Saya mungkin tergolong sebagai orang yang narsis sama kotanya sendiri. Entahlah, bukan berarti etnosentrisme, tapi yang jelas saya memang sangat bangga menjadi warga kota Bandung. Buat saya, kota ini selalu menarik, dan akan terus menarik meski habis sudah setiap sudutnya saya ubek. oh ternyata, kota saya gak cuma menarik buat penghuninya aja, tapi juga para tetangga dari kota sebelah yang doyan menjadikan kota saya sebagai "halaman belakang" rumah mereka. Nah, herannya, lokasi-lokasi favorit yang seringkali diserbu pendatang ini justru gak ada satu pun yang masuk list tempat favorit versi saya. Jadi failed abislah kalo kamu jadiin tulisan saya ini sebagai guideline "Bandung where to go", eh atau jangan-jangan bisa jadi referensi baru? NAH
#1 Sumber Hidangan
Namanya emang kurang cathcy, maklum saja toko roti plus cafe ini udah berdiri sejak 1929. Tampilannya juga gak segaul cafe-cafe masa kini, tapi yang jelas tempat ini unik. Semua yang ada di toko ini serba antik, furniture sampai pelayannya juga antik! Baru masuk pintunya aja, kita udah bisa mencium aroma roti yang baru aja mateng. Aromanya khas, jauh dari aroma roti jaman sekarang di mal-mal itu. Pemilik dan pelayannya turun-temurun, dan kayanya sih mereka memang sengaja membatasi komunikasi dengan "orang luar". Serius, pelayanannya jutek abis, dan jarang senyum ke pelanggan. Tapi anehnya meski dijutekin, si pelanggan gak pernah kapok, dan tempat ini pun gak pernah sepi pengunjung. Gak jarang, saya mampir ke sini sendiri, dan selalu senang kalo dijutekin sama pelayannya. hahaha. inilah yang bikin tempat ini menarik. Tentuuuu selain roti kismisnya yang enak dan khas, plus menu favorit lainnya: homemade ice cream! Yes, es krim di sini gak kalah lah sama es krim di mal, malah jauh lebih enak dan harganya gak bikin enek. Segelas es krim berkisar antara Rp 6.000-8.000,00 plus segelas air putih. Kata ayah saya, "ini nih cara makan es krim yang bener". Saya semakin rajin ke tempat ini setelah baca buku Madre-nya Dee Lestari, saya rasa kalau suatu saat Dee mem-film-kan Madre, tempat inilah yang paling passs! Waktu yang cocok buat mampir ke sini tuh before sunset, dan please jangan liat andesit Jalan Braga yang ganggu itu ya.
sumber hidangan www.myplasa.com |
interior yang masih sangat asli www.dansapar.com |
#2 Maison Bogerijn (Braga Permai)
Masih di Jalan Braga. Buat saya, resto legendaris ini cukup eksotis. Lagi-lagi dari segi interior-eksterior memang gak se-classy resto di kawasan Dago-Ciburial, tapi resto ini justru nampak classy karena usianya yang nyaris seabad. Satu hal yang bikin saya suka tempat ini: payung tropis-nya! Berasa di cafe-cafe eropa (berasa udah tau aja eropa kaya apaan.hahaha), apalagi banyak banget bule yang sengaja mampir ke resto ini. Sebagian besar buat nostalgia atau penasaran sama cerita nenek-moyang mereka tentang resep masakan resto ini (meski pun sekarang udah gak pake resep Ratu Belanda lagi). Menu favorit saya: homemade ice cream, homemade pizza, dan kue berbentuk kaki kambing. Harganya kisaran antara Rp 10.000-30.000,00. Recommended: nikmatin ice cream tengah hari, atau dinner after sunset.
payung tropis andalan Braga Permai dok.pribadi |
hawaiian ice cream ala braga permai dok.pribadi |
#3 Tobucil
Sesuai namanya, tobucil (toko buku kecil), tempat ini memang tidak luas. tapi saya suka tempat ini! Buat saya, tempat ini lebih identik sebagai sarang ide dan kreativitas, ketimbang "toko buku". Tobucil lebih tepatnya adalah ruang terbuka bagi siapa aja yang ingin belajar, ya belajar apa pun. Mulai dari menulis hingga merajut. Saya lebih melihatnya sebagai art space karena setiap tahunnya Tobucil rutin menggelar Crafty Day, tempat berkumpulnya para perajin yang sebagian besar adalah anak-anak muda. Seperti di luar negeri sana, saat Crafty Day setiap pengunjung bisa ikut beberapa workshop, seperti workshop merajut, merenda, membuat boneka, bercerita, menulis, sampai membuat scrap book.
tobucil www.gogirlmagz.com |
crafty day! dok.pribadi |
#4 Cibadak
Kawasan ini memang terkenal macet karena berdekatan dengan sejumlah sentra perbelanjaan, pasar baru dan alun-alun. Butuh semangat lebih untuk bisa sampai ke lokasi ini. Cibadak masih termasuk kawasan pecinan terbesar di kota Bandung. Gak heran kalau di kawasan ini ada banyak toko berjejer. Seperti kawasan pecinan di sejumlah kota lainnya, sudah otomatis kawasan ini merupakan sebagian dari lokasi kota tua atau kota lama. Di sepanjang jalan Cibadak, saya selalu nemu barang-barang unik buat keperluan hobi saya--scrapbooking, dengan harga grosir yang super muraaah. Kadang, kalo lagi beruntung saya bisa nemuin aksesoris langka. Best Buy all the way deh!
#5 Boemi Nini Rooftop
Ini sih tempat 'rahasia' saya. Buat saya, rooftop ini cukup seksi. selain enak dipake buat nunggu sunset, rooftop boemi nini ini asik buat dipake nge-teh atau bakar sate (sok-sok-an barbeque bolehlaaah..). Kecil sih tempatnya, tapi sumpah pewe pisan. Rooftop ini seakan menjawab semua mimpi saya tentang rooftop impian (eeaaa). Dilapisin rumput dan dikelilingi tanaman rambat. unfortunately, saya gak punya fotonya :(
that's all.
hmmm sebenernya masih ada lagi sih tempat-tempat favorit ala saya. tapi the top 5-nya ya itu tadi. kalo mau coba dateng, silahkan, dan semoga sesuai ekspektasi yess. Well, semoga bisa berbagi lagi di edisi #SemingguSatu selanjutnya ya!
cheers! :)
Boemi Nini Rooftop ini tepatnya di jalan apa ya?
ReplyDelete