.159+07:002011 untuk Kota Bandung<p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><i>*ditulis tgl 29 Desember 2011; dibuat untuk antaranews.com sebagai "Catatan Akhir Tahun" (numpang nampang di blog pribadi) </i></p><p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%">Pergantian tahun tinggal hitungan hari. Namun, apa yang sudah dilalui Kota Bandung sepanjang tahun 2011 ini menjadi ukiran prestasi yang dapat terus dirasakan hingga tahun-tahun berikutnya. Tahun 2011 bagi kota Bandung bisa dikatakan menjadi tahun yang cukup sibuk dalam penyelenggaraan sejumlah acara untuk pemuda, terlebih dalam bidang pendidikan. Tak tanggung-tanggung kegiatan-kegiatan yang telah digelar dalam kurun waktu duabelas bulan ini melibatkan para pemuda dari sejumlah negara di dunia. </p><p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%">Ya, nampaknya peran kota Bandung sebagai Ibukota Asia Afrika sekaligus kota dimana Konferensi Asia Afrika berlangsung pada tahun 1955 silam tetap ada, dan terus mempertahankan semangat tersebut dengan menjadi tuan rumah dari sejumlah kegiatan berskala internasional.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%">Dari sekian banyak kegiatan yang telah digelar selama beberapa bulan ke belakang, terdapat lima kegiatan yang sempat menjadi topik dalam beberapa media nasional dan internasional, di antaranya Tunza International Children and Youth Conference on Environment 2011, Konferensi Tekstil dan Kostum Internasional 2011, Seminar Internasional menyambut HUT KAA, Konferensi Internasional “Bandung Spirit”, dan Konferensi Internasional Budaya Sunda II. </p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%">Pada bulan September, kota Bandung disibukkan dengan dua buah kegiatan besar yang cukup menyita perhatian masyarakat internasional. Tepatnya 22 hingga 24 September 2011, Museum Konferensi Asia Afrika (KAA) menyelenggarakan Seminar Internasional bertajuk “Diplomasi Publik dan Pencitraan Indonesia dalam Perspektif Internasional” yang diselenggarakan atas kerjasama Museum KAA dengan Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Islam Bandung (Unisba). </p><p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%">Seminar ini menghadirkan pakar telekomunikasi dan media massa, Dirjen Informasi dan Diplomasi Publik Kementrian Luar Negeri RI Andri Hadi, dan sejumlah perwakilan negara dari Amerika Serikat, Australia, Thailand, Malaysia, dan Singapura. Selain seminar tersebut, sejumlah rangkaian yang melibatkan pemuda dari negara sahabat juga turut digelar, di antaranya diskusi “Uganda Hari Ini” yang menghadirkan mahasiswa asal Uganda dan pemutaran film documenter “Charlie Chaplin in Bandung” yang merupakan koleksi milik jurnalis senior asal Australia, Stephen J. Fleay, yang diperoleh dari sebuah studio film kuno Hindia Belanda di Negeri Kincir Angin tersebut.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%">Selang tiga hari setelahnya, kota Bandung mendapat kepercayaan untuk menjadi tuan rumah salah satu konferensi internasional untuk anak dan pemuda yang diselenggarakan oleh salah satu divisi lingkungan di Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), United Nations Environment Programme (UNEP). Sebanyak 1500 pemuda dan anak-anak dari 150 negara di dunia terlibat dalam Tunza International Children and Youth Conference on Environment 2011 ini. Bertempat di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), konferensi ini berlangsung selama lima hari, mulai dari 27 Sepetember hingga 1 Oktober 2011. </p><p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%">Konferensi yang digelar setiap dua tahun sekali ini diyakini bisa menjadi sejarah penting bagi kota Bandung. Ridwan Kamil, pegiat asal Bandung sekaligus salah satu panitia penyelenggara Tunza sempat menuturkan, posisi menjadi tuan rumah bagi konferensi ini sangatlah bergengsi. Terdapat banyak negara yang bersaing sehat untuk bisa menjadi tuan rumah penyelenggara Tunza. Bahkan, katanya, sebelum keputusan akhirnya dijatuhkan pada kota Bandung, sempat muncul nama kota lainnya di Indonesia yang juga menjadi pertimbangan. </p><p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%">Menjadi tuan rumah rupanya bukan satu-satunya alasan yang membuat kegiatan ini bersejarah. Alasan lainnya adalah dengan dinyatakannya Hutan Babakan Siliwangi sebagai Hutan Kota Dunia. Ini tentu menjadi kabar baik bagi sebagian besar masyarakat Bandung, karena sejak lama perdebatan mengenai pengalihfungsian Hutan Baksil antara pengusaha dan masyarakat tidak kunjung usai. Dengan dinyatakannya Hutan Baksil sebagai Hutan Kota Dunia membawa angin segar bagi masyarakat Bandung, terutama para pegiat asli Bandung, yang sempat patah hati. </p><p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%">Namun, permasalahan ternyata tidak selesai sampai di situ. Permasalahan selanjutnya justru menimbulkan berbagai pertanyaan, seperti Apa selanjutnya? Bagaimana