Saturday, 11 February 2012

bahasa sendiri

kata mereka, kata-kata saya sulit dimengerti
mereka bilang, saya punya bahasa sendiri

"kamu terlalu abstrak, dan, sulit disentuh," katanya.

saya tak pernah memohon seseorang untuk mengerti,
saya tak pernah menodong orang lain untuk memahami,

seseorang pernah bilang, "mata kamu selalu tampak menggebu"
"begitulah semesta di mata saya," kata saya, singkat.
"apakah saya termasuk dalam 'semesta' itu?" katanya.
"siapa pun boleh keluar-masuk"

satu ketika, seorang teman bertanya, "kenapa kamu selalu punya pertanyaan?"
"karena saya hidup," jawab saya, seketika.
"apakah pertanyaan itu simbol kehidupan?" tanyanya lagi.
"setidaknya, dalam sudut pandang saya, ya."
"kamu sulit dimengerti," katanya.
"memang gak ada yang harus dimengerti," jawab saya sekenanya.

memang tidak ada yang harus dimengerti. teori-teori itu sekali pun.
semua teori itu hanya rekonstruksi dari pemikiran seseorang, hanya saja dia lahir lebih dulu.
dan, kita, saya, terjebak dalam hegemoni yang menggiringnya pada pembenaran.
teori itu adalah bahasa mereka--para pendahulu, dalam memaknai sesuatu.
kita, dan saya, punya bahasa sendiri.

kita pun berhak berteori.

sekali lagi, tidak perlu ada yang harus dimengerti, sekali pun tulisan ini.

No comments:

Post a Comment