mempertahankannya? Atau, sejauh mana ini akan bertahan? Mencari jawaban atas pertanyaan tersebut merupakan tugas bersama untuk tahun depan. </p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%">Selain dideklarasikannya Baksil sebagai Hutan Kota Dunia, ribuan anak dan pemuda dari 150 negara juga berkumpul untuk merumuskan sejumlah strategi untuk mengatasi masalah lingkungan global akibat perubahan iklim. Dari konferensi tersebut akhirnya melahirkan rumusan yang disebut sebagai “Bandung Declaration” yang kemudian akan dibawa ke konferensi lanjutan Rio+20 yang akan diselenggarakan di Rio de Janeiro, Brazil, pada Juni 2012 mendatang. “Bandung Declaration” tersebut akan dibahas di depan ratusan pemimpin negara di dunia sebagai perwakilan suara dari para pemuda dunia. </p><p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%">Dari konferensi Tunza juga lahir enam orang dewan penasehat muda atau ‘youth advisory council’ yang masing-masing mewakili setiap region. Salah seorang pemuda Indonesia, Gracia Paramitha, terpilih sebagai ‘youth advisory council’ untuk mewakili region Asia Pasifik. </p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%">Belum surut euphoria dari Tunza, kota Bandung kembali menjadi tuan rumah untuk konferensi internasional. Kali ini di bidang saintifik mengenai seni kriya, teknologi tekstil, dan kostum. Ini adalah kali pertamanya Indonesia menjadi tuan rumah konferensi bergengsi di kalangan para desainer dan ahli tekstil dunia. </p><p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%">Konferensi bertajuk “Heritage Textiles and Costume” ini diselenggarakan mulai 24 hingga 26 Oktober 2011 atas kerjasama Jurusan Kriya Tekstil Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan Ars Textrina University of Leeds Inggris dan Costume Culture Association Korea. Konferensi ini terdiri dari seminar, workshop, dan pameran. Peserta yang dilibatkan terdiri dari akademisi, pakar, dan mahasiswa dari Indonesia hingga mancanegara. Pameran fashion dan poster menjadi sesi yang paling ditunggu. Pasalnya, dalam pameran fashion yang berlangsung di Lawangwangi Art and Science Space tersebut menghadirkan ratusan karya dari tujuh negara, di antaranya Indonesia, Korea, Cina, Jepang, Israel, Filipina, dan Amerika Serikat. </p><p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%">Hal yang membanggakan, sebagian besar karya tersebut adalah hasil dari para mahasiswa kriya tekstil dan desain. Pameran ini juga melibatkan karya para desainer kenamaan Indonesia, seperti Barli Asmara, Tuty Cholid, Josephine Komara, dan Denny Wirawan.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%">Di bulan November, kota Bandung menjadi salah satu kota yang didatangi sebanyak 44 intelektual dari benua Asia, Afrika, dan Eropa yang dating untuk terlibat dalam Konferensi Internasional dan Multidisipliner Bandung Spirit pada 16 hingga 17 November 2011. Peserta berasal dari Nigeria, Moroko, Sweden, Bulgaria, Thailand, Vietnam, Singapura, Prancis, India, Kamerun, dan Belanda. </p><p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%">Kedatangan mereka ini bertujuan untuk merumuskan upaya peningkatan kegiatan pertukaran di bidang ekonomi, pendidikan, dan budaya antar negara-negara Asia dan Afrika, sedangkan Eropa sebagai pihak yang dianggap mampu berkontribusi di bidang pengetahuan dan kemampuan teknis. Konferensi ini dilangsungkan di empat kota berbeda, yaitu Jakarta (Universitas Indonesia), Bandung (Universitas Padjadjaran), Malang (Universitas Brawijaya), dan Bali (Universitas Udayana). </p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%">Tahun 2011 ini kemudian ditutup dengan konferensi internasional yang melibatkan 400 budayawan dan peserta, yaitu Konferensi Internasional Budaya Sunda (KIBS) II. Para pembicara yang dihadirkan di antaranya berasal dari Tanah Pasundan hingga mancanegara, seperti Jepang, Belanda, dan Amerika Serikat. </p><p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%">Bertempat di Gedung Merdeka Bandung, konferensi ini digelar selama empat hari, mulai 19 hingga 22 Desember 2011. Konferensi tersebut membahas tentang pengimplementasian budaya sunda dari berbagai aspek dan bidang, di antaranya sastra dan bahasa; kesenian dan arsitektur; sejarah, filologi, dan arkeologi; agama, filsafat, dan hukum; pendidikan dan kebudayaan sunda; ekonomi dan politik; serta aspek lingkungan hidup dan kemasyarakatan. <span style="line-height: 150%; ">Dari sejumlah seminar dan diskusi kemudian dihasilkan rekomendasi untuk dilakukan bersama.***</span><span style="line-height: 150%; "> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><o:p><i>Selamat tahun baru kota Bandung. 2011 telah rampung, 2012 sudah berlangsung. sukses selalu, segeralah cari walikota baru :))</i></o:p></p><p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><o:p><i> </i> </o:p></p>achie martasasmitahttp://www.blogger.com/profile/18246295453849934161noreply@blogger.com0